Mohon tunggu...
Ida S
Ida S Mohon Tunggu... Administrasi - Joyful

Youtube: https://www.youtube.com/channel/UC_VcRcUxjRCthjILM9AmNAA/ my blog: https://agrace2011.blogspot.com/ https://mywishes09.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Squid Game", Uang Tidak Dapat Menyelesaikan Segala Persoalan Hidup dan Juga Tidak Dapat Mengisi Kehampaan

16 Januari 2022   22:19 Diperbarui: 16 Januari 2022   22:27 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Drama Squid Game merupakan drama produksi Netflix yang dirilis 17 September 2021 lalu.

Drama ini sempat menjadi trending topik dan menjadi drama populer pada saat ditayangkan.

Walaupun begitu saya tidak begitu antusias untuk menontonnya karena saya lagi malas menonton drama berat yang ber genre thriller, survival dan sejenisnya.

Tapi rasa penasaran saya muncul, ketika secara tidak sengaja, saya menonton cuplikan drama ini di media sosial. Akhirnya saya memutuskan untuk menonton drama ini.

Ide cerita drama ini menurut saya cukup bagus bagaimana permainan tradisional masa kecil dijadikan suatu kompetisi untuk mendapatkan hadiah uang senilai 45.6 miliar.

Permainan tradisional masa kecil identik dengan kenangan indah masa kanak-kanak yang terasa hangat dan Indah.

Tetapi yang menariknya dalam drama ini adalah bagaimana permainan tradisional masa kecil yang seharusnya hangat dan indah itu menjadi horor yang memenakutkan. Dikarenakan setiap peserta yang kalah atau tereleminasi dalam setiap permainan harus kehilangan nyawanya.

Hadiah senilai 45.6 miliar, itu ternyata tidak mudah untuk didapatkan karena taruhannya nyawa peserta kompetisi.

Tidak heran dari awal episode, drama ini sudah mempertontonkan banyak kekejaman dan kebrutalan.

Oleh karena itu drama ini sangat tidak cocok ditonton untuk anak-anak dan remaja.

Saya juga merasa tidak nyaman dengan drama yang menonjolkan kebrutalan dan memperlihatkan banyak darah ini.

Drama ini sendiri bercerita tentang orang-orang yang gagal dalam kehidupannya ataupun orang-orang yang mengalami kesulitan hidup yang berat.

Orang-orang putus asa, merasa tidak ada harapan lagi dalam hidup dan menganggap hanya uang yang dapat menyelesaikan setiap persoalan dan kemelut hidup yang mereka alami.

Seong Gi-hun ( Lee Jung-jae) seorang duda, yang ditinggal cerai oleh istrinya karena dia seorang pecandu judi. Gi-hun bekerja sebagai sopir dan pendapatannya hanya digunakan untuk membayar hutang judi dan saat ini dia tinggal bersama ibunya. Ia memiliki seorang Puteri dan sebagai seorang ayah ia ingin bertanggung jawab secara finansial untuk Puterinya tapi hal itu belum mampu dilakukannya karena kondisi keuangannya saat ini.

Cho Sang-woo (Park Hae-soo) adalah tetangga Gi-hun dan juga adik kelas Gi-hun di sekolah. Sang-woo merupakan siswa cerdas yang berhasil masuk Universitas Nasional Seoul dan mempunyai pekerjaan yang bagus yaitu sebagai kepala tim investasi di sebuah perusahaan sekuritas.

Dibalik keberhasilan karir Sang-woo ternyata dia mempunyai rahasia gelap yaitu dia menggelapkan uang kliennya sehingga saat ini dia menjadi buronan polisi.

Kang Sae-byeok (Jung Ho-yeon) seorang pembelot Korea Utara yang berhasil memasuki Korea Selatan tetapi harus terpisah dengan ibu dan adiknya. Hidup Sae-byeok di Korea Selatan juga sangat sulit dan keras.

Oh Il-nam (O Yeong-su ), seorang pria tua yang menderita tumor otak dan hidupnya tidak lama lagi, dan hari-hari terakhir dalam hidupnya dia terkenang dengan permainan masa kanak-kanak yang dulu sering dimainkannya.

Jang Deok-su (Heo Sung-tae) seorang gangster yang culas dan licik dan rela melakukan apa saja demi uang, apa lagi dia mempunyai banyak hutang karena judi.

Abdul Ali ( Anupam TTripath) seorang imigran asal Pakistan yang gajinya berbulan-bulan tidak dibayar oleh majikannya sementara dia harus menafkahi keluarganya di Korea.

Han Mi-nyeo (Kim Joo-ryoung) seorang ibu tunggal miskin yang cerewet, tapi cerdik.

Orang-orang tersebut diundang secara misterius untuk menjadi peserta kompetisi permainan anak dengan mempertaruhkan nyawa.

Sebanyak 456 orang peserta diundang menjadi peserta yang akan berkompetisi di enam permainan untuk memperebutkan hadiah sebesar 45,6 won.

Awalnya setiap peserta sangat antusias dengan kompetisi ini apalagi tergiur dengan uang yang sangat besar tetapi setelah memainkan permainan pertama dan banyak peserta yang tereleminasi dibunuh maka para peserta mulai ketakutan dan sepakat memilih untuk keluar dari kompetisi ini, tetapi sebagian lagi memilih tetap untuk bertanding, tetapi karena suara terbanyak memilih untuk keluar dari kompetisi, maka akhirnya kompetisi dibubarkan.

Tetapi kembali ke kehidupan mereka yang sangat berat memutuskan untuk ikut kembali kompetisi ini.

Gi-hun ketika mengetahui ibunya sedang sakit dan harus dioperasi tetapi dia tidak punya uang akhirnya memutuskan untuk ikut lagi kompetisi ini ketika mendapat undangan kembali, begitu juga peserta lainnya.

Episode-episode berjalan cukup cepat dan memperlihatkan bagaimana karakter manusia ketika terjepit dan diperhadapkan dengan uang menjadi serakah, egois, dan mementingkan diri sendiri. Hanya ada satu pemenang berarti hanya ada satu orang yang hidup dan peserta yang terleminasi pasti dibunuh. Demi bertahan hidup dan menjadi pemenang setiap peserta menggunakan segala cara yang licik untuk menjatuhkan lawan.

Bahkan drama ini sangat brutal karena pada saat malam dan lampu dipadamkan setiap peserta boleh menyerang peserta lainnya jadi peserta yang lemah dan tidak punya kelompok akan mudah diserang dan setiap mayat peserta yang terbunuh digotong oleh pengawal - pengawal bertopeng dan lebih sadisnya organ tubuh dari mayat-mayat tersebut diambil dan di jual.

Selain memperlihatkan keserakahan dan keegoisan orang-orang miskin, drama ini memperlihatkan kehampaan orang-orang kaya yang disebut VIP mereka inilah yang membayar mahal untuk dapat menonton pertandingan hidup dan mati ini. Ketika uang yang mereka miliki tidak lagi mampu mengisi kekosongan dan kehampaan hidup mereka maka mereka mencari sesuatu lain untuk bersenang-senang. Uang yang mereka miliki menghantarkan mereka menjadi monster yang kejam.

Drama ini juga memperlihatkan bagaimana uang memisahkan hubungan kakak dan adik dimana seorang polisi Hwang Jun-ho ( Ha-joon) berhasil menyelinap ke tempat permainan dan menyamar sebagai penjaga demi menemukan saudaranya yang hilang, dan ternyata saudaranya adalah petugas disebut Front Man dan setelah identitasnya diketahui oleh Jun-ho, adik kandungnya dia tega membiuh adiknya sendiri.

Walaupun alurnya cukup cepat dan menegangkan tetapi beberapa episode cukup terasa membosankan dan cara beberapa peserta bisa menang di beberapa permainan tersebut terlampau dipaksakan.

Selain keserakahan, kelicikan dan keegoisan, ada bagian dari drama ini juga mampu mengharukan saya, karena masih ada kepolosan, kejujuran dan kemurahan hati.

Abdul Ali, pria polos dan baik hati yang seharusnya menang dalam permainan kelereng tetapi ditipu Sang-woo, teman yang sudah dianggap kakaknya sendiri.

Sae-byeok yang diajak bercerita oleh partnernya sebelum mulai permainan kelereng. Cerita dari hati ke hati yang menyentuh, tetapi yang lebih menyentuh adalah partnernya ini membiarkan dirinya kalah setelah mendengar impian Sae-byeok yang ingin berkumpul lagi dengan keluarganya.

Dibalik kebrutalan, keserakahan, keegoisan manusia ternyata masih ada manusia-manusia yang mampu mempertahankan kemurnian karakter dan sisi kemanusiaan, dan kebaikan yang ada dalam diri seseorang.

Di bagian terakhir ada kejutan tidak saya duga, yaitu: Oh Il-nam, kakek tua yang sekarat tersebut adalah ternyata adalah seorang VIP, penggagas dan perencana dari kompetisi yang mematikan ini. Il-nam dulunya adalah orang miskin, dan ketika miskin dia pikir uang akan membuatnya bahagia tetapi setelah kaya, hidupnya ternyata masih hampa dan kosong bahkan ketika sakit dia justru banyak terkenang masa kecilnya. Il-nam juga tidak percaya ada orang yang baik dan mau memperdulikan orang lain bahkan di menit-menit terakhir hidupnya, dia masih sibuk bertaruh dengan Gi-hun jika ada orang lewat yang membantu seorang pengemis mabuk sebelum pukul 24.00 maka Gi-hun yang menang. Kakek tua yang menyedihkan dan tidak bahagia sampai akhir hayatnya walaupun banyak uang.

Pemenang dari kompetisi ini bisa ditebak adalah Gi-hun, dan setelah terlibat dari pertarungan mematikan ini membuat perubahan karakter dari Gi-hun bagaimana dia lebih memperdulikan orang lain dan menganggap uang bukan sumber kebahagiaan dalam hidupnya karena uang yang dimilikinya tidak dapat menyelamatkan hidup ibunya karena ketika dia pulang ibunya telah tiada.

Gi-hun pun hidup menggelandang walaupun punya banyak uang karena uang tersebut tidak pernah dia gunakan, mungkin efek trauma untuk kejadian mengerikan yang dia alami selama berkompetisi.

Drama Squid game ini kita dapat belajar beberapa hal:

1.Tentang pilihan

Alasan orang-orang ikut kembali menjadi peserta kompetisi tersebut setelah sempat keluar adalah keputusasaan dan menganggap kehidupan mereka seperti neraka dan mereka tidak takut mati, jadi daripada mereka mati sia-sia di luar sana lebih baik bertaruh nyawa untuk mendapatkan uang banyak.

Tetapi ada perbedaan besar atas pilihan mereka yaitu: jika mereka memilih tetap menjalani kehidupan mereka yang sulit mereka tidak akan membunuh banyak orang dan terhindar menjadi monster, Dan juga hidup mereka akan ditentukan dan dikontrol mereka sendiri ketika mereka memilih untuk menjalani kehidupan sesendiri.

Tetapi ketika mereka memilih menjadi peserta kompetisi maut ini, mereka berubah menjadi monster demi bertahan hidup.

Dan hidup mereka dikontrol dan ditentukan oleh perencana permainan.

Jadi jangan pernah membiarkan kehidupan kita dikontrol atau ditentukan orang lain.

2.Jangan Mempertaruhkan Hidup Demi Judi

Permainan yang mereka ikuti itu seperti judi karena peluang untuk menang sangat kecil, 1:456 orang.

Jadi mengikuti kompetisi tersebut sama saja seperti judi dan konyol karena hasil akhirnya sudah bisa diketahui.

3.Uang tidak bisa menyelesaikan segala persoalan hidup

Gi-hun pikir setelah banyak uang semua masalah terpecahkan tetapi ternyata tidak demikian, Gi-hun tidak dapat menyelamatkan nyawa ibunya.

4.Uang tidak dapat mengisi kekosongan dan kehampaan hidup

Il-nam, kakek kaya yang tetap hampa dan merasakan kekosongan dalam dirinya walaupun kaya bahkan permainan Kejam yang diikuti dan direncanakannya semakin membuat hidupnya hampa dan berakhir tidak bahagia dan sangat menyediakan sampai akhir hidupnya.

Begitu juga orang-orang kaya VIP penonton sekaligus penyumbang dana adalah orang-orang kaya yang hampa dalam hidupnya bagaimana uang tidak lagi dapat mengisi kehampaan hidup mereka sehingga mereka terus mencari cara untuk mengisi kehampaan tersebut.

mereka untuk bersaing memperebutkan hadiah 45.6 miliar (US$38,5 juta).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun