Batik : Simbol Kebangsaan yang Menyatukan Warisan dan Identitas Bangsa
Sejak lama batik menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Istilah batik memiliki berbagai makna dan interpretasi. Dalam bukunya Batik Klasik, Hamzuri menjelaskan bahwa batik adalah teknik menghias kain dengan menutupi bagian tertentu menggunakan bahan perintang. Lilin atau malam sering digunakan sebagai bahan perintang dalam proses membatik. Lilin diaplikasikan untuk membentuk motif batik kemudian kain diwarnai melalui proses pencelupan. Setelah itu lilin dihilangkan dengan merebus kain dalam air panas. Proses ini menghasilkan kain batik dengan motif unik serta memiliki makna khas.
Masuknya batik ke dalam daftar warisan budaya dunia tak benda oleh United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada 2003 menjadikan batik sebagai identitas politik bagi Indonesia. Penetapan batik sebagai warisan budaya oleh UNESCO diikuti dengan Keputusan Presiden pada 2 Oktober 2009 yang menetapkan Hari Batik Nasional sebagai bentuk apresiasi terhadap batik sebagai warisan budaya asli Indonesia. Selain itu, peran seniman akademisi dan budayawan batik juga sangat penting dalam mempromosikan batik sebagai identitas bangsa. Promosi ini bertujuan untuk melestarikan dan mengembangkan batik agar generasi muda mencintai dan menjaga batik sebagai budaya bangsa.
Simbolisme dalam batik adalah konsep di mana elemen visual seperti bentuk, warna, dan pola memiliki makna lebih dari sekadar keindahan. Elemen-elemen ini dirancang untuk menyampaikan pesan budaya, kepercayaan, nilai spiritual, dan filosofi hidup yang mendalam dari masyarakat penciptanya.
Batik tidak hanya berfungsi sebagai pakaian atau dekorasi tetapi juga sebagai media untuk mengekspresikan identitas budaya dan spiritualitas komunitas. Motif-motif seperti Parang dan Mega Mendung bukan sekadar hiasan melainkan sarat dengan nilai filosofis dan spiritual. Motif  Parang sering dikaitkan dengan kekuatan dan kebijaksanaan sedangkan Mega Mendung melambangkan kedamaian dan ketenangan.
Di kancah internasional, teknik membatik telah dikenal lebih dari seribu tahun lalu, bahkan sejak zaman Mesir Kuno. Teknik ini kemudian menyebar ke berbagai negara seperti Sri Lanka, Bangladesh, wilayah Afrika Barat, Thailand, Malaysia, hingga Indonesia.
Pengakuan batik Indonesia di dunia internasional telah berhasil menjadikan seni batik tradisional sebagai salah satu komoditas unggulan daerah dengan industri batik. Selain berkontribusi pada devisa negara, batik juga berpotensi besar sebagai media promosi sektor pariwisata Indonesia berkat nilai jualnya yang tinggi dan kekuatan lokal yang khas.
Oleh karena itu, pelestarian dan pengembangan kemampuan batik harus terus dilakukan untuk menghadapi persaingan di era perdagangan lintas kawasan. Hal ini dapat dicapai melalui desain kreatif dengan menciptakan motif bernuansa etnik dan budaya khas Indonesia. Upaya tersebut perlu didukung oleh riset teknologi pewarnaan, terutama penggunaan pewarna alami yang aman dan sesuai dengan konsep eco green yang sedang digalakkan oleh negara-negara maju. Dengan kekayaan bahan baku alam yang melimpah, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadikan pewarnaan alami sebagai kekuatan baru bagi batik.
Pelestarian batik sangat penting untuk menjaga agar warisan budaya Indonesia ini tetap relevan dan hidup di tengah perkembangan zaman. Salah satu cara untuk melestarikan batik adalah dengan mengajak generasi muda untuk lebih mengenal mencintai dan mempopulerkan batik dalam kehidupan sehari-hari. Anak muda dapat memainkan peran besar dengan memviralkan batik melalui media sosial dan menjadikannya tren fashion yang kekinian. Dengan demikian batik tidak hanya dilihat sebagai warisan budaya yang harus dijaga tetapi juga sebagai bagian dari gaya hidup modern yang bisa dibanggakan. Melalui kreativitas dan inovasi dalam desain batik dapat terus berkembang menarik minat banyak orang dan menjadi simbol kebanggaan yang menghubungkan masa lalu dengan masa depan.
REFERENSI