Sebuah masyarakat yang majemuk seperti Indonesia, baik agama, suku, dan budaya sangat mengharapkan terbentuknya masyarakat beradab dan sejahtera (masyarakat madani). Maka dari itu agar terwujudnya masyarakat yang beradab dan sejahtera, maka peran pemerintah dalam menjalankan roda pemerintah tidak bisa dilepaskan. Artinya segenap masyarakat juga harus mendukung upaya tersebut serta berkontribusi sekuat tenaga sesuai kapasitasnnya.
Masyakarat beradab dan sejahtera dapat diartikan sebagai civil society atau masyarakat madani. Meskipun memiliki makna dan sejarah sendiri tetapi keduanya merujuk pada semangat yang sama sebagai masyarakat yang adil, terbuka, demoktratis dan sejahtera dengan kesadaran ketuhanan yang tinggi yang diterapkan dalam kehidupan sosial.
Dengan kata lain, untuk mewujudkannya masyakarat madani diperlukan adanya persatuan tidak hanya anatarsesama pemeluk agama (seperti pemeluk Islam dengan Islam) juga anatarberlainan agama pun tak ketinggalan (seperti pemeluk Islam dengan agama lainnya.
Baca juga : Membangun Masyarakat Madani untuk Kesejahteraan
Karena, Negara kita tercinta ini tergolong bukan negara agama, juga bukan negara sekuler. Artinya, negara kita tidak menjadikan agama tertentu sebagai agama negara. Juga tidak seperti negara sekuler, yang memisahkan agama dari kehidupan masyarakat.
Setiap warga negara diberikan kebebasan untuk menganut agama tertentu. Hal ini dijamin oleh pancasila dan UUD 1945 yang merupakan dasar negara. Karenanya, saling menghormati antarpemeluk agama menjadi sebuah keniscayaan apabila mengharapkan terwujudnya masyarakat yang beradab dan sejahtera.
Adapun ada beberapa peran yang harus dilakukan oleh umat beragam dalam mewujudkan masyarakat madani dalam binaan Rasulullah yang di dasarkan pada Al-Qur'an dan Assunnah beliau sendiri diantaranya;
Pertama, Tauhid. Tauhid ini sebagaimana dijelaskan dalam Q.S Al-Ikhlas:1-4 "Dia lah Allah Yang Maha Esa". Alla adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula dianakan.
Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan dia." Dalam ayat kedua tersebut menyatakan bahwa segala sesuatu itu bergantung kepada Allah swt. Termasuk segala urusan yang berkenaan dengan masyarakat. Kepada Allah mereka, masyarakat, kumpulan dari orang perorang, yang memiliki sistem budaya dan pandangan hidup, menyembah dan mohon pertolongan.
Baca juga : Karakteristik Masyarakat Madani
Kedua, Perdamaian. Dalam kumpulan masyrakat, negara bahkan masyarakat yang paling mikro yaitu keluarga batih (nuclear family: suami, istri, dan anak) tidak akan bisa bertahan keberadaanya jika didalamnya tidak diterapkan perdamaian dianatar warganya.