Mohon tunggu...
Geutrida Malthida
Geutrida Malthida Mohon Tunggu... Administrasi - Mother of 3 cats. SJ . 嵐 . Visca el Barca.

Life is hard tabun happy

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

[Edisi 10 Tahun] Drama Korea, Selalu Dinanti Selalu Di Hati

11 Agustus 2014   20:01 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:49 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Drama Korea sudah tidak laku dan makin tersisih?Ah, kata siapa....*ngunyah ikan peda* ____ Hampir 10 tahun, sejak 2004 silam saya berkenalan dengan ‘makhluk halus’ yang akrab saya sebut “drakor”, singkatan dari drama korea. Saya masih ingat, dua judul drakor yang pertama kali saya tonton (dulu masih numpang nonton dari tv ikan terbang) adalah “Full House” dan “Lovers in Paris”. Iya, saat itu saya masih SMA. Selama itu pula, drama televisi asal negeri ginseng tersebut mampu membuat hari-hari saya yang kadang kusam..kadang temaram..dan kadang datar-datar saja, menjadi lebih berwarna. Ceileeeh…uhuk uhuk! Kebetulan, saya bukan tipikal orang yang gemar shopping atau travelling. Bukan…bukan karna tidak suka, tapi karna isi kantong saya yang tidak pernah mendukung. Jadi saya hanya bisa menghibur diri dengan ngemil dan nonton. Memang apa saja yang bisa ditonton?Kalau gak siaran langsung sepakbola, film...yang terakhir ya drakor itu. Kasian ya saya, iya kasian banget...hiks. Seperti menonton sepakbola dan film, menonton drakor bagi saya sudah menjadi candu. Dan kalau ada yang bilang drakor itu seperti sinetron Indonesia, widiiih...siap-siap duel dengan saya satu lawan satu di pengkolan gang miun deh, saya ladenin! *hla* Terus, kenapa saya bisa jatuh cinta dan betah berlama-lama depan laptop / televisi hanya untuk mentengin drakor berepisode-episode (FYI aja sih, 16 episode drakor yang udah tamat tayang di Korea, biasanya kelar dalam dua hari. Kalau panjangan dikit sekitar 24 episode, bisa tiga sampai empat hari-an)? Di edisi spesial anniversary saya yang ke-10 dengan drakor (ckckck…anniversary kok sama drakor, parah lu Da!), saya akan bongkar rahasianya. Mau tau?Mau tau??Mau yaaaa??Kan biar sekalian saya komporin dengan 5 judul drakor ongoing yang sedang saya tonton…hahahaha. Cekidot, mba dan mas bro! Akting Jangan remehkan kualitas acting para aktor dan aktris Korea, karena mereka benar-banar mampu menjawai setiap karakter yang mereka perankan. Sampai sekarang saja saya masih suka heran, kenapa artis Korea itu begitu mudahnya mengeluarkan air mata saat ada scene menangis. Eiiitss…nangisnya gak main-main lho, hidung sama mata bisa ikutan merah saking kejernya mereka menangis. Klo udah total tingkat dewa, (maaf) ingus sama iler bisa ikutan beleberan kemana-mana. Benar-benar alami dan membuat para penontonnya ikut terhanyut. Sinetron Indonesia? Bentar, saya ambil balpirik dulu... [caption id="" align="aligncenter" width="580" caption="Jang Na Ra di drakor "Fated To Love You". Akting nangisnya dijamin bikin Ibu2 ngabisin tisu sekotak dan cucur sepiring..."][/caption] Chemistry Salah satu syarat drakor masuk kategori bagus (selain dari segi cerita) versi saya, adalah chemistry antar pemeran utamanya. Biasanya memang chemistry ini terjalin antara si pemeran pria dan pemeran wanita dan wajib dalam drakor bergenre comrom atau melodrama. Sama halnya dengan film, chemistry yang baik akan memberi nyawa pada sebuah drakor. Bagi saya, walau drakor bertabur bintang tapi pemainnya tidak punya kemampuan untuk membangus chemistry satu sama lain, drakor itu akan hambar dan tidak menarik. Ya, lagi-lagi kuliatas akting menjadi tolak ukurnya. [caption id="" align="aligncenter" width="580" caption="Couple kaporit saya di drakor "Joseon Gunman". Jangan ditanya chemistry-nya......bikin merinding!"]

[/caption] Moral of the story Kata siapa drakor hanya bisa menjual mimpi dan kisah percintaan ala Cinderella? Hehe…drakor itu gak selebar daun kelor, kawan. Ada berbagai cerita dan tema yang bisa diangkat oleh si penulis. Mulai dari kehidupan kelurga, rumah tangga, romance, criminal, politik, medis, music, ekonomi, sejarah, action, misteri hingga fantasy. Dan sedikit berbeda dengan drama Jepang atau Taiwan, moral of the story dalam sebuah drakor biasanya selalu tersirat dan tidak dijelaskan secara gamblang dalam sebuah dialog. Penontonlah yang mencerna sendiri apa maksud terselubung yang ingin disampaikan oleh sang sutradara dalam drakor buatannya. [caption id="" align="aligncenter" width="580" caption="Harta yang paling berharga....adalah keluarga. Gitu kta Euis..eh, Min Suk di drakor "King of High School""]
[/caption] Pemain Jika ada yang mengira dalam kesuksesan sebuah drakor hanya mengandalkan 2 tokoh utamanya (baik dari segi akting, chemistry dan cerita), rasa-rasanya Anda salah. Pemain utama pendukung (second lead male & female) dan berbagai karakter lainnya juga amat berperan penting. Dan soal wajah tampan atau cantik yang mempesona, jelas itu menjadi nilai lebih yang tidak akan disia-siakan oleh penonton wanita seperti saya…hahaha [caption id="" align="aligncenter" width="580" caption="Bapak - anak yang kompak dan koplak setiap saat, bikin drakor "Trot Lovers" makin ceria :)"]
[/caption] Cerita Di dalam drakor yang bagus terdapat cerita yang kuat. Itulah moto saya. Bukan hanya untuk drakor sih, tapi berlaku juga untuk film-film yang saya tonton. Ketika sebuah drakor memiliki cerita dan alur yang kuat serta mampu membuat saya penasaran di setiap episodenya, maka dijamin…saya tidak akan berpaling dari drakor tersebut. Terkadang, memang ada beberapa judul drakor yang diadaptasi dari drama Jepang atau Taiwan. Tapi walalu mereka melakukan adaptasi dari segi cerita, bisa dipastikan, gaya penyampaian dan rasa yang dihasilkan bisa jauh berbeda dari versi aslinya. Beda dalam hal positive tentunya. Yup, karena bagi saya drakor tetap lebih unggul. Entah sudah berpuluh ribu cerita yang diangkat dalam sebuah drakor, tapi selalu saja ada ide segar dan penuh kejutan yang hadir dalam drakor-drakor yang mereka sajikan hingga saat ini. Kejeniusan para sineas Korea rasa-rasanya patut saya beri jempol deh…. [caption id="" align="aligncenter" width="580" caption="It's Okay It's Love, drakor bertema 'mental illness' yang selalu punya kejutan di setiap episodenya."]
[/caption]

Kini, sepuluh tahun sudah berlalu. Terima kasih tumpukan keping CD drakor yang sampai saat ini masih bertengger di lemari kamar saya..dan beragaram kisah lucu, sedih, romantic, mengharukan hingga membuat kepala pusing yang sudah saya saksikan. Berharap suatu saat nanti, bukan hanya Korea..Jepang atau Taiwan yang mampu membuat drama televisi dengan kualitas jempolan, tapi Indonesia juga. Entah kapan, saya tidak tahu.... ____ Sekian curcol saya yang pastinya bikin bete teman-temin sekalian..hahaha. Gpp ya, besok saya kurangin deh curhat soal drakornya, ciyus…enelan. Selamat melanjutkan aktifitas, annyeong! semua pic dari dramabeans ya min...klo backsound dari sono

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun