Sesuai UU No. 14 Tahun 2014 tentang Guru dan Dosen, pengertian Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru adalah ujung tombak keberhasilan pendidikan, karena itu, peran guru sangat menentukan keberhasilan bagi siswa. Walaupun dizaman sekarang ini pusat pembelajaran adalah siswa (student centre) dan guru sebagai fasilitator. Tetapi guru tetap berperan penting dalam proses belajar mengajar, sebab dalam proses belajar-mengajar diperlukan perangkat-perangkat pembelajaran seperti PSA, metode, pendekatan, strategi, pengelolaan kelas, evaluasi, kriteria ketuntasan belajar yang semua itu dirancang oleh guru.
Kita mengetahui bahwa tujuan pendidikan bukan hanya mentransfer ilmu pengetahuan dan mengembangkan kemampuan intelektual siswa saja, tetapi juga perlu mendapat perhatian serius soal pendidikan mental, emosi, dan spiritual siswa yang mana semua itu akan tercermin dalam kepribadian siswa dan kemampuan siswa saat berkiprah di tengah – tengah masyarakat memainkan perannya. Siswa yang memiliki otak briliant tanpa didukung oleh kepribadian yang matang, tidak akan banyak memiliki peluang untuk menempati posisi strategis dalam semua aspek kehidupan. Karena itu, peran dan tanggung jawab guru dalam membimbing siswa sangat diperlukan. Permasalahan-permasalahan ini jika tidak mendapat perhatian dan penanganan secara langsung dari para pengelola dan pelaku pendidikan, akan sangat berpeluang untuk bersikap dan berprilaku nakal. Karena itu, di era globalisasi dan reformasi ini, mestinya guru harus mampu menjadi figur teladan yang patut digugu dan ditiru oleh siswa. Keteladan guru dari semua aspek sangat berpengaruh pada pembentukan diri dan kepribadian siswa.
Maka bisa kita bayangkan kalau ada guru tapi tidak ada siswa, akan tidak lengkap proses pembelajaran yang diselenggarakan di sekolah tersebut. Didalam kelas yang kita buat pembelajaran kita berbagi peran dengan siswa, suatu saat kita memberi penjelasan tentang materi atau kita juga sering melibatkan siswa langsung memberi materi kepada teman – temannya. Dalam proses pembelajaran tersebut kita akan memberi penilaian terhadap seluruh siswa mulai nilai pengetahuan, ketrampilan dan afektif (sikap) dengan metode yang sesuai dengan kondisi kelas kita masing – masing. Selama ini kita memberi nilai afektif siswa secara manual dengan mencatat setiap perilaku siswa di setiap pembelajaran. Dimana dengan cara yang manual ini kita belum tentu punya waktu selama pembelajaran berlangsung. Karena fokus kita juga terbagi antara memberi materi, mengamati perilaku siswa, mencatat kejadian – kejadian dikelas belum lagi jikalau kita menggunakan media LCD yang mungkin pas bermasalah. Kita akan membenahi terlebih dahulu supaya pembelajaran kita terus berlanjut.
Berdasarkan paparan tersebut diatas maka kita perlu menemukan cara dan strategi yang pas supaya kita bisa melaksanakan pembelajaran dengan maksimal tapi tetap bisa juga menilai sikap siswa selama pembelajaran.”Pucuk dicinta ulam tiba” begitu peribahasanya yang pas untuk DOGMIT Angkatan 15 ini. Karena di Diklat Online Guru Melek IT yang sekarang ini memberi materi tentang “Mengontrol Perilaku (Sikap) Siswa di Sekolah dengan Teknologi & Randomizer For Class” & "Mengabsen Siswa di Kelas dengan Teknologi". Dimana semua itu dilakukan sama – sama cukup dengan 1 Jari saja. Materi ini merupakan salah satu cara untuk mengatasi masalah penilaian afektif (sikap) yang masih dilaksanakan secara manual. Seiring dengan berkembangnya teknologi dan apapun dikehidupan sehari – hari yang serba online, maka tidak ada salahnya kita menggunakan sebuah teknologi untuk penilaian afektif siswa dikelas. Dengan harapan tugas guru sebagai pendidik profesional terpenuhi secara maksimal. Bahkan hasil penilaian afektif online ini bisa kita share / bagikan ke wali kelas langsung. Sebagai bahan pertimbangan pemberian penilaian secara keseluruhan terhadap siswa yang akan dicantumkan pada rapor nanti. Meskipun menggunakan teknologi online tugas guru untuk mengamati secara langsung tetap harus dijalankan karena dari hasil pengamatan tersebut bisa dimasukkan ke penilaian afektif online ini.
Akhir kata, kita sebagai guru harus selalu belajar, belajar dan belajar. Mengupdate diri terhadap wawasan baru sesuai perkembangan zaman yang ada tapi tetap menjunjung tinggi pendidikan karakter siswa yang positif. Jadilah seorang GURU PEMBELAJAR yang cerdas, ramah, berkarakter dan sayang terhadap siswa – siswanya. Jadilah seorang GURU MULIA KARENA KARYA. Untuk semua bapak dan ibu guru dimanapun berada “SELAMAT HARI GURU NASIONAL 2016”.
Salam semangat selalu,
Terimakasih Pak Sukani
I Love DOGMIT ………..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H