Mohon tunggu...
Ida Ratna Isaura
Ida Ratna Isaura Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

mahasiswi Universitas Airlangga, suka browsing, membaca, menulis puisi, menyukai hal-hal yang menarik dan agak sinting - I admire my self -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Nasib Pengantin Baru

29 Februari 2012   05:26 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:46 878
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1330492687475294066

[caption id="attachment_163909" align="aligncenter" width="300" caption="gambar dari google"][/caption]

Dan kita pun menikah. Menjadi pengantin baru yang romantis. Aku menciummu yang hendak berangkat kerja dan mengantarmu hingga beranda. Dari luar kau melambaikan tangan, bunga-bunga berjatuhan.

Lalu, apa yang harus kulakukan sebagai pengantin baru? Entahlah, aku ingin mencuci bajumu. Kuambil baju-baju kotor juga celana di gantungan. Tak lupa celana dalammu. Perhatianku tertuju pada cd bolong berwarna biru mangkak. Dasar. Pengantin baru, tapi lupa tak membeli celana dalam baru.

Udara panas sekali. Jemuran menjadi cepat kering. Aku lekas menyetrika bajumu. Membayangkan kau pulang kerumah lalu berkata aku istri yang rajin. Dan seperti hari kemarin, sepulang kerja kita hanya dikamar. Berdua. Hingga pagi. Merapat, merapat, dan lebih merapat lagi.

Tiba-tiba ponselku berbunyi. Sebuah inbox darimu. Tak biasanya kau berkirim pesan saat sedang bekerja. Dan sms-mu berbunyi seperti ini:

“Sayang, td abang lupa blm kasi tau. Abang ada urusan kerja seminggu di luar kota. Kegiatannya padat, jd harus menginap seminggu disini. Udah abang siapin buah sama cemilan kesukaan kamu di kulkas.”

Aku membatin. Bukankah tak ada kulkas di rumah baru ini??!!! Lalu aku melanjutkan membaca.

“Truz abang tinggalin uang 23ribu di bawah bantal. Kalo kurang, ada uang 5juta di saku celana di gantungan. Eh, tapi lupa ding! Celananya lagi abang pake. Hehehe. . . Ada sih, ATM di lemari. Tapi nggak ada isinya. Kalo butuh apa2 sms aja, ntar abang transfer doa.”

Aku segera membalik bantal di kamar. Benar saja. Hanya ada uang 23ribu disana. Dengan rincian satu lembar sepuluh ribuan, satu lembar lima ribuan dan delapan lembar uang seribuan, semuanya kucel, lusuh dan kusut. Malah lembar sepuluh ribuan satu-satunya itu bekas robek dan ditambal dengan isolasi.

Apes sungguh apes! Aku membayangkan hidup seminggu hanya dengan uang 23ribu itu! Oh My God! Kenapa orang yang kunikahi ini sinting sekali??!!! 23ribu buat seminggu????!

Aku kembali menekan tombol panah ke bawah di ponselku. Kosong, tapi seperti ada lanjutannya. Dan benar saja! Di akhir sms, ada kata-kata penutup berbunyi:

HEMAT BEB!!!!!! Wkwkwkwkwkwkwk”

Abang sintiiiiiiiiiiiiiiiiiiiinnngggg! AWAS KALAU KAU PULANG NANTI!!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun