Mohon tunggu...
Idang NaraCendekia
Idang NaraCendekia Mohon Tunggu... Freelancer - Manajer Program Griya Abipraya

Membaca, traveling dan olahraga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sepenggal Cerita Dari Dusun Wanarata

27 Januari 2025   14:25 Diperbarui: 27 Januari 2025   14:25 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia


Siapa yang mau hidup menderita di daerah yang terpencil, minim sumberdaya dan juga  fasilitas pendidikan dan kesehatan.
Seperti saudara saudara kami yang tinggal di Dusun Wanarata Desa Kalitapen Kec Purwojati Kab Banyumas.

Dusun yang terletak di lereng bukit-lembah gunung Putri  berjarak sekitar 4 km dari Kantor Desa Kalitapen.
Jalan ke sana juga cukup ekstrim dengan tanjakan dan turunan yang curam.
Ditambah kondisi jalan yang rusak parah, serasa semakin lengkap deritanya. Mungkin saja ini sudah jadi hal biasa bagi warga dusun Wanarata, karena sudah puluhan tahun jalannya rusak. 

Bisa saja sering terjadi kecelakaan di sepanjang jalan menuju Wanarata. Setidaknya bagi  orang orang dari luar yang baru pernah berkunjung ke Wanarata, memang butuh fokus dan kendali ekstra, agar tidak terpeleset atau oleng hingga jatuh mencium wajah jalan yang tak lagi mulus.

Setiap musim kemarau, susah air, meski ada bantuan air bersih, tetap saja harus membeli, agar bisa mandi.
Tak tahan rasanya badan ini gerah dan lengket hingga gatal karena tak tersiram air.
BPBD Kab Banyumas, PMI dan komunitas filantropis selalu membantu untuk mengirim air bersih.
Bersyukur, tahun 2024 ada bantuan sumur bor raksasa dari Pak Prabowo yang saat itu masih sebagai Menteri Pertahanan.
Semoga persoalan air  bersih sudah bisa terpenuhi.

Derita lain adalah kalau warga Wanarata sakit yang tak sembuh dengan obat dari warung dan bidan desa, mereka harus ke Puskesmas yang cukup jauh. Seandainya sakit parah yang tak bisa lagi untuk duduk dan harus ke Puskesmas Purwojati, harus menyewa mobil dengan biaya 300 ribu sampai 400 ribu sekali antar.

Padahal ekonomi warga Wanarata hanya mengandalkan pertanian dari lahan lahan perbukitan dengan sumber air yang terbatas. Umumnya adalah menanam singkong dan juga menanam  kayu kayu keras untuk tabungan jangka panjang mereka.
Soal pendidikan untuk anak anak di Dusun Wanarata sudah ada SD negeri yang lokasi tidak jauh dari perkampungannya.

Persoalan lumayan berat ketika anak anak akan melanjutkan ke SMP.
Butuh perjuangan besar setiap harinya, mengingat jarak ke SMP negeri terdekat sekitar 7 km yaitu ke  Desa Purwojati atau Desa Karangmangu. 

Namun sudah ada sekolah MTs setara SMP yang ada di Desa Kalitapen.
Nah dengan jarak yang jauh tersebut, tidak mungkin anak anak  naik  sepeda, ini  terlalu beresiko mengingat jalannya yang penuh tanjakan dan turunan bisa buat anak celaka.
Bagi keluarga yang mampu, bisalah antar jemput dengan sepeda motor. Beda cerita bagi keluarga miskin yang tidak punya sepeda motor...ini  masalah cukup besar. Dampaknya ada anak anak yang terpaksa tidak melanjutkan sekolah.
Seandainya ada fasilitas jemputan gratis untuk anak anak Wanarata baik dari pihak sekolah ataupun pemerintah daerah pasti sangat membantu. 

Opsi lain adalah membuat  program program khusus yang bisa memfasilitasi anak anak Wanarata bisa sekolah  wajib belajar 9 tahun/SLTP di dekat rumah mereka. Seperti SMP terbuka, kelas jauh atau sekolah yang dikelola komunitas.

Kebetulan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah yaitu Prof Abdul Muti punyak misi Pendidikan Berkualitas Untuk Semua.
Bisa ini untuk jadi program percontohan di dusun Wanarata.

Untuk memajukan ekonomi masyarakat
Wanarata nampaknya butuh energi dan dukungan banyak hal  karena sarana jalan yang sempit dan rusak serta minimnya potensi sumber daya ekonomi, seperti lahan terbuka yang datar untuk pertanian dan juga sumber  air  untuk  mengairi tanaman. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun