Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan keberagaman, baik dalam hal budaya, bahasa, agama, maupun adat istiadat. Terdiri dari lebih dari 17.000 pulau dengan ratusan suku bangsa (Wafa, 2023), Indonesia memiliki warisan kebhinekaan yang menjadi identitas unik bangsa ini. Namun, keberagaman tersebut juga menghadirkan tantangan dalam menjaga keharmonisan sosial. Perbedaan yang tidak dikelola dengan baik dapat memunculkan potensi konflik, diskriminasi, dan intoleransi di tengah masyarakat. Oleh karena itu, upaya untuk menanamkan nilai-nilai persatuan dalam keberagaman menjadi sangat penting untuk memastikan harmoni sosial tetap terjaga di Indonesia. Anak-anak adalah generasi penerus bangsa yang harus dibekali sejak dini dengan nilai-nilai toleransi dan penghargaan terhadap perbedaan. Usia dini merupakan masa di mana karakter dan pola pikir anak mulai terbentuk, sehingga pendidikan yang mengajarkan pentingnya keberagaman dapat menjadi fondasi bagi mereka untuk tumbuh menjadi individu yang menghormati perbedaan. Dengan memahami dan menghargai keberagaman sejak usia sekolah dasar, anak-anak tidak hanya akan menjadi pribadi yang toleran, tetapi juga siap berperan dalam membangun masyarakat yang inklusif dan harmonis di masa depan.
Pendidikan multikultural adalah suatu pendekatan pendidikan yang bertujuan untuk mengajarkan nilai-nilai toleransi, penghargaan terhadap perbedaan, dan pemahaman mendalam tentang keragaman budaya, etnis, agama, dan latar belakang sosial dalam masyarakat (Suyitno & Suryarini, 2023). Pembelajaran multikultural ini tidak hanya memperluas wawasan mereka tetapi juga menanamkan nilai-nilai toleransi yang mendalam. Anak-anak yang terbiasa menghargai perbedaan sejak dini cenderung mampu hidup berdampingan secara damai dengan orang-orang dari latar belakang yang berbeda (Anton et al., 2024), sehingga menciptakan masyarakat yang lebih harmonis dan inklusif di masa depan. Di era globalisasi saat ini, dunia menjadi semakin terhubung, dan interaksi dengan berbagai budaya menjadi tak terelakkan. Pendidikan multikultural memberikan bekal bagi anak-anak untuk dapat beradaptasi dan berinteraksi dengan baik di masyarakat multikultural. Bekal ini tidak hanya membantu mereka dalam kehidupan sehari-hari tetapi juga mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan di dunia kerja yang semakin global. Salah satu tujuan utama pendidikan multikultural adalah mengurangi potensi diskriminasi dan intoleransi yang sering muncul akibat kurangnya pemahaman terhadap perbedaan. Dengan memahami budaya lain melalui materi dan kegiatan pembelajaran, siswa diajarkan untuk menghormati keunikan yang dimiliki oleh setiap individu. Pendidikan ini juga menanamkan kesadaran akan pentingnya kesetaraan dan keadilan dalam kehidupan bermasyarakat.
Pendidikan multikultural memberikan dampak positif yang signifikan terhadap perkembangan karakter anak. Melalui pembelajaran yang mengangkat isu keberagaman, anak-anak diajarkan untuk melihat dunia dari perspektif orang lain (Salim et al., 2024), sehingga mampu mengembangkan empati yang mendalam. Proses ini memperkuat kemampuan mereka untuk menghargai perasaan dan pengalaman individu lain, sekaligus membangun hubungan sosial yang lebih kuat. Empati yang tertanam sejak usia dini akan menjadi fondasi penting bagi anak-anak untuk tumbuh menjadi individu yang peduli dan peka terhadap kondisi orang lain di sekitarnya. Pendidikan multikultural juga berkontribusi dalam menciptakan rasa persatuan di tengah keberagaman (Nasution & Albina, 2024). Ketika anak-anak memahami bahwa setiap individu memiliki peran yang setara dalam komunitas, mereka akan lebih mudah bekerja sama tanpa memandang perbedaan yang ada. Solidaritas yang terbentuk sejak dini ini tidak hanya bermanfaat di lingkungan sekolah tetapi juga mempersiapkan mereka untuk menjadi anggota masyarakat yang mampu bekerja sama dalam menghadapi tantangan bersama, sekaligus memupuk harmoni sosial di masyarakat. Dampak positif lainnya dari pendidikan multikultural adalah tumbuhnya rasa hormat terhadap budaya lain. Dengan mempelajari keragaman budaya melalui cerita, lagu, tarian, dan tradisi, anak-anak menjadi lebih terbuka dan menghargai kontribusi berbagai budaya dalam kehidupan bersama.
Pendidikan multikultural tidak hanya dapat diajarkan melalui teori, tetapi juga harus diimplementasikan secara praktis dalam kegiatan sehari-hari di sekolah dasar. Beragam aktivitas kreatif dan inovatif dapat diterapkan untuk memperkenalkan keberagaman budaya Indonesia dan membangun karakter siswa yang inklusif. Pengenalan budaya daerah dapat dilakukan dengan memanfaatkan cerita rakyat, lagu, atau tarian tradisional dari berbagai daerah di Indonesia sebagai bagian dari pembelajaran. Misalnya, guru dapat menceritakan legenda-legenda lokal seperti Putri Ayu dari Bali, Malin Kundang dari Sumatra, dan masih banyak lagi. Kegiatan lintas budaya, seperti mengadakan hari budaya, memberikan kesempatan bagi siswa untuk memperkenalkan dan belajar tentang budaya lain secara langsung. Dalam kegiatan ini, siswa dapat membawa pakaian adat, makanan khas, atau mempraktikkan tradisi budaya tertentu. Misalnya, seorang siswa yang berasal dari Bali dapat mengenakan pakaian adat Bali dan menjelaskan maknanya, sementara siswa lain dari Papua dapat memperkenalkan alat musik tradisional seperti tifa. Proyek kelompok yang melibatkan siswa dari latar belakang yang berbeda juga dapat menjadi cara efektif untuk mengajarkan pendidikan multikultural. Misalnya, siswa dapat bekerja sama dalam proyek seni, seperti membuat mural yang menggambarkan keberagaman budaya Indonesia. Melalui kolaborasi, siswa belajar untuk mengatasi perbedaan dan bekerja bersama menuju tujuan bersama, yang menjadi fondasi penting untuk hidup dalam masyarakat yang inklusif.
Pendidikan multikultural di sekolah dasar memegang peran yang sangat penting dalam membentuk generasi yang toleran, empatik, dan mampu hidup di tengah keberagaman budaya. Dengan menanamkan nilai-nilai multikulturalisme sejak dini, anak-anak dapat tumbuh menjadi individu yang menghargai perbedaan, memiliki empati terhadap sesama, dan siap menghadapi tantangan dunia global yang multikultural. Untuk mewujudkan pendidikan multikultural yang efektif, diperlukan kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk guru, orang tua, dan pemangku kebijakan. Guru dapat menjadi ujung tombak dalam menyampaikan nilai-nilai keberagaman di kelas, sementara orang tua dan masyarakat turut mendukung di lingkungan keluarga dan sosial. Pemangku kebijakan juga perlu memastikan integrasi pendidikan multikultural dalam sistem pendidikan nasional. Mari bersama-sama membangun harmoni dari keberagaman dengan memberikan pendidikan terbaik kepada anak-anak kita, karena mereka adalah cerminan masa depan bangsa yang penuh harapan.
Â
DAFTAR PUSTAKA
Anton, A., Anggraeni, D., Munggaran, S. W., Hasbiya, A., & Rahman, A. (2024). Pendekatan Pendidikan Multikultural dalam Membentuk Karakter Siswa di Sekolah Dasar. Jurnal Intelek Insan Cendikia, 1(8), 4375-4384.
Nasution, R., & Albina, M. (2024). Pendidikan Multikultural: Membangun Kesatuan dalam Keanekaragaman. Scholars: Jurnal Sosial Humaniora dan Pendidikan, 2(2), 164-173.
Salim, R., Syah, M., & Arifin, B. S. (2024). Analysis of the Diversity of Student Backgrounds in Learning and the Urgency of Multicultural Education. al-Afkar, Journal For Islamic Studies, 7(3), 1641-1652.
Suyitno, S. P. S., & Suryarini, D. Y. (2023). Pentingnya Pendidikan Multikultural di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar Flobamorata, 4(1), 418-420.