Mohon tunggu...
Ida S
Ida S Mohon Tunggu... Administrasi - Joyful

Youtube: https://www.youtube.com/channel/UC_VcRcUxjRCthjILM9AmNAA/ my blog: https://agrace2011.blogspot.com/ https://mywishes09.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Susahnya Menjaga Jarak Saat Berbelanja di Pasar Tradisional

24 Maret 2020   20:11 Diperbarui: 25 Maret 2020   04:56 2812
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi belanja di pasar. (Foto: KOMPAS.com/DASPRIANI Y ZAMZANI)

Saya sangat terganggu sekali dengan kasir tersebut walaupun masker langka seharusnya dia bisa memakai masker kain kalaupun tidak punya dia bisa pakai saputangan ataupun tisu pada saat batuk ataupun bersin.

Pada saat pandemi Corona ini semua orang patut dicurigai baik yang flu maupun yang sehat alias tanpa symptoms. Maksud mencurigai di sini supaya setiap orang waspada dan mengurangi penyebaran virus Corona.

Saya mulai menerapkan Social distancing kalau tidak ada keperluan seperti membeli kebutuhan dapur saya tidak akan keluar rumah, sering mencuci tangan.

Dan saya amati di lingkungan perumahan tempat saya tinggal kesadaran untuk Social distancing sudah mulai diterapkan tapi masih ada juga yang abai dan menganggap angin lalu karena ada beberapa keluarga yang mengadakan pesta pernikahan dan ngunduh mantu, dan pada hari Minggu nanti masih ada tetangga yang mengundang cukuran bayi.

Ada pangkalan ojek yang tukang ojeknya masih ngumpul main kartu menunggu penumpang dan ini juga agak menganggu saya sepertinya para tukang ojek ini juga menganggap remeh Corona.

Ataupun ibu-ibu yang belanja sayuran di tukang sayur belum menjaga jarak antara satu sama yang lain, entah karena merasa tidak enak dengan tetangganya yang sama-sama belanja dan juga tidak enak tukang sayurnya. 

Belanja di warung juga masih sulit untuk menjaga jarak.Padahal untuk mencegah virus Corona menyebar perasaan tidak enak harus ditepis jauh-jauh.

Soal menjaga jarak ini juga sangat sulit diterapkan di pasar tradisional ataupun pasar kalangan karena pasar tradisional di kota saya biasanya antar ruangnya sempit.

Seperti di daerah saya tinggal ada pasar kalangan yang buka setiap hari Senin, dan saya sengaja datang jam 6 pagi karena pengunjungnya biasanya belum ramai benar tapi walaupun demikian karena pasarnya kecil maka sesama pengunjung bisa kontak fisik. 

Kalau kita belanja di supermarket menjaga jarak bisa diterapkan tapi di pasar tradisional hal ini sepertinya sulit diterapkan kecuali warga perumahan bersedia mengantri tapi mengingat jumlah warganya banyak tidak sebanding dengan luas pasar hal ini juga tidak mungkin bisa dilakukan bisa-bisa urusan belanja ini tidak cukup 24 jam.

Padahal di pasar tradisional ini juga rentan dengan penularan virus Corona jika ternyata ada orang yang positif Corona karena para penjual membeli barang dagangan mereka dari pasar besar di kota Palembang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun