Kegiatan mengkaji lingkungan berkembang pesat saat ini. Isu-isu lingkungan terus bermunculan dengan format-formatnya yang semakin menarik untuk ditilik lebih dalam karena perkembangannya yang semakin meningkat bila diliat dari banyaknya bencana yang terjadi akibat ulah manusia, perubahan iklim yang terus mengancam, dan juga pemanasan global. Disinilah kemudian komunikasi lingkungan memiliki peran. Komunikasi lingkungan yaitu rencana atau strategi yang menggunakan proses komunikasi dan produk media untuk membantu efektivitas pembuatan kebijakan lingkungan, partisipasi publik, dan kemudian implementasinya pada lingkungan (Oepen, 1996:6). Dalam hal ini, komunikasi lingkungan ada dalam integrasi dengan kebijakan. Robert Cox dana bukunya yang berjudul Environmental Communication and the Public Sphere menyatakan bahwa komunikasi lingkungan berperan sebagai sarana yang pragmatis dan konstitutif untuk memberikan paham bertema lingkungan pada masyarakat yang berhubungan dengan alam. Hal ini menjadi sebuah media simbolik yang berguna sebagai pencipta masalah lingkungan dan menegosiasikan perbedaan respon terhadap masalah lingkungan yang terjadi. Maka dapat dikatakan bahwa komunikasi lingkungan menciptakan satu paham yang sama mengenai masalah lingkungan (Cox, 2010:20).
Masalah yang muncul pada perencanaa kebijakan lingkungan biasanya disebabkan karena solusi atau inovasi yang diberikan tidak sepenuhnya mampu diterima oleh masyarakat. Untuk mengatasi hal ini maka diperlukan komunikasi dua arah antara pembuat kebijakan dan masyarakat sendiri sehingga tercipta situasi yang seimbang (win-win situations) karena kebijakan seharusnya tidak hanya diterima namun juga dijalankan oleh masyarakat. Komunikasi lingkungan menyambungkan pembuat kebijakan dengan masyarakat dengan orientasinya pada proses, bukan tujuan. Dari sini kita dapat melihat bagaimana peran komunikasi baik dalam memunculkan isu dan memberikan inovasi atau solusi sehingga dapat diketahui oleh pihak-pihak terkait. Media massa juga memiliki peran yang penting karena informasi yang didapat masyarakat juga menimbulkan keinginan masyarakat untuk berpartisipasi dalam isu lingkungan. Teori agenda setting mampu memberikan gambaran betapa media menjadi bagian yang sangat vital dalam penyebaran informasi dan penentuan isu ditengah masyarakat oleh media.
Terdapat sepuluh langkah dalam menjalankan strategi komunikasi lingkungan, yaitu :
Stage 1 Penilaian
- Menganalisis situasi dan mengidentifikasi masalah
- Menganalisis pihak-pihak yang terlibat
- Melakukan komunikasi yang objektif sehingga mampu meningkatkan pengetahuan dan mampu mempengaruhi perilaku.
Stage 2 Perencanaan
- Mengembangkan strategi komunikasi
- Momotivasi dan memobilisir masyarakat
- Memilih media
Stage 3 Produksi
- Mendesain pesan yang ingin disampaikan
- Memproduksi media dan melakukan tes sebelumnya
Stage 4 Aksi dan Refleksi
- Menyebarkan pesan melalui media
- Melakukan dokumentasi, monitoring, dan evaluasi
Dalam melaksanakannya, perlu dipilih aktor yang tepat dan sudah bisa dimulai dari tataran lokal. Penggunaan medianya dapat dipilih yang sesuai dengan audiensnya sehingga hasilnya optimal.
Sumber:
Oepen, Manfred and Hamacher, Winfried. (1999). Environmental Communication for Sustainable Development.