Mohon tunggu...
Ida S
Ida S Mohon Tunggu... Administrasi - Joyful

Youtube: https://www.youtube.com/channel/UC_VcRcUxjRCthjILM9AmNAA/ my blog: https://agrace2011.blogspot.com/ https://mywishes09.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Penderita Gangguan Mental Juga Termasuk Penyandang Disabilitas yang Perlu Dipedulikan

3 Desember 2018   22:19 Diperbarui: 3 Desember 2018   22:40 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kompas.com

Saya pernah melihat ada penderita gangguan mental sedang berbicara sendiri dengan lantang, dan menjadi bahan tertawaan masyarakat sekitar yang sedang menonton. Jika orang tua atau orang dewasa memberikan contoh seperti itu tidak heran banyak anak-anak ketika melihat orang yang menderita gangguang mental mereka pasti mengolok-olok sambil tertawa.

Tdak jauh dari lingkungan saya tinggal  ada seorang wanita penderita gangguan mental tapi tidak gila hanya  sepertinya otaknya mengalami gangguan dan membuat wanita ini seperti anak kecil. Saya juga beberapa kali  melihat wanita ini menjadi olok-olok anak-anak bahkan ada orang dewasa pun ada juga ikut mengolok-ngolok.

Saya juga pernah melihat ada wanita penderita gangguan mental  yang menggelandang di jalan sedang hamil dan saya mendengar bahwa wanta itu diperkosa oleh orang yang mengambl kesempatan kedisablitisan wanita itu karena dia berpikir wanita penderita gangguan mental ini tidak akan melaporkan ke polisi kejadian tersebut.Banyak sekali pertiswa-peristiwa  mengenaskan terjadi yang menimpa penderita gangguan mental, seperti dipasung oleh keluarga yang malu, ataupun dipasung oleh beberapa panti sosial.

Hari ini dunia memperngati hari Disabilitas Internasioanal , Hari Disabiltas atau hari penyandang cacat Internasional ini disponsori oleh PBB pada tahun 1992 untuk meningkatkan kesejahteraan para penyandang disabilitas dan menngkatkan kesadaran akan kesulitan yang mereka hadapi.  Indonesia pun ikut memperingati hari ini dengan tujuan untuk lebih perduli kepada kaum difabel ini.

Tapi pada kenyataannya penyandang dsabilitas gangguan mental masih mendapatkan perlakuan buruk dari masyarakat dan sering mendapat perlakuan diskriminatif dari penyandang disabilitas lainnya seperti penyandang disbalitas fisik, bahkan menurut  Komisi Nasional Hak Asasi Manusia ( Komnas HAM) menemukan masih banyaknya perlakuan yang tidak manusiawi terhadap penyandang disabilitas mental. Kesimpulan ini mereka ambil setelah mengobservasi 6 panti rehabilitasi sosial di Kabupaten Brebes, Cilacap, Bantul, dan Sleman, dikutip dari Kompas.com). (03/12/2018)

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Paramadina, Dr Fatchiah E Kertamuda, MSc, mengatakan, belum ada perhatian serius terhadap masalah kesehatan jiwa di Indonesia. Upaya penanganan terhadap orang dengan gangguan kejiwaan masih jauh dari harapan. Dengan jumlah penduduk sekitar 250 juta jiwa, Indonesia baru memilki 451 psikolog klinis (0,15 per 100.000 penduduk), 773 orang psikiater 0,33 per 100.000 penduduk, dan perawat jiwa 6.500 orang atau 2 persen per 100.000 penduduk. Sementara, standar WHO untuk tenaga psikolog dan psikiater dengan jumlah penduduk adalah 1 per 30 orang, dikutip dari berita satu.com (25/07/2018)

Perlakuan diskriminatif dan kurang baik dari masyarakat ini mungkin masyarakat awam menganggap penyandang disabilitas itu  hanya sebatas orang yang mempunya cacat fisik, padahal pengertian Disabilitas adalah suatu kondisi gangguan yang relatif signifikan yang dialami seseorang. Biasanya merujuk pada fungsi individu, seperti gangguan fisik, sensorik, kognitif, intelektual, penyakit mental, dan berbagai jenis penyakit kronis,

Nasib  penyandang disabilitas gangguan mental di Indonesia masih sangat memprihatinkan dan ini bukan hanya tanggung jawab dan tugas pemerintah untuk perduli tetapi juga masyarakat untuk menerima dan lebih berempati kepada penyandang disabilitas gangguan mental ini, karena tidak seorangpun menginginkan dirinya menderita gangguan mental, tetapi ketika itu menmpa , yang mereka butuhkan penerimaan, dan dukungan dari keluarga dan masyarakat dan juga pertolongan untuk bisa sembuh bukan penghakiman dan juga bukan olok-olok.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun