Untuk masyarakat pinggiran Jakarta kereta api memang menjadi angkutan favorit karena di samping cepat ke tempat tujuan, tiket kereta api terbilang relatife murah walaupun masih tetap berdesak-desakan apalagi saat jam pulang atau pergi ke kantor.
Begitu juga halnya dengan saya, kereta api menjadi pilihan kedua setelah kendaraan bermotor tentunya. Pertama kali naik kereta commuter line ada perasaan bangga karena di Jabodetabek sudah mulai ada angkutan masal yang cukup bagus dalam pelayanan dan tentunya mengajarkan sebagian masyarakat jabodetabek untuk hidup disiplin. Misalnya aturan-aturan yang ada di dalam kereta api yang harus dipatuhi maupun saat keluar stasiun budaya antri harus mulai diterapkan.
Namun cerita menjadi lain ketika di hari Sabtu pertengahan bulan September saya pulang kerja menggunakan kereta commuter line dari stasiun Cakung menuju stasiun Bekasi. Saat itu kereta api menjadi pilihan saya disebabkan jalan Bekasi Raya mengalami kemacetan yang belakangan ini diketahui penyebabnya adalahkendaraan yang masuk untuk KIR.
Hari Sabtu kereta agak sedikit lengang, tak banyak penumpang seperti di hari biasa. Setiba di Stasiun Bekasipun demikian. sehingga saya dapat melihat-lihat suasana stasiun setelah mengambil uang kembalian.
Tak lama berselang ada sedikit kegaduhan di pintu masuk, saya coba mendekati ternyata ada seorang kakek dengan istrinya yangdisertai 2 orang cucu kira-kira berumur12 tahunan sedang bersusah payah mendorong kakek yang duduk di kursi roda untuk masuk ke pintu/gate stasiun.Kemudian datanglah 2 orang petugas stasiun yang mencoba membantu. Namun tak satupun pintu masuk dapat dilalui walaupun besi pemutar sudah dicoba dilepaskan. Kejadian ini berlangsung kurang lebih tiga puluh menit dengan mencoba masuk dari seluruh pintu yang ada. Karena sudah terlalu lama maka jalan terakhir yang dipilih petugas stasiun menggendongsang kakek dan petugas yang lainnya membantu mengangkat kursi roda. Setelah berhasil masuk salah satu petugas berpesan pada sang ibu bahwa nanti akan ketemu hal yang sama di stasiun selanjutnya.
Kejadian tersebut menyisakan pertanyaan buat saya, karena selama ini PT KAI sudah mulai memberikanpelayanan yang terbaik namun apakah hanya sebatas untuk orang dengan tidak berkebutuhan khusus?
Saat itu saya berharap bahwa pemandangan yang saya lihat hanya ada di Stasiun Bekasi saja dan tentunya pimpinan PT KAI selalu minta masukan kepada para karyawan tentang kejadian-kejadian yang terjadi dari pagi hingga malam guna perbaikan kualitas perkereta apian khususnya di Jabodetabek. Kenaikan tarif dapat ditinjau ulang setelah ada perbaikan untuk standar pelayanan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H