Lusa, kau akan muncul berbentuk semula.
Sinar yang sama, namun beda nuansa.
Aku terbuai, hingga di penghujung kehilangan.
Bulan, katanya sinar esok tanda kemenangan ?!
Membahagiakan, tapi aku tak suka perpisahan.
Banyak hal melintas, terhempas begitu saja.
Pertemuan kita terasa kurang sempurna.
Aku terlalu sibuk dengan aneka tugas.
Tanpa sadar kau akan segera bergegas.
Maaf jika diri, masih memprioritaskan gerak emosi.
Menyempatkan bosan, padahal kau limpahkan beribu kebajikan.
Keseringan mengeluh, padahal kebaikanmu selalu utuh.
Menuruti malas, padahal pemberianmu tiada batas.
Meratapi lelah, padahal kehadiranmu sejatinya anugerah.
Maaf bulan, kencan kita tak tertata mapan.
Tak seperti rencana awal, saat aku membual.
Menahanmu agar tetap disini, itu ilusi.
Terimakasih atas kasih-sayangmu nan suci.
Harapanku, imanku membaik saat kau kembali.
Semoga kau tak jera bercengkrama denganku.
Ku akan merindukanmu, sampai ketemu :')
28 Ramadhan 1441 H~
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H