Mohon tunggu...
Ida Nur Laila
Ida Nur Laila Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Konselor Senior di Jogja Family Center (JFC), Pengelola Balai Belajar Masyarakat (BBM), tinggal di pelosok kampung Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjadi Ibu Teladan (2): Intelektualitas Ibu Teladan

25 Oktober 2011   02:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:32 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pada postingan terdahulu, telah saya sampaikan tentang Spiritualitas Ibu Teladan. Pada kesempatan kali ini akan saya sampai upaya berikutnya dalam menjadikan kita sebagai ibu teladan, yaitu segi intelektualitas.

Intelektualitas Ibu Teladan

Tidak cukup berbekal spiritual, ibu teladan harus pula melengkapi diri dengan bekal intelektual. Ibu Teladan adalah ibu yang cerdas, pintar, smart, banyak memiliki ilmu pengetahuan baik ilmu agama, pengetahuan umum maupun ketrampilan. Pada sisi penumbuhan intelektualitas ini, minimal para ibu harus mengusahakan dua hal berikut:

1.Senantiasa belajar meningkatkan kualitas dan kuanititas ilmu pengetahuan

Para ibu harus banyak menimba ilmu pengetahuan dengan berbagai macam cara belajar. Sangat banyak ilmu yang diperlukan untuk menjadi ibu taladan. Hal ini penting dilakukan para ibu, bukan hanya untuk konsumsi dirinya sendiri, akan tetapi hal ini akan menjadi contoh bagi anak-anak di dalam rumah, bahwa ibu tidak pernah berhenti belajar. Di sisi yang lain sekaligus memberikan suasana belajar dalam kehidupan rumah tangga.

Anak-anak terus tumbuh dan perkembang, di sisi lain zaman juga semakin maju dan berkembang. Apabila para ibu tidak terus menambah ilmu pengetahuan, akan bisa mengalami banyak kesulitas dalam mendidik dan mengarahkan anak-anak. Betapa kehidupan ini semakin kompleks, sehingga memerlukan kemampuan untuk menghadapi hidup yang lebih tangguh agar bisa memenangkan pertarungan.

Para ibu jangan lelah untuk terus menerus belajar menambah ilmu pengetahuan yang bermanfaat. Sejak dari belajar hal-hal yang sangat mendasar dalam kehidupan, yang akan menjadi pondasi kebaikan, seperti pemahaman yang baik dan benar tentang agama. Banyak sekali yang harus dikuasai dari bab ini, seperti bagaimana aturan hidup kerumahtanggaan yang diajarkan agama, bagaimana mendidik anak, bagaimana membentuk keluarga yang sakinah, mawadah dan rahmah.

Sangat banyak sarana belajar yang bisa dimanfaatkan di zaman modern ini, sejak dari sarana baca media cetak, seperti membaca buku, majalah, koran, tabloid dan lain sebagainya. Ada pula sarana media elektronik, seperti belajar hal yang bermanfaat lewat televisi, radio, VCD atau DVD; bahkan belajar melalui teknologi internet. Sarana sudah sangat banyak, yang diperlukan hanyalah kemauan untuk selalu belajar menambah ilmu pengetahuan.

2.Mengerti cakupan keilmuan yang diperlukan

Sangat banyak ilmu yang perlu diketahui untuk menjadi ibu teladan. Di antara ilmu yang harus dikuasai oleh para ibu adalah ilmu agama dengan segala cakupannya; ilmu pengetahuan umum misalnya matematika, bahasa, pengetahuan alam, ilmu sosial, ekonomi, kesehatan, sastra, budaya, sejarah dan lain sebagainya; ilmu keahlian seperti ilmu mendidik anak, ilmu manajemen, komunikasi dan lain sebagainya.

Sebagai ibu, kita harus mendampingi tumbuh kembang anak kita. Sejak kecil, anak-anak bertanya tentang segala sesuatu, yang sering kali sulit kita jawab, karena terbatasnya pengetahuan yang kita miliki. Pertanyaan anak kita, “Mengapa langit berwarna biru?” atau “Mengapa ada hujan ?” adalah contoh jenis pertanyaan anak tentang kejadian keseharian. Tentu kita harus bisa menjawab dengan benar, agar tidak membentuk persepsi yang salah pada anak.

Saat anak sudah masuk sekolah, ternyata kita ikut terlibat dalam jenjang sekolahnya. Karena kita selalu mendampinginya saat belajar dan mengerjakan PR, maka anak akan bertanya dan menjadikan kita sebagai teman berdiskusi saat mengalami kesulitan dalam pelajaran. Tiba-tiba para ibu harus menguasai pelajaran SD, karena anaknya sekolah di SD. Pada kesempatan yang lain kita harus menguasai pelajaran SMP karena anak kita sudah masuk SMP, dan kelak kita harus mengerti pelajaran SMA karena anak kita sudah memasukinya.

Rupa-rupanya belajar memang tidak pernah selesai, karena kita belajar bukan hanya untuk keperluan hidup kita sendiri, namun juga untuk keperluan masa depan anak-anak kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun