Mohon tunggu...
Ida Fitri
Ida Fitri Mohon Tunggu... -

Sebuah tulisan mampu menciptakan sejarah ...\r\n

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menatap Rupa Dunia

4 September 2014   01:44 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:41 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Aku ingin membunuhnya.”

Tidak! Aku ingin melihat matahari terbit.

“Terlambat! Ini tak bisa digugurkan lagi.”

“Jadi kau akan bertanggung jawab?”

Itu papa yang akan membelaiku manja, menina bobokan dengan syair terindah. Lama tak ada jawaban. Ah! Papa pasti akan melindungiku dari perempuan ini, ibuku.

Terdengar tawa keras-keras. Suara baritone papa indah menjadi music klasik menenangkan hati.

“Aku tidak yakin itu anakku.”

Apa maksudnya ini? Sebuah gunung dijatuhkan ke atasku.

“Maksudmu?”

“Bukankah kau juga tidur dengan temanku, Jalang?”

Aku tak mau mendengarkan ini. Kututup telinga rapat-rapat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun