Dilansir dari kompas.com, Perusahaan media asal Inggris, We Are Social bekerja sama dengan Hootsuite, keduanya merilis laporan "Digital 2021: The Latest Insights Inti The State of Digital" yang diterbitkan pada 11 Februari 2021.
Menurut laporan tersebut, rata-rata orang Indonesia menghabiskan tiga jam 14 menit sehari untuk mengakses media sosial.
Dari total populasi Indonesia sebanyak 274,9 juta jiwa, pengguna aktif media sosialnya mencapai 170 juta
Artinya, jumlah pengguna media sosial di Indonesia setara dengan 61,8 persen dari total populasi pada Januari 2021.
Masih dilansir dari kompas.com, dalam survei Digital Civility Index (DCI) untuk mengukur tingkat kesopanan digital global, Indonesia menduduki peringkat paling bawah di kawasan Asia Tenggara. Dari total 32 negara yang disurvei pun Indonesia menduduki peringkat bawah yakni urutan ke-29.
Menurut survei Microsoft, hoaks dan penipuan menjadi faktor tertinggi yang memengaruhi tingkat kesopanan orang Indonesia, yakni dengan persentase 47 persen. Ujaran kebencian ada di urutan kedua dengan persentase 27 persen, lalu diskriminasi sebesar 13 persen.
Ini menunjukkan bahwa dari 170 juta pengguna aktif sosial media yang menggunakan media sosial secara negatif.
Selain itu dampak negatif dari media sosial adalah bahaya phising yang dilakukan oleh para hacker yang mendapatkan informasi dari pengguna yang sering oversharing.
Media sosial juga dapat membuat orang merasa kesepian, minder, iri, tersinggung, marah karena postingan orang lain.
Media sosial juga sering menjadi ajang para penggunanya memamerkan apa yang mereka punya sehingga timbul persaingan diantara pengguna lainnya untuk melakukan hal yang sama, sehingga setiap orang seperti berlomba-lomba menunjukkan betapa bahagianya hidup mereka dan bisa jadi yang ditampilkan di media sosial itu kamuflase atau bukan yang sebenarnya.
Akhirnya banyak pengguna sosial tidak menjadi diri mereka sendiri.