Latar Belakang
Ketertarikan siswa di bidang sains dikalangan siswa sangat tinggi namun terkadang pembelajaran sains yang saat ini bernama IPA belum dapat mewadahi secara maksimal untuk siswa yang mempunyai minat dan bakat lebih di bidang sains hal ini karna keterbatasan jam belajar IPA di kelas dan materi IPA yang harus dituntaskan dalam tahun pelajaran sehingga tidak semua konsep dapat dipraktikan atau dibuktikan oleh siswa di kelasnya sehingga untuk siswa yang mempunyai minat dan bakat yang tinggi terhadap ilmu sains menjadi dirasa kurang terpenuhi, untuk itu klub sains hadir sebagai wadah dan fasilitas untuk siswa yang memiliki minat dan bakat lebih dibandingkan teman lainnya terhadap ilmu sains. Tujuan dari ekstrakulikuler klub sains adalah sebagai tempat menyalurkan dan mengembangkan minta dan bakat siswa di bidang sains yang dapat mengasah ketrampilan dan sikap ilmiah siswa. Adanya klub sains ini menjadi solusi bagi siswa yang mengikutin kegiatan ini dampak yang terasa adalah pengetahuan siswa terhadap sains meningkat hal ini juga membawa dampak untuk prestasi sains di KBM sehingga semakin hari minat siswa untuk mengikuti kegiatan klub sains semakin bertambah. Diharapkan kedepannya klub sains mampu bekerjasama denagn pihak-pihak ekskul sejenis sehingga semakin memperkaya kegiatan yang dilaksanakan dan menjadi tempat yang dapat menghasilkan bibit-bibit siswa berprestasi di bidang sains untuk lomba-lomba di tingkat Kota maupun Nasional.
Pembelajaran IPA terdiri dari kompetensi pengetahuan dan ketrampilan, dan untuk memenuhi kompetensi ketrampilan biasanya guru memberikan praktik atas konsep pengetahuan yang didapat siswa agar pengetahuan yang dimiliki didukung dengan siswa melakukan praktik langsung terhadap konsep yang diketahuinya. Banyaknya materi yang disampaikan terkadang tidak semua dapat dipraktikan langsung oleh siswa dalam membuktikan konsep yang dipelajarinya sedangkan praktik yang harus dilakukan sangatlah penting dalam mengasah sikap dan ketrampilan ilmiah siswa hal ini dikarenakan lagi akan sempitnya waktu jika semua praktik dilakukan di KBM regular karna terbatas dengan agenda lain dan materi yang harus dituntaskan. Kondisi yang terbatas ini membuat sebagian siswa yang mempunyai minat dan bakat lebih terhadap ilmu sains menjadi tidak tersalurkan dan tidak terfasilitasi untuk itu diharapkan ada wadah dan tempat siswa mengembangkan minat dan bakatnya terhadap ilmu sains agar semakin bertambah pengetahuan serta terasah sikap dan ketrampilan ilmiahnya. Munculnya klub sains diharapkan mampu menjadi solusi untuk siswa yang mempunyai minat dan bakat lebih dibandingkan teman lainnya dalam ilmu sains dan menjadi wadah siswa memperdalam pengetahuan serta ketrampilan ilmiahnya dibidang sains.
Tujuan
- Menjadi wadah siswa yang memiliki minat dan bakat di ilmu sains
- Mengasah ketrampilan dan sikap ilmiah siswa
- Memfasilitasi percobaan-percobaan yang tidak bisa dilakukan di KBM regular dapat dilakukan di klub sains
- Mengembangkan pengetahuan siswa terhadap ilmu sain
Pelaksanaan Praktik Baik
Pelaksanaan dari kegiatan ektrakulikuler klub sains dilakukan luar jam sekolah karena merupakan kegiatan ektrakulikuler, klub sains merupakan salah satu dari 17 ekstrakulikuler yang ada di SDIT Aliya. Pendirian klub sains ini menjawab keresahan dan ketidakpuasan anak-anak yang memiliki minat dan bakat di pelajaran IPA untuk mengekplorasi ilmu IPA di KBM regular karena keterbatasan waktu dan ketuntasan materi yang harus dilaksanakan, antuasias anak-anak terhadap klub saisn terus bertambah hal ini karena kegiatan yang di lakukan diklub sains menyenangkan untuk anak-anak. Adapun metode pembelajaran yang dilakukan di klub sains ini adalah :
a. metode studi kasus
Metode studi kasus atau case study dapat digunakan dalam pembelajaran aktif. Metode ini memanfaatkan situasi atau kasus tertentu yang dapat memberikan siswa pembelajaran bermakna dan bermanfaat. Instruktur dapat memberikan sebuah cerita tentang tema atau konsep yang akan akan dipelajari di bidang saisn. Setelah itu, siswa dapat berdiskusi untuk melakukan analisa, sintesisa, dan evaluasi berdasarkan kasus atau masalah yang sedang dipelajari. Kasus yang diangkat adalah yang bersifat kontektual saat ini berkenaan dengan ilmu sains contohnya tentang pemanasan global, kurangnya daerah resapan air, masalah sampah ditinjau dari ilmu sainsnya dan juga kasus yang lainnya
b. Metode demonstrasi
Siswa diberikan kesempatakan untuk bersentuhan langsung dengan materi yang dipelajari kemudian mereka memeperagakannya di depan kelas. Metode pembelajaran ini dapat menunjukkan bagaimana siswa melakukan sesuatu yang kemudian diamati dan dibahas di depan kelas. Metode ini biasanya kolaboratif dengan metode eksperimen setelah siswa membuat suatu alat atau percobaan setelah itu siswa memperagakan alat yang di buatnyadi depan kelas dan hadapan teman-teman lainnya.
c. Metode discovery