Mohon tunggu...
Ida Basarang
Ida Basarang Mohon Tunggu... lainnya -

Ramah? Sangat, untuk mereka yang tidak mengenal saya. Judes? Sangat untuk mereka yang hidup seatap dengan saya

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hujan

23 November 2013   08:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:47 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Titik-titik air mulai nampak
Satu titik...
Dua titik...
Tiga titik...
Hingga milyaran titik...
Sambung menyambung tak berkesudahan
Mencapai bumi dengan kecepatannya sendiri
Menjejak di atas atap
Melahirkan dendang merdu dengan ketukannya
Aroma tanah menguap
Menyerang indra pencium makhluk Tuhan
Mengundang katak berdendang ria
Membangunkan bibit layaknya putri tidur dikecup pangeran
Melumerkan panas matahari yang enggan beradu kekuatan
Mengumbar dingin yang menyerang raga
Mencipta malas dan kantuk
Merayu untuk dormansi di zona nyaman
Syukur dan cerca mulai mengalir
Doa dan umpatan mulai berkumandang
Sejuta rasa terpatri karena hadirmu
Titik-titik itu bernama hujan
Tidak bergeming krn keluh
Tidak berbangga krn puja
Berlaku peran atas kehendakNYA

*Makassar, 08 April 2013 09:59*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun