Omong-omong tentang virus, benak saya kontan penuh terisi dengan virus yang tengah menggelendoti kehidupan kita, manusia satu dunia. Sejak awal tahun 2020, kurva penyebaran virus covid-19 ditengarai belum melandai. Jelang akhir tahun 2020 bahkan beredar kabar bahwa virus tersebut mengalami mutasi, dalam artian: berubah menjadi lebih kuat dan tangguh.
Virus mutasi menjasi salah satu frasa yang menemani kita seraya melambaikan tangan perpisahan dengan tahun 2020 dan menyambut datangnya tahun 2021. Kini, tahun 2021 baru berumur 4 hari. Uniknya, saya tidak membuat kesalahan atau kekeliruan saat menuliskan atau menyebutkan atau mengetik tahun yang baru berjalan.
Sebuah kesalahan yang biasa saya buat di tahun-tahun lalu. Setiap kali tahun berganti, pada awal tahun: Â sekitar awal Januari hingga awal Februari (sepanjang itu) selalu menjadi masa di mana saya sering membuat kesalahan saat menuliskan tanggal beserta tahunnya.
Misalnya, saat menulis surat pemberitahuan kepada wali murid, atau menulis tanggal hari yang berjalan di papan tulis untuk kebutuhan kegiatan mengajar di kelas.
Menurut saya, fakta bahwa saya tidak mengulang kesalahan itu adalah sebuah tanda bahwa tahun 2021 terasa istimewa dan berkesan bagi saya. Seistimewa dan seberkesan apa? Sebentar, ya. Akan saya coba paparkan sebentar lagi.Â
Kehidupan sepanjang 2020 didominasi dengan kegiatan 3M; memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. Masker menjelma fashion item yang, bahkan sekelas minimarket, menyediakannya dengan banyak ragam pilihan.
Setelah memilik masker, selanjutnya pegang teguh prinsip pemakaian masker yang benar, tidak perlu iri dengan mental orang sekitar yang sering "lupa", cuek dan menganggap virus hanya mengamuk di kota-kota besar.
Untuk urusan menjaga jarak, yang menurut saya mirip dengan menjauhi kerumunan, di kota kabupaten sekecil yang saya tinggali ini tidak banyak undangan pesta dan perkumpulan sejenis. sebagian bisa dengan mudah dihindari, sebagian kecil lain bisa disiasati.
Pesta resepsi yang diselenggarakan pada malam hari juga tidak menyediakan hidangan makan malam: nasi dan lauk-pauk lengkap dengan makanan gubukan sebagaimana yang lazim ada di kota besar. Masker tetap bisa dipakai sepanjang acara berlangsung kalau bisa menahan diri untuk tidak mengudap snack box. Kondangan ala kebiasaan baru:Â datangi tempat resepsi, isi buku tamu, duduk sebentar lalu pulang.
Untuk rutin mencuci tangan? Hampir setiap rumah makan, galeri Anjungan Tunai Mandiri dan minimarket menyediakan fasilitas cuci tangan berupa ember besar berkeran air dan sabun yang cukup memadai. Selama kita berdisiplin untuk mencuci tangan seusai beraktivitas di tempat-tempat tersebut, rasanya cukup ikhtiar kita menerapkan salah satu dari 3M.Â
Masalah muncul saat saya harus tetap berbelanja di pasar tradisional. Layanan belanja sayur mayur, ikan dan daging segar dalam jaringan tidak tersedia secara sistematis di tempat ini. Sedikitnya satu kali dalam satu minggu belanja di pasar tradisional tidak bisa dihindari.