Mohon tunggu...
Idan Ramdani
Idan Ramdani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Idan Ramdani Mahasiswa IAILM Suryalaya Fakultas Dakwah Prodi Ilmu Tasawuf

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Pemikiran Haji Abdul Malik tentang relevansi psikoterapi Islam terhadap kesehatan jiwa.

6 Januari 2025   00:40 Diperbarui: 6 Januari 2025   00:40 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Psikoterapi Islam Mebangun kehidupan rohani di dalam jiwaHamka menjelaskan relevansinya psikoterapi Islam terhadap kesehatan jiwa pada dasarnya adalah mengembangkan kehidupan kerohanian. Seperti pendapat Hamka yang menjelaskan, Husain Haikal Pasya, intelek Islam Mesir. Dikatakan beliau lama berkutat pada suasana pemikiran dari kebendaan materialistik menggunakan rasio sebebas- bebasnya. Namun pada hari tuanya ia merasakan bahwa hidup atas dasar materialistic kebendaan butuh diseimbangkan dengan kerohanian.

157 Dari situ beliau mengerjakan rukun haji setelah itu keluarlah bukunya yang terkenal "Fimanzilil Wahyi", berarti tempat diturunkanya wahyu. Pada bagian akhir karya intelek itu ditulislah tentang bagaimana perlunya untuk nilai hidup manusia menyeimbangkan hidup materialistik dengan hidup berohani. Hal ini menunjukan betapa pentingnya membangun kehidupan kerohan.

2. Psikoterapi Islam menumbuhkan kesadaran cinta mendalam kepada Allah dan Agama dalam jiwa seseorang.Hamka menjelaskan ada hal lain dalam diri manusia disamping menjalankan yang diperintahkan dan menghentikan atau tidak melakukan larangan dengan tujuan masuk surga dan terhindar neraka. Hal lain dalam diri manusia tersebut merupakan hal yang hanya dimiliki oleh hamba yang muhlis. Hal itu Hamka namakan adalah cinta yang berarti perasaan yang murni sebagai puncak tertinggi pandangan seorang muslim. Cinta ini bermuara pada satu puncak tertinggi yakni Allah. Allah mengutus Muhammad sebagai petunjuk jalan untuk mencintai Allah sehingga akan tercipta harmonisasi antara hamba dan Tuhan yang saling mencintai. Kemudian didalam tumbuhnya cinta ini, akan sirna kepentingan kepentingan yang bersifat egoisme.159Terkuburnya kepentingan sendiri dalam kepentingan yang besar yakni melaksanakan kehendak Allah dengan penuh kasih dan ikhlas. Mencintai Allah berarti pula mencintai utusan Allah seperti nabi dan rasul. Jejak para utusanya tidak akan dapat diikuti apabila tidak disayang. Cinta yang seperti ini adalah cinta dengan landasan  Perkembangan. Cinta ini akan tumbuh tidak pada hanya satu prioritas saja namun meliputi cinta seluruh alam dan sesama mahluk.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun