Mohon tunggu...
ida parwati
ida parwati Mohon Tunggu... -

mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

“Bagaimana Sih Cara Kita Mencegah Penularan HIV/AIDS Sebagai Remaja?”

12 November 2014   18:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:58 1209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana sih cara kita Mencegah Penularan HIV/AIDS Sebagai Remaja?”

Sering kita dengar tentang HIV/AIDS, tapi apakah kamu tahu sebenarnya HIV/AIDS itu apa? Nah, kali ini saya akan membahas tentang “Bagaimana sih cara kita Mencegah Penularan HIV/AIDS Sebagai Remaja?” AIDS adalah kondisi kronis mengancam nyawa yang disebabkan oleh virus HIV. HIV menyebabkan kemampuan tubuh anda menurun dalam melawan infeksi virus, bakteri dan jamur dengan merusak sistem imun. HIV juga menyebabkan anda lebih rentan mengalami kanker. Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) adalah istilah tahap selanjutnya dari infeksi HIV. Virus HIV dapat menular melalui darah, air mani atau cairan vagina yang masuk ke dalam tubuh. Tetapi anda tidak akan terinfeksi dengan kontak fisik biasa, seperti berpelukan, berciuman, berdansa atau berjabat tangan dengan seseorang yang terinfeksi HIV atau AIDS. Jadi jangan kucilkan mereka.

Siapa saja sih yang dapat mengidap HIV/AIDS? Setiap orang, laki- laki atau perempuan, tua maupun muda, dari Negara manapun juga, agama manapun juga dapat mengidap HIVdan AIDS tidak terbatas pada sekelompok orang, kelamin atau jabatan tertentu. Orang yang terinveksi oleh virus ini tidak dapat mengatasi serbuan inveksi penyakit lain karena system kekebalan tubuhnya menurun atau hilangnya daya tahan tubuh sehingga mudah terjangkit penyakit inveksi terus secara drastis. Penderita seiring dengan perkembangan AIDS, sistem imunnya telah mengalami kerusakan parah. Infeksi akan mudah terjadi. Tanda dan gejalanya adalah Berkeringat di malam hari, Menggigil atau demam lebih dari 38 Celcius untuk beberapa minggu, Batuk kering dan napas pendek, Diare kronis, Noda putih pada lidah atau mulut, Sakit kepala, Pandangan kabur dan Hilang berat badan.

Bagaimana cara penularan HIV/AIDS? Cara penularannya bisa lewat senggama, transfussi darah, jarum suntik dan kehamilan. Apabila kita menerima darah dari pendonor itu harus dicek dulu terinveksi HIV/AIDS atau tidak, karena jika darah yang di transfusikan terinveksi HIV, maka virus HIV akan menular kepada yang menerima darah. Resiko penularan terinveksi melalui transfuse darah yaitu 100%. Penularan melalui jarum suntik yaitu seperti penggunaan akupuntur, tattoo, tindikan. Penggunaan alat suntik yang tidak steril, sering dipakai oleh para pengguna narkoba. Dan saya juga pernah dengar bahwa penularan HIV/AIDS sekarang bisa melalui tusuk gigi bekas yang telah dipakai penderita yang tidak dikembalikan lagi ketempatnya. Makanya sebaiknya kalau makan diluar mending bawa tusuk gigi sendiri, untuk pencegahan penularannya.

Nah lalu sebagai remaja, bagaimana kita mencegah penularan AIDS? Peran serta mencegah AIDS tidak tergantung umur dan latar belakang seseorang yang mempelopori. Usia muda sampai usia tua mampu mengambil peran dalam memerangi dan mencegah AIDS. Apalagi remaja yang memiliki sifat keingintahuan yang tinggi akan sesuatu dan berani berbuat. Sebagai remaja, peran serta itu sangat dibutuhkan untuk melakukan kegiatan sosialisasi mengenai penyakit HIV/AIDS baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan tempat tinggal. Mulai dari hal dalam menjelaskan pengenalan AIDS, cara penularannya bagaimana dan apa dampak yang akan terjadi. Bukan hanya menjelaskan tentang dampak negatif maupun cara penyebarannya, remaja juga harus disadarkan agar peduli dengan ODHA. Sebagai mana kita tahu ODHA adalah orang yang menderita penyakit HIV/AIDS. Mereka bisa jadi seorang korban yang mana kita harus membantu untuk menyembuhkan mereka kembali.

Faktor yang menyebabkan penyebaran HIV/AIDS meningkat adalah Kurangnya kegiatan sosialisasi dari instansi dan pihak tertentu, Tidak jelasnya pengertian dan pengenalan bahaya HIV/AIDS, Ketidakpedulian terhadap sosialisasi atau kampanye mengenai HIV/AIDS. Kurangnya kegiatan sosialisasi kepada masyarakat menyebabkan penjangkitan HIV/AIDS semakin meningkat dari tahun ke tahun. Tidak terbayangkan berapa jumlah orang yang sudah terkena penyakit ini karena tidak adanya sosialisasi HIV/AIDS. Kalau seandainya dari dulu sudah ada kegiatan sosialiasi secara rutin diadakan maka penularan penyakit ini bisa ditekan dan jumlah akan semakin berkurang hingga sekarang. Kegiatan sosialisasi dapat dilakukan oleh remaja secara sederhana, seperti di lingkungan tempat tinggal sendiri misalnya sosialisasi kepada anggota keluarga yang belum mengenal HIV/AIDS atau kepada teman-teman yang berada di tempat lain. Dengan adanya kegiatan seperti itu maka kita, para remaja sudah berperan aktif dalam menyelamatkan 1 jiwa dari miliaran orang dimuka bumi.

Untuk itu mari kiranya kita sebagai remaja Indonesia memperbaiki kekurangan yang sudah ada didepan mata agar kelak hasil dari memberikan pengertian yang benar tentang kegiatan sosialiasi HIV/AIDS dapat membuahkan hasil manis. Bukan hanya sekedar pengetahuan tetapi juga praktik dilapangan juga perlu dilakukan. Sebagai contoh kita menolong ODHA dengan cara memberikan bantuan dalam biaya maupun dukungan semangat dan moral kepada mereka. ODHA juga merasa terasing apabila kita menjauhi mereka. Karena bagi mereka, kita adalah jalan untuk membantu mereka yang sudah menjadi korban dari keganasan virus ini. Gerakan semangat juga dapat dilakukan dengan berkunjung ke panti rehabilitasi AIDS yang ada di tempat tinggal sekitar kita.

Lalu, Bagaimana cara kita sebagai remaja untuk membantu mereka...?  Cara yang dapat dilakukan berbagai macam, mulai dari memberikan donasi kepada mereka atau kepada tempat yang menampung mereka, memberikan dukungan agar mereka memiliki semangat hidup lagi, memberikan pengobatan kepada mereka yang kurang mampu. Dengan demikian kita sudah mendapatkan manfaat lebih, dalam konsep agama dan juga sosial. Sekian dari artikel ini, semoga bermanfaat bagi para pembaca.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun