“Aku ingin membunuhnya.”
Tidak! Aku ingin melihat matahari terbit.
“Terlambat! Ini tak bisa digugurkan lagi.”
“Jadi kau akan bertanggung jawab?”
Itu papa yang akan membelaiku manja, menina bobokan dengan syair terindah. Lama tak ada jawaban. Ah! Papa pasti akan melindungiku dari perempuan ini, ibuku.
Terdengar tawa keras-keras. Suara baritone papa indah menjadi music klasik menenangkan hati.
“Aku tidak yakin itu anakku.”
Apa maksudnya ini? Sebuah gunung dijatuhkan ke atasku.
“Maksudmu?”
“Bukankah kau juga tidur dengan temanku, Jalang?”
Aku tak mau mendengarkan ini. Kututup telinga rapat-rapat.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!