Mohon tunggu...
Henri S. Sasmita
Henri S. Sasmita Mohon Tunggu... Lainnya - Pengajar

Enthusiasm in education | Pandu Digital | Enthusiastic about law, art, culture, society, and technology | henry@office.seamolec.org

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Dualitas Sekolah: Lembaga Sosial dan Bisnis Perspektif dan Konteks yang Membentuk Karakteristiknya

20 Juli 2023   22:59 Diperbarui: 21 Juli 2023   12:50 948
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan berbeda dengan lembaga bisnis karena mencerminkan idealisme pengembangan ilmu dan manusia. Etika pendidikan lebih berfokus pada manusia serta proses pembelajaran, tidak seperti lembaga bisnis yang lebih menitikberatkan pada pencapaian keuntungan finansial. Berbagai pihak yang terlibat stakeholder dalam dunia pendidikan sangat beragam. Hasil dari pendidikan juga tidak dapat dilihat secara langsung.

Pendidikan dapat mengalami kecenderungan untuk berfokus pada tujuan jangka pendek, mengutamakan hasil daripada proses, menekankan penampilan fisik, dan melupakan pentingnya kurikulum, standar proses, dan standar isi. Bisa kita perhatikan proses masuk kesebuah sekolah, calon siswa harus melewati tes yang sangat ketat untuk dapat diterima di sekolah tersebut dari mulai tes tulis hingga psikotes. 

Jika calon siswa tersebut dianggap kurang berkualitas, bagaimana perlakuan atau tindakan selanjutnya dan sekolah tersebut hanya menerima siswa dengan nilai rata-rata tinggi, alhasil dipandang sebagai sekolah terbaik karena tingkat prestasi siswanya yang tinggi. 

Dengan demikian siswa tetap bisa mencapai prestasi karena mereka memiliki pola belajar yang terstruktur dan serta kemampuan mereka sangat baik didukung oleh fasilitas sekolah yang mumpuni. Konsekuensi logisnya para pengajar tidak memerlukan usaha yang lebih keras untuk meningkatkan akademik siswa nya tersebut.

Bagaimana nasib sekolah yang menerima siswa dari berbagai latar belakang dan golongan ekonomi menengah ke bawah yang memiliki pengajar-pengajarnya bekerja keras untuk membantu siswa mencapai prestasi, yang hanya mendapat honor kecil dengan hitungan sebulan bekerja dibayar seminggu,  pengajar seperti ini tidak mendapatkan penghargaan yang sepadan. 

Karena akan luar biasa jika pengajar-pengajar tersebut bekerja keras untuk mengajar siswa yang dianggap kurang berkualitas bahkan berlokasi di daerah terpencil. Maka pandangan tentang sekolah yang baik juga berubah, seolah-olah sekolah yang berada di perkotaan dan mahal dengan kurikulum impor, fasilitas bahasa Inggris oleh guru penutur asli, serta fasilitas mewah dan unggul dibandingkan dengan sekolah lainnya.

Dalam era globalisasi dan persaingan yang semakin ketat, dunia pendidikan juga menghadapi tekanan untuk bersaing seperti layaknya dunia bisnis. 

Beberapa strategi yang digunakan dalam persaingan pendidikan serupa dengan yang diterapkan dalam dunia bisnis, antara lain:

1. Peningkatan Kualitas: lembaga pendidikan perlu berupaya meningkatkan kualitas layanan dan produknya. Ini termasuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja, merekrut tenaga pengajar berkualitas, menggunakan teknologi pendidikan inovatif, serta menyediakan fasilitas belajar yang modern dan memadai.

2. Inovasi: dunia pendidikan harus terus berinovasi dalam metode pengajaran, pendekatan pembelajaran, dan teknologi yang digunakan. Inovasi membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses belajar mengajar, serta membuka peluang baru untuk menghadapi tantangan pendidikan di masa depan.

3. Pemasaran dan Branding: Sama seperti dalam ranah bisnis, lembaga pendidikan harus menciptakan citra dan identitas yang kuat guna menarik minat calon siswa. Strategi pemasaran yang efektif akan meningkatkan daya tarik lembaga pendidikan serta menyampaikan nilai-nilai unik yang ditawarkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun