Mohon tunggu...
ida rukmanah
ida rukmanah Mohon Tunggu... -

SMA 4 PANDEGLANG

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mengatasi Kenakalan Remaja di Sekolah

30 April 2014   20:17 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:01 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

MENGATASI KENAKALAN REMAJA DISEKOLAH

Keadaan pikiran yang cenderung dipengaruhi dengan lingkungan dan teman-teman adalah salah satu yang biasa pada seorang remaja. Keadaan emosi pada remaja yang cepat berubah adalah ciri psikologis yang sangat umum, termasuk ketika mereka melakukan kenakalan.

Namun tidak semua orang yang mengerti tentang emosi pada remaja dengan baik, para remaja seringkali tidak mendapatkan perlakuan yang kurang tepat atas apa yang sudah ia lakukan. Salah satu contoh masalah yang sering terjadi adalah ketika seorang remaja melakukan kesalahan seperti bolos sekolah karena bermain dengan teman-temannya. Kebanyakan para guru menganggap bahwa remaja seperti ini “nakal” dan harus diberi hukuman agar mereka jera. Ketika mereka kembali ke sekolah, maka mereka akan diberikan hukuman seperti berdiri didepan kelas selama jam pelajaran.

Para guru sebaiknya tahu bahwa masa ini adalah masa dimana emosi para remaja sedang meluap-luap sehingga mereka akan memberikan respon dengan cara memberontak, dan sebenarnya memberikan hukuman fisik tidak akan menyelesaikan masalah.

Agar hal ini tidak terjadi, ada baiknya para guru atau BP mengetahui dulu latar belakang dari remaja yang bermasalah tersebut dengan mengadakan pertemuan dengan orang tuanya. Setelah itu guru yang akan mengatasi remaja tersebut diharapkan bisa memberikan teguran ataupun hukuman tanpa emosi, karena jika member teguran dengan cara emosi pada waktu ini adalah hal yang kurang tepat.

Kenakalan lain yang sangat umum terjadi adalah mencontek. Emosi pada remaja yang ingin selalu mendapatkan pengakuan dari banyak orang yang ada disekitarnya adalah salah satu penyebab mereka melakukan hal ini. Namun alasan yang lebih utama adalah dikarenakan mereka tidak mampu menyelesaikan soal dengan baik. Guru di sekolah harus tahu dengan karakteristik ini, harus memberikan dan menekankan bahwa jujur adalah hal yang paling penting.

Mengingat ada banyak kasus lain yang terjadi dikarenakan emosi pada remaja yang tidak stabil, maka diharapkan adanya kerjasama antara guru, orang tua, dan lingkungan sekitar yang kondusif untuk selalu memberikan pengawasan pada apa yang mereka kerjakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun