[caption id="attachment_134143" align="alignright" width="300" caption="* Foto koleksi pribadi."][/caption] Sedang mengingat pernyataan seorang teman di Papua yang sangat mengejutkan bagiku dan termasuk lucu menurutku untuk golongan orang tua seperti beliau. Ketika saya bertanya tentang alasan beliau hingga tidak menyekolahkan anaknya. Saat itu dia hanya tertawa sambil menjawab sesuka hati, jawaban yang keluar dari mulutnya adalah bahwa Seberapa tinggi anak-anak dari suku mereka nanti bersekolah, tidak akan bisa menyamai kualitas orang bule. Ketika saya bertanya kenapa beliau berkata demikian, beliaupun kembali tertawa dan memberikan argumen yang lucu menurutku. Jawaban selanjutnya adalah Bagaimana anak-anak mereka bisa disamakan dengan anak-anak bule, jika makanan sudah berbeda. Beliau berkata bahwa anak-anak orang bule sarapan dengan roti keju serta minum susu. Sementara anak-anak mereka sarapan dengan makan Sagu Bola (makanan yang terbuat dari sagu dan di bentuk seperti bola) dan minum air putih. Saya hanya bisa mengutuk dalam hati mendengar jawaban seperti itu. Haruskah perbedaan makanan kemudian menjadi alasan? ....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H