Mohon tunggu...
Ida Rifatus Sholihah
Ida Rifatus Sholihah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa PGMI

be yourself

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Siswa Sekolah Dasar Produktif dengan Edupreneurship

25 Januari 2021   21:54 Diperbarui: 25 Januari 2021   22:01 1963
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kewirausahaan adalah sebuah kemampuan kreatif dan inovatif untuk menciptakan sesuatu yang baru dan memiliki manfaat bagi diri sendiri dan orang lain serta mampu menghadapi masalah dan memanfaatkan peluang. Jadi dapat diartikan bahwa pendidikan kewirausahaan merupakan usaha yang dilakukan lembaga pendidikan untuk menanamkan pengetahuan, nilai, jiwa dan sikap kewirausahaan kepada peserta didik guna membekali diri menjadi manusia yang mandiri, kreatif dan inovatif. 

Pendidikan kewirausahaan berperan penting dalam menjadikan peserta didik dengan sumber daya manusia yang berkualitas dan dapat bersaing di era revolusi menuju 5.0. Pengembangan pendidikan kewirausahaan dapat diimplementasikan sejak pendidikan dasar.

Edupreneur memiliki tujuan yakni membentuk insan yang utuh, artinya insan yang berkarakter dan memiliki pemahaman terlebih ketrampilan sebagai wirausaha. Pendidikan kewirausahaan memberikan pembelajaran untuk menanamkan nilai-nilai kewirausahaan yang akan membentuk karakter dan perilaku untuk berwirausaha agar siswa dapat mandiri. Bagaimana cara mengimplementasikan edupreneurship dalam pendidikan? Caranya sebagai berikut

  • mengintegrasikan pendidikan kewirausahaan ke dalam kurikulum, dengan cara mengidentifikasikan kegiatan sekolah yang dapat diintegrasikan dengan pendidikan kewirausahaan yang berkaitan dengan aktivitas dan pengalaman peserta didik.
  • kegiatan ekstrakurikuler yang dikemas sistemik dan diarahkan untuk membangun motivasi serta sikap mental wirausaha. ekstrakurikuler merupakan kegiatan di luar mata pelajaran yang bertujuan untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat yang dibutuhkan.
  • Pendidikan kewirausahaan melalui pengembangan diri. Hal ini berupaya dalam pembentukan karakter, termasuk karakter wirausaha dan kepribadian peserta didik berkaitan dengan masalah belajar, karir, sosial, dll. Program pengembangan diri pelaksanaan pendidikan kewirausahaan dapat dilaksanakan melalui pengintegrasian ke dalam kegiatan sehari-hari misalnya business day, bazar produk.

Edupreneurship menempatkan konsep-konsep sikap kewirausahaan di dalam dunia pendidikan dengan kemampuan yang kreatif, pencipta peluang yang inovatif, dan berani mengambil resiko. Untuk menanamkan kreativitas kita perlu untuk terus mengasah skill yang ada dalam diri kita, kreativitas terbentuk karena kebiasaan (habit) yang terus menerus, bukan karena adanya faktor genetik. Pendidikan kewirausahaan membutuhkan lingkungan belajar yang mendukung agar tertanamnya nilai-nilai pendidikan kewirausahaan dan tercapainya tujuan pendidikan kewirausahaan dengan maksimal.

Menurut NACCCE (National Advisory Committee on Creative and Cultural Education), kreativitas adalah aktivitas imajinatif yang menghasilkan hasil yang baru dan bernilai.

Kegiatan yang dapat dilakukan oleh siswa dalam rangka meningkatkan kreativitas misalnya  Market day. kegiatan ini berupa kegiatan bazar atau pameran yang diselenggarakan oleh
sekolah, dimana terdapat siswa yang membuat dan menjual hasil karya mereka yang biasanya
diselenggarakan dalam setiap 1 bulan sekali atau sesuai kebijakan sekolah. Kegiatan ini
dilakukan oleh siswa mulai dari proses produksi, distribusi dan konsumsi.

Kegiatan awal yang dilakukan yakni pemberian tugas dan tanggung jawab kepada siswa untuk memproduksi barang atau kerajianan dengan menerapkan prinsip kewirausahaan. Kegiatan ini dapat diorganisasikan dalam bentuk kelompok atau tim. Mereka menciptakan ide membuat
produk dengan menggunakan prinsip menambah nilai guna atau manfaat dari sebuah barang. Misal, siswa membuat kerajinan bros, cup lampu, maronce gelang dan produk lain-lain yang diubah menjadi bentuk- bentuk barang yang menarik dan bermanfaat.

Kemudian siswa diberikan waktu untuk menjual atau menawarkan produk mereka dalam kegiatan yang diberi nama "Market Day". Siswa yang lain dan para guru bertanggung jawab menjadi konsumen.

Dari kegiatan tersebut siswa mulai mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki dalam berwirausaha untuk terus menghasilkan karya dengan nilai guna tinggi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun