Mohon tunggu...
Idad S Haq
Idad S Haq Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Staf pengajar PTS dengan hobi membagi & memberi. Didalam membagi dipastikan ada pekerjaan memberi, tetapi didalam memberi belum tentu kita membagi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

(Ber)jalan-jalan “Plus-plus” di Pusat Perbelanjaan Kota Bandung

23 Desember 2014   13:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:39 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Jaman sekarang, yang dinamakan kegiatan berjalan-jalan di pusat perbelanjaan sudah merupakan hal yang biasa. Berjalan-jalan merupakan suatu kegiatan jalan melangkahkan kaki dan akan terasa menyenangkan jika lokasi yang dipilih adalah di pusat perbelanjaan dan dipastikan akan banyak hal baru yang bisa dilihat dan diamati. Malahan ada sebagian orang yang menyebut bahwa kegiatan ini sudah menjadi suatu gaya hidup (lifestyle) masyarakat modern yang tinggal di perkotaan. Penulispun meyakini bahwa pembaca yang tinggal di kota besar semacam Bandung, Jakarta dan kota-kota besar lainnya dipastikan pernah atau malahan sering mengunjungi tempat yang dimaksud tersebut.

Bukan tanpa maksud, penulis menambahkan kata “plus-plus” di atas, tetapi mohon pembaca jangan berpikiran negatif dahulu mengaitkan dengan sesuatu/apapun yang diberi tambahan kata “plus-plus”, misalnya panti pijat “plus-plus” (panti pijatnya sih baik, tetapi tambahan kata di belakang itu yang menyebabkan menjadi gimana gitu… he..he…he....). Kata “plus-plus” dalam bahasa keseharian kita memang memiliki konotasi yang tidak baik (negatif) dan saya juga tidak mengetahui sejak kapan kata “plus-plus” tersebut dipakai dalam bahasa keseharian kita. Ketika saya cek di KBBI Online (http://kbbi.web.id/), kata “plus” tersebut bermakna “lebih” (konotasi baik/positif), mungkin pengulangan katalahyang mengakibatkan berkonotasi menjadi tidak baik.

Kata “plus-plus” dalam tulisan ini akan penulis artikan sebagai sesuatu yang lebih dari utamanya dan ada yang ditambahkan pula, sehingga diharapkan dengan pemberian arti tersebut nantinya konotasi kata tersebut menjadi sesuatu yang baik atau bernilai positif (memang sudah seharusnya demikian, karena kata “plus” disimbolkan menjadi “+”, dan jika “plus-plus” akan menjadi “++”). Menjadi sesuatu yang bagus bukan? pembaca bisa lihat software keluaran terbaru, misal C++ (simbol ini ketika dibaca akan memberikan konotasi sangat positif & konstruktif). Kemudian perlu pembaca ketahui juga, bahwa judul di atas di dalam bahasan tulisan ini memiliki suatu misi yang sangatlah mulia, yaitu mengajak pembaca untuk menjalankan suatu pola hidup sehat. Nah sampai di sini pembaca pasti akan dibuat tercenung,........iya khan?.

Eiit............... tenang pembaca (jurus penangkis penulispun siap keluar), mohon jangan protes dulu menanyakan apa hubungan: berjalan-jalan, plus-plus”, pusat perbelanjaan, Kota Bandung dan kemudian bermuara kepada menjalankan pola hidup sehat segala (apa tidak maksa, demikian gerutuan pembaca yang terdengar sampai ke telinga penulis ketika membaca tulisan ini, he..he...he....). Untuk itulah, mari kita kupas habis buah mangga ini (.....eh maksudnya permasalahan ini, harap maklum lagi musim mangga sekarang).

Agar kita bisa melihat hubungan antara berjalan-jalan di lokasi pusat perbelanjaan menjadisuatu pola hidup sehat. Kita perlu definisikan dahulu yang dimaksud hidup sehat itu seperti apa, mari kita definisikan bersama-sama bahwa hidup sehat adalah hidup tanpa gangguan masalah fisik (raga) dan nonfisik (jiwa, hati dan pikiran), hal ini berarti mencakup kesehatan jasmani dan rohani. Nah sekarang pertanyaannya bagaimana agar jasmani dan rohani kita senantiasa sehat? Pasti semua pembaca setuju 100% bahwa untuk kesehatan jasmani kita perlu: olahraga. Bagaimana dengan kesehatan rohani? (kita permudah bahwa jawaban disamakan dengan sebelumnya), sehingga untuk kesehatan rohani kita perlu: olah jiwa, olah hati, dan olah pikir(an). Agar bahasan tulisan ini tidak melebar, penulis batasi fokus perhatian akan ditujukan kepada kesehatan jasmani saja, yaitu melalui olahraga (untuk olah jiwa, olah hati, dan olah pikir semoga ada pembaca yang menekuni bidang ini bersedia untuk mengupas tuntas tentang ketiga hal itu).

Nah untuk melakukan olahraga, sebenarnya sangat mudah diucapkan dan dituliskan, tetapi kebanyakan orang termasuk penulis dan pembaca (ngaku sajalah) pasti akan mengeluarkan argumentasi (yang sebenarnya sebuah alasan) kalimat yang berbunyi: “terlalu sibuk oleh pekerjaan dan tugas kantor, sehingga tidak punya waktu untuk berolahraga” (duh demikian kompak, serempak dan merdunya alasan yang diucapkan oleh pembaca dan penulis, bagaikan sebuah koor yang dibawakan paduan suara, he..he....he.....).

This ok, mari kita cari dan rumuskan bersama-sama suatu kegiatan menggerakkan anggota badan (yaitu olahraga), tetapi yang terasa menyenangkan. Di sinilah kita menemukan hubungan suatu kegiatan yang dinamakan berjalan-jalan, terus menyenangkannya dimana? Ya kita lakukan di pusat perbelanjaan (ayo siapa sih menurut pembaca yang menjadi merasa tidak senang ketika diajak jalan-jalan ke supermarket?). Pertanyaan selanjutnya adalah berjalan-jalan yang bagaimana di pusat perbelanjaan yang bisa dikategorikan sebagai kegiatan olahraga?

Nah di sinilah letak kata kunci kegiatan olahraga yang dimaksud(untuk informasi jumlah kalori lemak yang dibakar, penulis dapatkan dari salah satu sumber di internet), yaitu:

(1)Berjalanlah dengan langkah lebar. Ketika pembaca berjalan dari lokasi parkir kendaraan menuju salah satu pusat perbelanjaan yang hendak dituju, berjalanlah dengan ayunan langkah kaki yang dibuat lebar. Gerakan jalan kaki semacam ini mampu membakar hingga 45 kalori.

14193421461578445456
14193421461578445456



(2)Berbelanjalah. Lho...sambil belanja? Tanya kaum ibu sambil senyam-senyum penuh arti kepada sang suami tercinta (tetapi jangan dijadikan alasan utama kepada sang suami agar diberi uang belanja berlebih). Ketika pembaca melakukan kegiatan belanja di salah satu pusat perbelanjaan, maka secara otomatis pembaca akan berjalan untuk mengambil setiap barang yang ingin dibeli. Kegiatan berjalan ini akan membakar sebanyak 22 kalori.

14193422191416486225
14193422191416486225

(sumber: parentsforhealth.org)



(3)Naik dan turunlah lewat tangga. Ketika berkunjung ke pusat perbelanjaan janganlah dibiasakan naik atau turun menggunakan lift atau tangga berjalan (escalator). Jika pembaca naik atau turun dari satu lantai ke lantai berikutnya dengan menggunakan tangga, kegiatan ini akan membakar sebanyak 36 kalori.

14193422561292939439
14193422561292939439



Jika keseluruhan kegiatan di atas dilakukan pembaca, lumayan khan sebanyak 100 lebih kalori lemak dapat dibakar dengan tanpa disadari (catatan: butir no 2 tidak berlaku jika pembaca malah menyuruh pembantu kemudian pembaca malah enak duduk di kursi, ...he..he...he.....).

Sampai di sini pasti pembaca tidak sadar bahwa “plus-plus” yang dimaksud penulis sudah terjawab tuntas sekarang khan.... he..he...he.....dan sebagai penutup dapat disimpulkan bahwa suatu pola hidup sehat dapat kita mulai dari hal-hal yang kecil dalam keseharian kita yang kadang-kadang malah kita abai dan lupakan. Jika aktivitas dan peminatan lingkungan, serta pandangan internal & eksternal kita terhadap pola hidup sehat seperti di atas sudah terbangun dengan baik, penulis pastikan bahwa hal ini akan membentuk suatu gaya hidup sehat (healthy lifestyle) dalam keseharian kita.

Lho....... terus Kota Bandungnya kok gak dibahas? (ini ceritanya ada pembaca yang kritis dan protes, bahwadi judul terdapat kata Kota Bandung, tetapi dalam tulisan di atas tidak dibahas). Begini pembaca, karena penulis tinggalnya di Kota Bandung, ya pasti akan berjalan-jalan “plus-plus”nya di supermarket yang ada di Kota Bandung, masa harus menyengajakan diri ke luar kota...... he..he...he..... (logis khan pembaca jawaban tersebut).

Kemudian jika masih tetap ada pembaca yang “keukeuh” (bersikeras) tetap menagih mana “plus-plus”nya sesuai judul di atas kepada penulis. Argumentasi yang penulis sampaikan adalah: setelah pembaca berjalan-jalan sambil berbelanja di supermarket (yang ada di kota dimana pembaca tinggal) dan kemudian malam harinya terasa pegal-pegal di kaki, nah untuk “plus-plus”nya mintakan saja dipijat mesra istri/suami tercinta di rumah..... he..he...he....(clear deh).

Semoga bermanfaat, Wass (ISH)

Bandung, 23 Desember 2014

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun