Ada cerita menarik di hari Senin, 10 Januari 2022 lalu. Seperti hari Senin pada umumnya, selalu saja terasa agak berat untuk menjalaninya di awal ya ga sih? Mikir... bisa ga ya menuntaskan hari Senin dengan 7 sesi online yang sudah terjadwal di hari itu?
Salah dua sesinya adalah agenda penting Fakultas yaitu Rapat Senat Terbuka dan Tasyakuran dalam rangka Dies Natalis. Hadir, seperti tahun-tahun sebelumnya. Btw, sudah lama saya tidak menjadi panitia..terakhir sudah di tahun 2016 yg lalu Tahun ini saya masih mengikuti secara daring, tetep dari rumah.
Pada Rapat Senat Terbuka, Pimpinan Fakultas menyampaikan update pengelolaan fakultas, dilanjutkan dg Tasyakuran.
Dulu, seneng ikut acara Tasyakuran karena biasanya ada doorprize , makan-makan, bisa kumpul-kumpul. Bagi saya yg introvert, dosis pertemuan besar seperti ini diadakan 2x setahun (satunya lagi pas Syawalan) sudah cukup lah.. Sayangnya, saya tidak berbakat dapat doorprize
Wow ternyata kemarin dapet dong.. 2x malah. Sempet bertanya-tanya seminggu setelahnya, "Kok belum dikontak oleh panitia nih? hahaha...ya sudah, kalau mereka lupa ya, berarti memang saya ga bakat". Akhirnya, sudah dapet transferan uang digital 3 hari lalu, yeay. Beneran, jadi dapet doorprize. I'm so lucky then!
Hadiah pertama karena ada angka 57 di ID saya..kebetulan bukan di KTP, tapi di paspor. Kemudian, hadiah kedua karena dapat skor urutan ke-11 saat ngerjain kuis.. so lucky, karena hanya diambil 11 pemenang dan saya di urutan ke-11 cuy!
Kekagetan sesungguhnya, hadiah ketiga ternyata ada! Bisa dibilang doorprize juga. Saya dapet certificate of appreciation karena di tahun 2021 saya mencatatkan 3 karya kekayaan intelektual.
Sebenarnya, saya berpikir dapat apresiasi ini sebagai penghiburan saja, yaitu Fakultas berbaik hati, sengaja ngasih sertifikat penghargaan karena melihat saya sudah gagal banyak di 2021 itu.. telak pula gagalnya tentang urusan sekolah S3 itu...di saat teman-teman saya yang lain berhasil dapat beasiswa, saya sendirian yang gagal. Nyesek ga tuh?Â
Ya namanya orang sedang 'kurang waras ya'... overthinking menjadi koentji ketidakwarasan.
Jujurly, susah banget mengapresiasi upaya diri sendiri. Yang terngiang-ngiang adalah kegagalannya saja, rasa malu, self-judgment bahwa diri ini inkompeten, dan karenanya sungguh saya tidak mau dikasihani.Â
Kadang lebih banyak minder daripada optimis.