Mohon tunggu...
Ide Digital Bring IT to Digital
Ide Digital Bring IT to Digital Mohon Tunggu... -

We are an integrated IT solution company, located in Bandung - Indonesia, which delivers services in software development, IT infrastructure, creative strategy and digital marketing.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bakteri Di Tubuh Tentukan Pada Siapa Kita Jatuh Cinta

26 Februari 2015   21:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:27 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

IDE DIGITAL - Begitu banyak bakteri yang hidup di tubuh manusia, sel-sel bakteri-bakteri itu lebih banyak dari sel manusia dan ternyata selain penampilan, sifat, humor atau kecerdasan, bakteri-bakteri tersebut juga menentukan kepada siapa manusia jatuh cinta.

Sebuah penelitian yang dilakukan pada November 2014 di Belanda menemukan bahwa satu pasangan biasanya memiliki sekelompok mikroba yang sama di dalam mulut mereka. Penelitian ini pun mengungkap bahwa berciuman selama 10 detik saja dapat menjadi saluran perpindahan jutaan bakteri, demikian studi yang diterbitkan dalam jurnal Microbiome itu.

"Jadi tak mengejutkan jika mereka tidak saja memengaruhi proses metabolisme, tetapi juga terhadap cara Anda menilai sesuatu, termasuk soal daya tarik seksual," kata Dr William Miller, pakar biologi evolusi dan penulis buku "The Microcosm Within: Evolution in the Hologenome".

Pada penelitian lain di tahun 1995, menunjukkan bahwa manusia akan lebih tertarik pada manusia lain yang memiliki sistem kekebalan tubuhnya berbeda, sehingga dapat melengkapi sistem kekebalan dalam dirinya. Temuan ini pun dianggap masuk akal dari sudut pandang evolusi, sebab satu pasangan yang mempunyai sistem kekebalan tubuh berbeda akan melahirkan anak yang lebih kebal terhadap penyakit.

Penelitian ini ditemukan para peneliti Swiis dalam eksperimen yang melibatkan mahasiswa perempuan dan lelaki. Mahasiswa lelaki tersebut diminta mengenakan kaos yang selama dua hari berturut-turut dipakai tanpa parfum atau wewangian tubuh. Kemudian para mahasiswi diminta untuk memilih kaos yang disukai tanpa mengetahui siapa pemilik kaos tersebut.

Setiap mahasiswi ternyata memilih kaos milik mahasiswa yang mempunyai sistem kekebalan tubuh sangat berbeda dari dirinya. Aroma tubuh manusia sendiri biasanya dipicu oleh bakteri yang hidup di tubuh manusia, terutama yang berada di sekitar kelenjar keringat manusia. Penelitian tersebut diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the Royal Society B.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun