Mohon tunggu...
Idan Ramdani
Idan Ramdani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Idan Ramdani Mahasiswa IAILM Suryalaya Fakultas Dakwah Prodi Ilmu Tasawuf

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tokoh Psikoterapi Islam Ibnu Sina

5 Januari 2025   19:23 Diperbarui: 5 Januari 2025   19:23 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ibnu Sina terlahir dari kalangan keluarga berpendidikan. Ia lahir pada tahun 980 Hijriah di Afsana, sebuah di desa dekat Bukhoro (sekarang Uzbekistan), pada masa dinasti Persia di Asia Tengah. Ibunya bernama Setareh dari Bukhoro. Ayahnya bernama Abdullah, seorang Sarjana dari Balkh (Afganistan).

Banyak karya yang dihasilkan Ibnu Sina, yang diakui cendekiawan dunia. Ibnu Sina dikenal di Barat dengan ''Avicenna''. Ia adalah seorang polymath yang mengusai banyak ilmu, mulai dari filsafat, kedokteran, astronomi, kimia, geografi, teologi, fikih, logika, matematika, fisika, hingga psikologi.

Lebih dari 450 karya menomental yang ditulisnya. Salah satunya yang dikenal dunia adalah al-Qanun fi al-Thib (The Canon of Medicine), yang menjadi rujukan seluruh perguruan tinggi di dunia.

Berbagai pemikiran Ibnu Sina, antara lain: Pertama, tentang kecemasan pada kematian. Ibnu Sina, menyatakan, kecemasan pada kematian merupakan inti universal dari semua penyakit mental, seperti depresi, fobia, dan kesedihan.

Dikemukakan olehnya, penyebab kognitif seseorang merasa takut adalah lantaran ketidaktahuan tentang rasanya kematian, ketidakpastian kejadian setelah kematian, dan berpikir bahwa jiwa akan lenyap setelah kematian.

Naisaiban (2005), mengemukakan, ide Ibnu Sina tentang itu mirip dengan teori kognitif behavioristik, yang memandang patologi kecemasan (ketakutan) sebagai rendahnya pemahaman akan gangguan, dan kurangnya kemampuan berpikir

Kedua, relasi pikiran dengan tubuh. Ibnu melakukan klasifikasi keterkaitan antara pikiran dan tubuh menjadi beberapa bagian. Yakni pikiran manusia seperti cermin. Pikiran memiliki kemampuan untuk mencerminkan pengetahuan, karena setiap manusia menggunakan kecerdasan aktifnya. Dengan banyak berpikir, cermin manusia akan semakin halus dan cermelang, sehingga dapat mengarahkan menuju akuisisi pengetahuan yang benar.

Selanjutnya, pikiran mengendalikan tubuh secara hierarkis. Emosi yang kuat menyebabkan self fulfilling (pemenuhan diri). Dalam kacamata Graham, Ibnu Sina diyakini pribadi yang kuat untuk mempengaruhi orang lain melalui hipnosis (al-wahm al-amil).

Terkait teori persepsi internal, Ibnu Sina membagi persepsi manusia menjadi lima bagian, yakni senus communis (integrasi data-data persepsi); fakultas imajinatif (melestarikan gambaran persepsi); rasa imajinasi yang menghasilkan kecerdasan praktis; naluri moral untuk menilai orang; dan melestarikan semua gagasan seseorang.

Keempat, mengenai Teori Melankolia-Mania. Ibnu Sina berbicara tentang gangguan psikologis pada masalah melankolia yang menjadi mania. Perubahan tersebut terjadi, disebabkan kelembaban pada otak. Hasil pernafasan merembes ke otak, sehingga menjadi lembab. Dengan pemikirannya ini, Ibnu Sina pun ditahbiskan sebagai pencentus teori frenologi (ilmu yang membahas gangguan mental dari rembesan otak).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun