Ketika baru tamat kuliah, banyak teman-teman saya pergi ke Jakarta untuk mencari pekerjaan, karena tidak mudahnya mencari pekerjaan di daerah sementara peluang kerja di Jakarta sangat besar, dan juga di Jakarta banyak perusahaan-perusahaan besar berskala multinasional maupun internasional. Bekerja di perusahaan besar merupakan impian banyak orang.
Tidak hanya orang-orang yang berniat mencari pekerjaan swasta tapi orang-orang yang berniat untuk menjadi ASN pun berbondong-bondong pergi ke Jakarta dikarenakan departermen-departemen pemerintah pada waktu itu berkantor pusat di Jakarta dan setiap tahun membuka lowongan CPNS dan untuk ujian CPNS dilaksanakan di Jakarta sehingga untuk menjadi ASN berpeluang besar di Jakarta.
Organisasi-organisasi Internasional Non Government pun banyak berpusat di Jakarta, di daerah ada beberapa organisasi Non Government tapi tidak semua daerah yang memiliki organisasi Non Government sehingga penduduk daerah yang berniat bekerja di Organisasi Non Goernment pun akhirnya merantau ke Jakarta.
Oleh karenanya saya dan teman dulu pernah berandai-andai , seandainya Ibu kota pindah, dan setiap kota di Indonesia mempunyai fungsi masing-masing misalkan kota Jakarta khusus menjadi kota perfilman atau hiburan seperti Hollywood, dan ada kota khusus bisnis seperti New York.
Kenapa kami berandai-andai seperti itu karena pertumbuhan ekonomi tidak seimbang sehingga sulitnya mencari pekerjaan di daerah pada waktu itu, dan kami berharap dengan adanya spesifikasi setiap kota maka pemerataan pembangunan dan ekonomi di setiap daerah terjadi.
Bahkan di masa sekarang saja kalau kita buka situs lowongan pekerjaan maka bisa dipastikan lowongan pekerjaan di Jakarta jauh lebih banyak dari pada lowongan pekerjaan di daerah.
Saya setuju dengan pernyataan Jokowi yang mengatakan beban Jakarta yang sudah terlalu berat sebagai pusat pemerintahan, pusat bisnis, pusat keuangan, pusat perdagangan, dan pusat jasa sebagai salah satu alasan untuk pemindahan ibu kota.
Semuanya berpusat di Jakarta sehingga pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di pusat dan daerah menjadi tidak seimbang. Hal itu juga membuat Jakarta menjadi kota impian penduduk Indonesia untuk mewujudkan mimpinya.
Setiap tahunnya pasca Idul Fitri ribuan pendatang baru menetap di Jakarta dan untuk tahun 2019, diperkirakan sekitar 71.000 pendatang baru menetap di Jakarta. Bahkan diperkirakan ledakan penduduk Jakarta-Bandung tahun 2045 mencapai 70 juta jiwa, sedangkan saat ini jumlah penduduk Jakarta berkisar 10 juta jiwa.
Jadi ketika presiden Jokowi mempunyai wacana memindahkan ibu kota, tentu saya sangat setuju sekali walaupun bukan kota Sumatera yang dipilih sebagai ibu kota yang baru tapi Kalimantan Timur, saya tetap mendukung.
Alasan yang dikemukakan Presiden Jokowi memilih Kalimantan Timur sebagai ibu kota yang baru karena di sebagian wilayah Kalimantan Timur adalah karena lokasinya berada di tengah-tengah wilayah Indonesia dan lokasinya itu berada dekat perkotaan yang sudah terlebih dahulu berkembang, yakni Kota Balikpapan dan Kota Samarinda yang minim risiko bencana, baik banjir, gempa, tsunami, kebakaran hutan, maupun tanah longsor. Kalimantan juga telah memiliki infrastruktur yang relatif lengkap.