Mohon tunggu...
Ida Rohmatul Auliyyah
Ida Rohmatul Auliyyah Mohon Tunggu... Guru - GURU TK MODERN AL-RIFA'IE

Pendidik Di TK Modern Al-Rifa'ie Gondanglegi Kab. Malang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Penyesuaian Sosial Anak Kelas Akselerasi

16 Juni 2015   20:02 Diperbarui: 1 Desember 2022   16:40 607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mengingat pentingnya perkembangan sosial bagi anak, kegiatan di kelas Akselerasi yang super cepat dan sangat padat ini dapat menyebabkan kesulitan perkembangan sosial bagi beberapa anak Akselerasi, meskipun memang ada sebagian anak yang mampu mengatasi masalah interaksi sosial. Kesulitan dalam keterampilan sosial dianggap wajar apabila masih dalam taraf normal, tetapi apabila kesulitan ini tidak ditangani dengan baik, maka hal ini akan berpengaruh pada tingkat perkembangannya yang selanjutnya dan semakin lama masalah sosialisasi ini akan dapat menimbulkan stres. Dikemukakan juga oleh Suharsono (2002) bahwa anak yang ber-IQ tinggi sementara EQ-nya rendah akan sangat rawan terkena stres dan cepat merasa frustasi, karena ia tidak memiliki pengelola hati ketika menghadapi tekanan (dalam Safullah & Maulana, 2005 dalam Zikrayati, & Putri, D. E).

Penyesuaian sangat dibutuhkan oleh perkembangan sosial anak. Penyesuaian sosial terjadi dalam lingkup hubungan sosial tempat individu hidup dan berinteraksi dengan orang lain. Menurut Mu’tadin (2002) aspek-aspek penyesuaian sosial mencakup kemampuan individu menyesuaikan diri lingkungan di masyarakat sekitar tempat tinggalnya, keluarga, sekolah, teman atau masyarakat secara umum. Penyesuaian terjadi karena bertemunya kebutuhan-kebutuhan dan motif-motif yang ada di dalam diri individu dengan tuntutan-tuntutan yang berasal dari lingkungan sosialnya. Kebutuhan-kebutuhan individu, motif, perasaan dan emosi merupakan kekuatan internal. Kebutuhan-kebutuhan ini menurut Daradjat (1985) seringkali menimbulkan pertentangan-pertentangan, karena tidak jarang dorongan kebutuhan tersebut membutuhkan pemuasan pada saat yang bersamaan. Individu dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang dihadapkan pada hambatan-hambatan yang berasal dari lingkungan, berupa penolakan orang tua, tabu-tabu sosial, peraturan yang keras (menghukum), dan keretakan keluarga. Kondisi-kondisi yang demikian akan membuat individu merasa tertekan, konflik, stres dan frustasi. Selanjutnya individu yang merasa tertekan dan frustasi tersebut akan melakukan tindakan-tindakan seperti permusuhan, agresif, penolakan serta muncul perasaan terisolir (dalam Prehaten, dkk). Perkembangan sosial anak adanya pengaruh dari komunikasi keluarga, sebelum anak memasuki lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat, ia harus hidup dalam lingkungan keluarga terlebih dahulu. Keluarga dan suasana hidup keluarga sangat berpengaruh pada perkembangan anak. Komunikasi keluarga yang intens dan efektif akan memiliki dampak situasi hubungan yang sehat antara anggota keluarga, yaitu komunikasi yang penuh kasih sayang, persahabatan, kerjasama, penghargaan, kejujuran, kepercayaan, dan keterbukaan akan membentuk ketentraman keluarga. Ini semua dapat membuat pertumbuhan psikososial berjalan dengan baik dan membuat pengalaman bagi anak dalam proses belajar sosial sehingga anak akan terampil dalam melakukan penyesuaian sosial dengan lingkungan sosialnya (dalam Prehaten, dkk). Jadi pandai tidaknya hubungan sosial anak salah satunya adalah seberapa besar pengaruh komunikasi di lingkungan keluarganya.

