Mohon tunggu...
Iden Ridwan
Iden Ridwan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Seorang hamba sahaya, hanya itu saja.

Selanjutnya

Tutup

Roman

Meingikhlaskan Kehilangan: Sebuah Perspektif Nihilistik

29 Agustus 2024   03:20 Diperbarui: 29 Agustus 2024   03:29 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Roman. Sumber ilustrasi: pixabay.com/qrzt

Kehilangan seseorang yang pernah dekat dengan kita bisa menjadi pengalaman yang sangat memilukan. Kadang, kita mendapati diri kita terjebak dalam pusaran kesedihan yang seolah tidak pernah berakhir, bertanya-tanya apakah mungkin ada yang lebih baik yang akan datang. Namun, seringkali kita harus menghadapi kenyataan pahit bahwa sosok yang pergi dari hidup kita mungkin saja merasa dirinya tidak pernah menjadi yang terbaik. Dalam kerangka pemikiran ini, mencoba untuk ikhlas mungkin adalah satu-satunya cara untuk menemukan kedamaian di tengah kehampaan yang terasa begitu mendalam.

Dalam pandangan nihilistik, kehidupan dan hubungan yang kita anggap penting sering kali dipandang sebagai sesuatu yang tidak memiliki makna intrinsik. Keberadaan kita dan hubungan kita dengan orang lain hanya berfungsi sebagai sebuah ilusi, tempat kita mencoba mencari arti di tengah kekosongan eksistensi. Ketika seseorang yang kita cintai meninggalkan kita, kita dihadapkan pada kenyataan bahwa dalam skema besar kehidupan, mereka hanyalah bagian dari sesuatu yang jauh lebih besar dan lebih acak. Kita mungkin merasa kesal karena kehilangan mereka, namun pada akhirnya, itu adalah bagian dari permainan acak yang tidak memiliki aturan tetap.

Kehilangan sering kali memunculkan perasaan kesedihan yang mendalam, tetapi jika kita mengadopsi pandangan nihilistik, kita dapat memahami bahwa kesedihan itu sendiri tidak memiliki arti yang tetap. Dalam konteks ini, mengikhlaskan seseorang yang pergi bukanlah tentang meredakan rasa sakit atau menunggu seseorang yang lebih baik datang. Sebaliknya, itu adalah tentang menerima bahwa tidak ada makna mendalam di balik kepergian mereka, dan bahwa perasaan kita hanya mencerminkan kekosongan yang lebih luas.

Dengan sikap ini, mengikhlaskan seseorang menjadi sebuah tindakan penyesuaian diri dengan kenyataan yang keras. Ini adalah usaha untuk menemukan ketenangan di tengah ketidakpastian dan kekacauan. Mengikhlaskan seseorang bukan berarti kita melupakan mereka atau mengabaikan perasaan kita, tetapi lebih kepada menerima bahwa dalam skema besar kehidupan, kepergian mereka hanyalah salah satu dari banyak kejadian yang tidak bisa kita kontrol atau artikan secara mendalam.

Tabah dalam menghadapi kehilangan berarti kita belajar untuk mengarungi kehidupan dengan kesadaran bahwa semua hal, termasuk hubungan dan kehilangan, adalah bagian dari siklus yang lebih besar dan acak. Dalam dunia yang penuh dengan kekacauan dan ketidakpastian, kekuatan kita untuk menerima dan melanjutkan adalah salah satu bentuk keberanian yang paling murni. Meskipun rasanya mungkin seolah kita terjebak dalam lingkaran kesedihan, pada akhirnya, kita menemukan bahwa ketabahan adalah cara kita untuk mengarungi eksistensi yang penuh dengan kekosongan.

Dengan kata lain, mengikhlaskan seseorang yang pergi adalah tentang merelakan keinginan kita untuk menemukan makna dalam setiap peristiwa dan memilih untuk hidup dengan cara yang lebih damai, meskipun kita tahu bahwa segala sesuatu di sekitar kita hanyalah ilusi dari keberadaan yang tidak terdefinisi. Ini adalah pengingat bahwa dalam kekosongan yang menyelubungi kita, ketabahan adalah satu-satunya cahaya yang dapat kita pegang, dan bahwa penerimaan adalah langkah pertama menuju kedamaian dalam kekacauan hidup yang tidak terduga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun