Mereka balikan, saya langsung sujud syukur.
Andai writer-ni dan PD-nim ketiga drama ini ada Bekasi, saya bakal sowan ke rumahnya. Selain dialog yang menusuk tapi nggak menye-menye. Detail dari setiap adegan When the Weather is Fine, A Piece of Your Mind dan Do You Like Brahms? begitu membekas di hati saya. Tatapan sendu Eun Seob kepada Hye won. Senyum teduh Seo Woo kepada Ha Won. Hingga malu-malunya Song Ah menyatakan perasaannya kepada Joon Young.
Semua sudah punya porsinya masing-masing. Termasuk kiss-scene.
Kiss-scene dalam romance drakor buat saya penting. Bukan penting karena harus ada. Karena tanpa kiss-scene pun, kalau writer-nim dan PD-nim nya pinter, feel romantis akan tetap sampai ke penonton kok.
Dan untungnya...ketiga drama kesayangan ini, tidak banyak mengumbar kiss-scene. Sekalinya ada, timing nya pas. Coba saja intip cuplikan kiss-scene Do You Like Brahms? di youtube.
Moment saat Joon Young mencium Song Ah di ruang musik. Di ruang ganti dan terakhir di kamar hotel memiliki perbedaan yang nyata. Feel-nya sesuai dengan status mereka satu itu.
Jujur, saya sampai geleng-geleng dibuatnya. Kok bisa Kim Min Jae dan Park Eun Bi menginterpetasikan apa yang ingin disampaikan oleh sutradara ke penonton dengan sangat sempurna. Gila.
Romance klasik, mungkin ini saya menyebutnya. Romance dengan alur yang lambat. Konflik batin yang realistis dan manusiawi. Minim tokoh dengan karakter menyebalkan. Yang terpenting, butuh proses dari masing-masing tokohnya untuk saling jatuh cinta. Tanpa harus bertabur dialog ajaib dan dengan skin ship seperlunya.
Apa yang lebih membahagiakan ketika kita bisa makan di kantin berdua si doi. Dapet hadiah payung supaya kalau yang hujan turun lagi (gak usah nyanyi deh!), bisa payungan bareng.
Atau sekedar duduk tangga kampus sambil makan es krim. Senorak itu kan kita kalau sedang jatuh cinta?Bahkan Song Ah nyimpen tiket bus perjalanan nge-date dia dengan Joon Young ke Daejeon di dompetnya. Ckckkck..