Anak Akselerasi sering dipandang berbeda oleh anak-anak di kelas reguler. Selain karena mereka yang jarang bergaul, mereka juga sering disebut sebagai kesayangan para guru. Seakan perhatian para guru lebih banyak kepada anak akselerasi dari pada anak reguler. Sebenarnya itu hal wajar karena memang anak akselerasi yang selalu dituntut untuk lebih cepat dalam hal apapun membutuhkan bimbingan secara khusus dan lebih dari anak di kelas reguler. Namun sebagian besar anak reguler menganggap itu merupakan diskriminasi antar kelas. Padahal dari segi pengajaran anatara anak Akselerasi dengan reguler sama saja, kurikulum yang diajarkanpun sama, hanya saja cara belajar mereka yang berbeda, anak akselerasi lebih dipercepat dan dipersingkat waktunya dalam belajar. Pandangan-pandangan negatif dari anak-anak kelas reguler kepada anak-anak dari kelas Akselerasi inilah yang membuat hubungan pertemanan mereka cenderung canggung dan kurang akrab. Anak reguler merasa bahwa anak Akselerasi berbeda dengan mereka, mereka terkadang menganggap tidak pantas berteman dengan anak Akselerasi bahkan diantaranya iri terhadap perlakuan dari para guru kepada anak Akselerasi. Ini semua yang dapat menimbulkan konflik diantara mereka, sehingga menjadikan pertemanan yang kurang baik diantaranya.

Namun tidak semua anak yang berada di kelas Akselerasi merasakan stres, tertekan, dan kurang sosisalisasi. Itu semua kembali kepada diri masing-masing individu. Anak dengan IQ dan EQ yang seimbang akan mengatasi permasalahan tersebut. Maka dari itu perlu bimbingan khusus bagi anak-anak berbakat untuk mampu mengaplikasikan bakatnya dengan baik dan sesuai. Gunarsa (dalam Munandar, 1999 dalam Putri, dkk) mengatakan bahwa terdapat keuntungan dalam pelaksanaan program akselerasi tersebut yaitu mudah dalam mengatur pelaksanannya dan para siswa sendiri merasa ada persaingan dengan teman-teman yang seimbang kemampuannya serta kecepatan dalam menyelesaikan mata pelajaran bisa disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan anak. Namun kerugian yang menyolok ialah terpisahnya dari kelompok anak-anak normal yang sebaya sehingga proses sosialisasi di sekolah menjadi berkurang.

KESIMPULAN & SARAN

Kesimpulan

Akselerasi adalah program yang dibentuk bagi anak-anak yang memiliki bakat-bakat tertentu dengan melihat IQ serta bakat-bakat lain yang mendukung IQ supernya. Namun anak Akselerasi sering mengalami kesulitan dalam perkembangan sosialnya. Kegiatan yang mengikat, padat dan dituntut untuk melakukan apapun lebih cepat dari yang lain membuat anak Akselerasi mengalami ketidak seimbangan antara IQ dengan sosialnya. Anak Akselerasi mengalami kesulitan perkembangan sosial sebenarnya selain dari kegiatan yang super padat juga dipengaruhi oleh seberapa besar komunikasi keluarga berjalan dengan baik, komunikasinya dengan lingkungan sekitar, yaitu masyarakat, guru-guru dan teman-teman di sekolahnya. Maka dari itu perlu perhatian dan bimbingan khusus bagi anak Akselerasi yang mengalami kesulitan dalam perkembangan sosialisasinya agar para anak akselerasi lebih mampu mengatasi masalah sosialnya dan mampu mengaktualisasikan dirinya di lingkungan luar.

Saran

Bagi Anak Akselerasi

  • Anak yang mengikuti program Akselerasi diberi bimbingan khusus tentang perkembangan sosial emosi,
  • Anak akselerasi diharapkan mampu lebih mau berinteraksi dengan semua orang, baik orang tua, guru maupun teman-temannya,
  • Anak akselerasi diharapkan lebih percaya diri untuk mampu mangaktualisasikan dirinya di lingkungan masyarakat.

Bagi Keluarga

  • Membuat quality time antara orangtua dengan anak,
  • Membuat komunikasi antara keduanya menjadi semakin intens,
  • Membebaskan anak untuk berpendapat, mendengarkan anak dalam segala hal,
  • Membuat kondisi lingkungan anak untuk belajar bersosialisasi dengan baik dengan cara sering mengajak anak untuk terus berinteraksi dengan lingkungan luar, lingkungan masyarakat sekitar, mengajak anak untuk dapat berperan di masyarakat.

Bagi Sekolah

  • Mengadakan praktek lapangan bagi anak Akselerasi untuk terjun langsung ke masyarakat,
  • Membuat program yang dapat menyambung hubungan sosial antara orangtua, guru dengan anak Akselerasi,
  • Membuat penyuluhan bagi guru maupun orangtua tentang pentingnya memahami perkembangan anak terkhusus anak yang mengikuti program Akselerasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun