Mohon tunggu...
Geutrida Malthida
Geutrida Malthida Mohon Tunggu... Administrasi - Mother of 3 cats. SJ . 嵐 . Visca el Barca.

Life is hard tabun happy

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

“Predestination”: Ketika Takdir Sudah Berbicara

29 Desember 2014   19:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:14 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Om Ethan makin ganteng aje...*eh (www.movpins.com)

[caption id="" align="aligncenter" width="627" caption="Ethan Hawke, GGS...Ganteng-Ganteng Sering naek mesin waktu...*halah (www.movpins.com)"][/caption] “Apa yang akan Anda lakukan jika memiliki kesempatan untuk mengubah takdir?” ____ Dua minggu, butuh waktu selama dua minggu bagi saya untuk menulis kembali apa yang ada di dalam benak setelah menyaksikan film yang kalau boleh saya katakan, salah satu film terbaik di tahun ini. Sebuah underdog movie yang mampu menghasilkan decak kagum tiada henti. Sebuah film bertema time travel yang tak hanya mampu menggelitik nalar, tapi juga iman. Salah satu film kelas B tanpa kualiatas kacangan. Meminjam narasi dari novel “All You Zombie” karya Robert Anson Heinlein, Predestination memulai kisahnya dengan mengenalkan kita akan sosok seorang agen lintas waktu yang bertugas mencegah kejahatan yang terjadi di masa lalu (Ethan Hwake). Sebelum pensiun, sang agen mempunyai tugas akhir menangkap seorang kriminal handal yang bernama “Fizzle Bomber” yang akan melakukan pengeboman masal di New York tahun 1975. Tak ingin gagal untuk yang kedua kalinya dalam upaya menangkap Fizzle Bomber, agen tersebut kembali ke tahun 1968 dan menyamar sebagai bartender di sebuah bar. Disaat itulah, dia berkenalan dengan “The Unmarried Mother”, seorang pemuda yang bekerja sebagai kolomnis di sebuah majalah terkenal (Sarah Snook). Silahkan terkejut,  siapa sangka bahwa pemuda itu dulunya adalah seorang wanita. Wanita yang depresi yang patah hati. Merasa iba dengan masa lalu si “Unmarried Mother”, sang agen pun menawarkan bantuan untuk membawa sang “Unmarreid Mother” tersebut kehadapan pria yang pernah menyakitinya. Tentu saja dengan bantuan mesin waktu miliknya….dan dengan sebuah syarat. Sang “Unmarried Mother” harus membantunya menangkap Fizzle Bomber dan menggantikan perannya sebagai seorang agen lintas waktu. Then the mindblowing stories begin... [caption id="" align="alignnone" width="627" caption="Ini Sarah Snook ye...bukan Sarah Sechan (resources3.news)"]

Ini Sarah Snoock ye...bukan Sarah Sechan (resources3.news)
Ini Sarah Snoock ye...bukan Sarah Sechan (resources3.news)
[/caption] Jangan khawatir, film ini mungkin tidak seberat Inception atau Memento milik Nolan. Namun begitu, walau sama-sama mengusung genre Sci-Fi yang memakai alur maju mundur, Predestination memiliki warnanya sendiri. Dan warna tersebut tak kalah abu-abu dengan film bertema time paradox yang pernah ada. Silahkan lihat bagaimana Spierg Brothers mampu menciptakan scoring music yang renyah tanpa mendramatisir dan mengajak kita berkeliling dengan setting waktu yang terbentang dari tahun 1940 hingga 1990an. Nuansa biru-putih dipusat pelatihan Space Corp, setingan bar era 60an dan yang tak kalah memanjakan mata adalah tatanan kostum yang membuat saya terbelalak. Betul, ijinkan saya mengangkat topi setinggi-tingginya kepada make up artist, yang sanggup membuat seorang Sarah Snook terlihat layakanya Leonardo Di Caprio dikala muda. Dan pastinya, packaging yang menawan itu semakin sempurna dengan kualiats acting Sarah yang ternyata...we ow we, WOW. Jika disuruh memilih siapa yang layak menjadi “man of the match” dalam film ini, tanpa pikir panjang saya akan menunjuk Sarah, bukan Ethan yang wajahnya nampang segede gaban di poster filmnya. Raut depresi, jatuh cinta, marah dan terluka…semua mampu ditampilkan Sarah dengan sangat natural. Bukan berarti Ethan tidak tampil maksimal, namun pemeran tokoh Jessabelle tersebut mampu tampil lebih ‘gila’, berbeda dengan Ethan dan Noah Taylor yang cenderung bermain ‘aman’. Namun tetap, chemistry yang dibandung ketiganya di film ini selama 97 menit tetap menjadi hidangan utama. [caption id="" align="alignnone" width="627" caption="Noah Tayler, kalem tapi menghanyutkan (www.movpins.com)"]
Noah Tayler, kalem tapi menghanyutkan (www.movpins.com)
Noah Tayler, kalem tapi menghanyutkan (www.movpins.com)
[/caption] Dan semua paket lengkap yang sudah saya sebutkan di atas, ditutup dengan twist yang sederhana. Sesederhana ungkapan “bagaikan ular yang menggigit ekornya sendiri……” Sekali lagi, industri film Australia benar-benar menunjukkan taringnya di kancah dunia. Tak butuh budget besar-besaran untuk menggarap sebuah film berkelas yang benar-benar memorable. Setelah “Son of a Gun’, “The Rover” dan The Babadook”…kini hadir “Predestination”. Sebuah film minblowing yang sangat menohok. Ya, diakhir film Predestination sanggup memberikan jawaban atas pertanyaan “mana lebih dulu, ayam atau telur?” dengan sangat manis tanpa harus menghakimi dan membuat saya merenung selama beberapa hari. Sebuah perenungan liar dan abal-abal tentunya. Bahwa filsafat keilmuan, doktrin-doktrin agama dan segala kemampuan super canggih yang bisa dimiliki oleh manusia di dunia ini, pada akhirnya akan berujung dalam satu kata yang dinamakan.........takdir. Ah.., simply amazing! ____ Preestination akan tayang di bioskop, besok, 30 Desember 2014. Saran saya bagi yang ingin menonton, jangan terlalu banyak membaca reviewnya apalagi mengintip spoiler yang sudah berterbangan di mbah google ya. Karena itu akan mengurangi kemikmatan dari film ini, ciyus deh. Akhir curcol, saya ucapkan selamat berlibur dan selamat menyambut Tahun baru 2015 kepada teman-temin sekalian. Semoga segala kebaikan menyertai kita semua di tahun yang akan datang....dan Barca bisa meraih banyak gelar,  aamiin..................

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun