Betapa sedih hati ini, sudah jatuh tertimpa tangga pula, tiada tempat mengadu selain kepada sang Pencipta Allah swt, tiada cerita selain ukiran tangan berbentuk tulisan sembari tangan menggeletar karena tak sanggup, air mata berlinang tiada arti, kepala tertunduk tiada pikir, mulut membisu tanpa terucap, inilah gambaranku saat ini.
Ya Allah, Apakah ini Cobaan dan UjianMu, jika iya kuatkan aku ya Allah, sebab cobaan ini benar-benar luar biasa "aku jatuh tertimpa tangga masuk lagi ke dalam selokan", Jika ini cobaanMu aku ikhlas ya Allah. Harapanku agar cobaan ini cepat selesai, keinginanku cobaan ini ada jalan keluarnya, cita-citaku dari cobaan ini menjadi makna dan pelajaran yang amat dalam dan tidak akan aku lupakan sebagai bias-bias kehidupan masa depan.
Tiada yang dapat aku perbuat selain pasrah kepadaMu ya Allah, tiada kata-kata yang terucap selain membisu, tiada tinta yang tertoreh selain untaian kata-kata harapan dan hikmah mendalam, dan tiada teman tempat mengadu selain ungkapan tertoreh dalam sebuah artikel.
Kendati cobaan dan ujian ini terus menggelayuti perjalananku saat ini, aku akan tetap tegar, aku tetap semangat, aku tetap kuat. Tiada putus asa, tiada kata cengeng, tiada kata berharap dan tiada waktu untuk mengemis. Aku hanya bisa pasrah dan berusaha dan aku tetap akan menjadi diri sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H