Mohon tunggu...
Ida Nur Laila
Ida Nur Laila Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Konselor Senior di Jogja Family Center (JFC), Pengelola Balai Belajar Masyarakat (BBM), tinggal di pelosok kampung Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Setelah Menunggu 50 Jam, Akhirnya Dokter Itu Benar-benar Datang

11 Oktober 2011   03:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:06 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Janjinya, hari Senin 10 Oktober 2011 jam 21.00 wib, dokter spesialis akan mengunjungi anak lelakiku yang tengah berbaring lemas di salah satu Rumah Sakit Swasta (RSS). Sejak Sabtu 8 Oktober jam 19.00, anakku telah masuk bangsal VIP di RSS tersebut, dan tidak ada perkembangan yang berarti sampai hari Senin kemarin.

Berdebar-debar menunggu jam 21.00, akankah sang dokter datang ? Sementara kondisi anakku dalam kondisi lemas, diare berkepanjangan, tekanan darah naik, suhu badan tinggi, mual dan tidak bisa menelan makanan. Sudah hari ketiga di RSS, hampir tidak ada kemajuan, kecuali bahwa pada hari Senin anakku sudah tidak muntah lagi.

Alhamdulillah, akhirnya sang dokter spesialis datang juga. Menengok anakku sebagai pasiennya jam 21.00. Bertanya-tanya beberapa data kepada suamiku yang sedang menjaga di RSS, juga bertanya beberapa data kepada perawat yang menemaninya visit. Lalu, apa kesimpulan sakit anakku ?

“Baru saya pelajari pak. Akan terus saya pantau. Sambil menunggu hasil pemeriksaan lab”, begitu jawab sang dokter kepada suamiku.

Andai sudah dia periksa Sabtu malam, pastilah sekarang sudah ada hasil dan sudah ada perkembangan yang berarti. Menunggumu di RSS ini limapuluh jam, dari Sabtu jam 19.00, hingga engkau datang hari Senin jam 21.00. Alhamdulillah engkau mau datang memeriksa pasienmu.

“Hari Minggu memang tidak ada visit ahli pak”, kata perawat setelah sang dokter selesai mengunjungi anakku. Mungkin bermaksud menghibur suamiku, agar tidak terlalu kecewa. Atau untuk mengatakan, “Bapak salah memilih hari. Harusnya kalau sakit hari Senin”. Atau untuk mengatakan, “Bapak salah memilih Rumah Sakit. Harusnya memilih Rumah Sakit yang selalu ada visit dokter ahlinya”.

Malam hari setelah adanya visit dokter ahli, tampak ada perubahan penanganan. Obat antibiotik yang semula berbentuk syrup dengan merek tertentu, diganti dengan bentuk injeksi dengan merek lain. Antibiotik syrup harus dihentikan pemakaiannya, padahal baru diberikan satu kali, dan tentu saja sudah terlanjur masuk rekening tagihan. Tidak masalah, yang penting sudah tampak ada kemajuan dalam menangani anakku.

Lega rasanya hatiku tadi malam, setelah mendapat kabar dari suamiku yang menjaga anak di RSS bahwa sudah ada kemajuan tindakan. Walaupun belum ada kemajuan hasil sampai sekarang.

Saat aku menemani anakku di RSS sekarang ini, diarenya masih terus berlangsung, suhu badan masih cukup tinggi, tekanan darah masih di atas biasanya. Aku masih terus setia menunggu perkembangan penanganan dan kemajuan kesehatan anakku.

Terimakasih dokter, engkau telah memenuhi janjimu.

[caption id="attachment_136189" align="aligncenter" width="300" caption="gambar : google"][/caption]

Bangsal Ini, Rumah Sakit Itu, 11 Oktober 2011

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun