Mohon tunggu...
Ida Agus Setiawati
Ida Agus Setiawati Mohon Tunggu... Lainnya - Perempuan yang suka berpetualang dan menjelajahi indahnya ciptaan Tuhan

perjuangan adalah tindakan

Selanjutnya

Tutup

Trip

Cerita dari Silampari

11 Agustus 2021   22:13 Diperbarui: 11 Agustus 2021   22:25 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

"Ini buatmu, ini buatku. Selamat mencoba" Amel tersenyum melihatku masih tampak terkesima. "Mel, pempek itu ternyata gak cuma digoreng ya? Ada yang dibakar juga?" "dipanggang lebih tepatnya mbakyu" "iya iya dipanggang. Enak juga ternyata. Lebih enak ini menurutku" Amel tertawa mendengar celotehanku.

Salah satu makanan khas kota ini sudah habis dilahap. Nikmat sekali. Mentari kembali bersinar. Awan mendung telah beranjak pergi. Syukurlah hujan tak jadi turun artinya petualangan menjelajahi kota ini tetap bisa dimulai hari ini.

Sepanjang jalan banyak warung-warung yang menjual pempek, model ikan, rujak mie dan tekwan. Semua makanan itu dibuat dari bahan tepung yang diolah. Sungguh menggugah selera. Perutku semakin keroncongan melihat tulisan yang menjajakan makanan yang dari namanya sangat unik. Motor terus melaju. Keramaian jalan Yos Sudarso sudah jauh tertinggal dibelakang kami. Melewati rumah-rumah penduduk yang sudah modern.

Taman cantik yang menghiasai pekarangan rumah ini pasti buah tangannya Amel, indah dan menyejukkan mata. "kita makan dulu ya, pasti kamu udah keroncongan" "haha...iya, apa lagi aku lihat sepanjang jalan tadi banyak jajanan gitu."

"haha, dasar ratu kuliner"  

"Apa ini Mel?" belum terjawab penasaranku atas makanan sepanjang jalan tadi aku sudah disuguhi oleh makanan unik lainnya "ini namanya tempoyak. Jadi karena Lubuklinggau ini buah duriannya melimpah dibikinin tempoyak yaitu daging duren yang di fermentasi. Selain itu dibuat dodol yang dikenal dengan nama lempuk. Kadang dibikin kopi dan bubur duren untuk sarapan keluarga" "wah asyik tuh" rasanya cukup aneh tapi tetap bisa kunikmati. Nasi dipiring sudah habis. Petualangan pun dimulai.

Kali ini tujuan kami adalah Watervang yaitu bendungan buatan penjajahan zaman Jepang. Jarak tempuh sekitar 20 menit dari pusat kota. Untuk menyeberangi bendungan ini kita dapat melewati jembatan gantung yang ada. Pepohonan rindang tumbuh dipinggir-pinggir sungai tersebut dapat dipakai oleh pengunjung untuk menikmati alam disekitarnya. 

Selain itu banyak pula yang mandi dialiran sungainya yang dangkal dan berbatu. Puas foto-foto dan bermain air disini kami melanjutkan ke tempat kedua yaitu Air Terjun Temam. 

Tempat ini sudah ada sejak lama namun baru beberapa bulan belakangan ini direnovasi oleh pemerintah daerah setempat agar semakin diminati pengunjung. Untuk mencapai air terjun ini kita mesti menuruni anak tangga yang cukup panjang. 

Air terjun ini bila diterpa oleh sinar matahari maka akan terlihat segaris cahaya yang berwarna-warni seperti pelangi. 

Konon menurut kepercayaan masyarakat sekitar air terjun ini adalah tempat pemandian para bidadari. Lucu juga mitosnya. tempat terakhir adalah bukit sulap. Jangan terkecoh dengan namanya. Bukit ini banyak ditumbuhi oleh pepohonan liar yang tumbuh lebat disekitarnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun