Mohon tunggu...
Ida Amal
Ida Amal Mohon Tunggu... -

Belajar dan berbagi ilmu tentang kesehatan fisik, psikis,finansial dan lingkungan hidup. Kampanye bertanam organik itu mudah dan murah..., yuuuk gabung dan follow twitter @Bntberkebun @Ida_Amal

Selanjutnya

Tutup

Money

Berkebun Organik Itu Hal yang Lumrah

15 Juli 2011   05:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:39 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1310707502691094223

[caption id="attachment_122816" align="alignnone" width="480" caption="Kebun Singkong Organik, di Pati Jateng"][/caption]

Organik dianggap esklusive dan disisi lain mengusik produsen pupuk kimia dan pestisida. Heeem, mungkin juga dan mungkin juga tidak! Semua kembali kepada value para pengusahanya. Hanya cari untung dan hancur lingkungan hidup di sekitarnya, atau untung dengan peduli pada lingkungannya.

Lingkungan hidup perlu dirawat dan dijaga oleh masyarakat, semua pengusaha dan pemerintah. Jadi bukan menjadi problem di Agroindustri saja! Syukur-syukur kalo paro Agroindustriawan semua peduli akan lingkungan di unit agroindustrinya, wooow… makmur benar Indonesia ini. He heh, kok jadi ngecap ya…! Kampanye beragroindustri ramah lingkungan.

Begitu pula halnya dengan berkebun organik, metode berkebun/bertanam dengan cara ini sangat ramah lingkungan. Dan sudah diterapkan dari jaman nenek moyang kita, lingkungannya dijaga, hasilnya luar biasa dan etika dagangnya dijaga pula. Jadi sebetulnya tidak ada yang aneh, asing ataupun esklusive! Berkebun organik adalah suatu hal yang lumrah! Kenapa menjadi terusik? Kalo dahulu nenek moyang kita berkebun hanya menggunakan otot, sekarang diubah dengan menggunakan mekanisasi dan biotehnology terapan hasil kecemerlangan otak para ilmuwan Indonesia. So…tidak ada alasan Indonesia tidak bisa menjadi gudangnya sayur organik terbesar didunia! Tanahnya luas, aslinya subur dan banyak ilmuwan top (hebat-hebat). Bangga produk lokal dan putra bangsa!

Tanah di Indonesia asli tanahnya sangat subur, ingatkan dengan lagunya Koes Plus yang judulnya Kolam Susu? Ranting saja bisa jadi tanaman, bunyi liriknya. Kecerdasan bangsa ini, harus diakui dan dimanfaatkan sehingga menjadi bangsa yang maju dan makmur. Maka kembalilah menerapkan berkebun/bertanam organik yang ramah lingkungan serta menyehatkan, baik fisik, psikis serta keuangan.

Penerapan metode organik dalam agroindustri memberikan hasil optimal sesuai dengan genetik benih yang dibudidaya, sehingga hasilnyapun menjadi optimal dan lingkungan terutama tanah tetap subur serta udaranya kaya akan oksigen dan terjaga dari pencemaran. Tanaman budidaya yang mendapat suplai zat hara yang optimal dan sesuai kebutuhan akan membuat tanaman tumbuh dengan subur sehingga akan menghasilkan oksigen yang cukup besar yang dilepas ke udara melalui proses pernafasan tumbuhan. Disisi lain, suplai hara yang optimal pada tumbuhan akan menghasilkan batang, daun, akar, bunga dan buah yang akan menjadi sumber nutrisi utama masyarakat pada umumnya.

Berkebun organik akan menjadi budaya dan diterapkan disemua sektor agroindustri, menjadi suatu hal yang lumrah dan memberi manfaat pada masyarakat dan lingkungan. Tidak ada alasan bahwa agroindustri menerapkan metode organik menghasilkan produk esklusive. Buah, sayur organik serta hasil turunannya harus bisa menyentuh seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Organik menjadi suatu hal yang lumrah dan dinikmati oleh semua.

Jayalah bangsa Indonesiaku, aku banga menjadi wargamu.

Untuk tahu lebih detil tentang berkebun organik ikutilah AKADEMI BERKEBUN tgl 17 Juli bersama komunitas Indonesia Berkebun (@IDBerkebun), acara diselenggarakan di Ruko Golden Boulevard Blok H2/36-39 BSD City, Tangerang. Daftarkan segera karena event ini GRATIS dan TERBATAS. Sms nama lengkap, no HP dan email ke no 081906333165.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun