Mohon tunggu...
Edi Suwandi
Edi Suwandi Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Lir-ilir, lir-ilir tandure wis sumilir Tak ijo royo-royo, tak senggo temanten anyar... ...... Bahagia itu Sederhana.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sederhana Saja

28 Oktober 2012   13:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:17 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Sikap sederhana, ternyata tidak sederhana. Sikap hidup sederhana tidak sesederhana menasehatkannya. Buktinya, meskipun dari dulu dikampanyekan, belum terlihat ada pendukungnya, kecuali dari kalangan mereka yang memang kesederhanaan sudah menjadi keniscayaan mereka" www.Gusmus.net


Apa yang dikemukakan Gus Mus rasanya memang sesuai realitas di masyarakat, sikap hidup

sederhana tak sesederhana menasehatkannya, padahal itulah sikap yang dicontohkan oleh Kanjeng Nabi Muhammad SAW, karena Hidup sederhana bukan hanya tentang diri kita sendiri namun juga menyangkut kehidupan sosial kita, bagaimana kita bersikap, berempati, besimpati, dan ikut merasakan kesusahan orang lain.


Seiring di era Globalisasi ini dimana Dampak positifnya yang berbanding lurus dengan Dampak negatifnya menyebabkan nilai-nilai konsumtif, materialis, hedonis semakin kuat maka tak heran apabila Gaya Hidup sederhana menjadi menjadi semakin tak sesederhana jalannya karena nilai-nilainya jelas-jelas bertentangan dengan Dampak Globalisasi,


--


“Di seribu harinya Gus Dur ini saya ajak sampean semua yang mengaku cinta sama Gus Dur, ayo kita lawan gaya hidup berlebih-lebihan di Tanah Air ini dengan gaya hidup sederhana,” Pinta Gus Mus kepada hadirin peringatan 1000 hari Gus Dur beberapa waktu yang lalu,

Menurut Gus Mus, kecintaan kepada dunia telah menyeret banyak orang pada tindak kesalahan, seperti korupsi dan tamak kekuasaan. Sepintas mereka terlihat kaya dan mulia tapi sejatinya mereka sangatlah fakir dan miskin. www.nu.or.id


--


Hidup sederhana bukan berarti miskin, sederhana berarti cukup dan mencukupi segala kebutuhan hidup, kebutuhan rohani, jasmani, maupun materi. Cukup disini tentu memiliki makna yang luas, dalam artian adalah bagaimana kita selalu mensyukuri nikmat yang ada (qona’ah) dengan apa yang kita miliki, dan terus berusaha dengan maksimal mendapatkan yang lebih, dengan begitu kita akan selalu merasa bahagia dalam kehidupan. Dari ini bisa dipahami bahwa konsep sederhana yang tengah kita bincang adalah sebuah kepantasan dan kewajaran tanpa memaksakan sesuatu yg diluar jangkauan kita. Jalankanlah apa yang ada saja yang masih dalam jangkauan dan kemampuan (Dito Alif Pratama) www.nu.or.id


Dalam Bahasa mudahnya cukupkan apa yang anda butuhkan bukan penuhi apa yang anda inginkan


Semoga kita bisa melaksanakannya. Amin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun