Mohon tunggu...
Ida Amal
Ida Amal Mohon Tunggu... -

Belajar dan berbagi ilmu tentang kesehatan fisik, psikis,finansial dan lingkungan hidup. Kampanye bertanam organik itu mudah dan murah..., yuuuk gabung dan follow twitter @Bntberkebun @Ida_Amal

Selanjutnya

Tutup

Money

Berkebun Organik, Memperbaiki Tanah di Indonesia

13 Juli 2011   00:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:43 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_122377" align="alignnone" width="448" caption="Kebun Organik Menggunakan Technology Agrobost dan Humagold "][/caption]

Penggunaan pupuk urea, NPK dan pestisida yang ugal-ugalan, secara perlahan dan pasti mendorong kerusakan tanah dan ekosistem didalamnya. Kondisi ini beriringan dengan illegal logging yang membabi buta maka menggiring tanah di Indonesia menjadi sahara yang ke sekian di dunia. Anak cucu kita menjadi semakin kerdil dan tertinggal itelegensinya karena asupan yang mereka makan sudah tidak memenuhi nilai gizinya dan banyak tercemar zat kimia berbahaya, logam berat dan pestisida.

Memulai berkebun organik adalah sebuah langkah awal yang cerdas dan tepat untuk memperbaiki lingkungan dengan diawali memperbaiki kondisi tanahnya. Tanah sebagai habitat tanaman untuk tumbuh, membutuhkan berbagai komponen yang terlibat didalam sebuah ekosistem diantaranya air, udara, bakteri, fungi, tanah itu sendiri, dan akar tumbuhan. Komponen tersebut membentuk sebuah simbiosis yang disebut dengan Rhizosphere, sebuah keadaan dimana seluruh komponen tersebut saling bahu membahu menyiapkan, mengurai, menangkap dan mensuplai zat hara untuk tumbuhan.

Kondisi tanah diberi nilai subur apabila bakteri yang berperan dalam mengurai, menangkap dan mensuplai zat hara tumbuh subur di dalam tanah tersebut, sirkulasi udaranya bagus, resapan airnya bagus. Bagaimana dengan tanah pada umumnya di Indonesia saat sekarang, terutama tanah sawah dan perkebunan? Coba perhatikan jika Anda suatu saat pergi ke sawah, tanahnya semakin padat dan keras, terlihat warna putih dan kecoklatan dipermukanaannya, terkadang sampai 15 cm kebawah. Warna tanah yang berubah karena residu pupuk dan pestisida yang tidak dapat difungsikan oleh tanaman.

Pupuk urea, NPK dan lain-lain yang diberikan ke tanaman menjadi mubazir jika ekosistem didalam tanah sangat buruk. Akibatnya 100% pupuk kimia pabrikan yang diaplikasikan hanya bisa dipakai 40-60%, sisanya menguap di udara dan mengendap ditanah. Bisa Anda kalkulasi betapa besar uang Negara untuk subsidi pupuk yang hilang karena keadaan tersebut, silahkan Anda mengalikan 40% x Anggaran Belanja untuk pupuk, muncul sekian (A) trilyun… Wooow, speechless……!

Tindakan apa yang harus segera diambil untuk menyelamatkan uang rakyat senilai A trilyun itu? Mari mulai menggunakan metode bertanam organik! Kan bertanam organik itu susah dan mahal, bukan? Siapa yang bilang..? Bertanam organik cenderung lebih mudah, lebih ringan, menjadi murah karena hasil yang didapatkan akan meningkat 30-40% dari cara bertani yang murni menggunakan pupuk kimia pabrikan.

Bertanam organik identik dengan memperbaiki struktur dan ekosistem tanah itu sendiri. Pupuk organik yang tersedia dipasaran, ada yang berfungsi menyediakan media untuk menumbuhkan bakteri dan ada tehnology Agrobost yang menyediakan satu komposisi bakteri strain pilihan yang dibutuhkan tanah dan tanaman untuk bertumbuh kembang.

Pupuk organik didalam tanah, baik itu yang dari kompos (lihat tulisan Berkebun Organik itu Murah dan Mudah seri 2 tentang bertanam organik secara konvensional) ataupun pupuk organik dengan komposisi bakteri yang siap pakai dari tehnology Agrobost, akan berfungsi sebagai berikut :

1.Bakteri tanah dalam pupuk organik akan berkembang dengan membelah diri dan menempel pada ujung rambut akar.

2.Bakteri tersebut ada yang bertugas menambat N dari udara.

3.Ada bakteri yang mengurai phosphate dari dalam tanah.

4.Ada yang menyiapkan Kalium dari dalam tanah.

5.Bersimbiosis dengan fungi, tanah dan bakteri lain membentuk zat pertumbuhan.

6.Menekan bakteri pathogen yang mengganggu dan tidak dibutuhkan.

7.Membentuk simbiose antara bakteri itu sendiri, fungi, udara, tanah, air dan akar tumbuhan yang membuat tekstur tanah menjadi gembur dan cacing tanah dapat tumbuh optimal.

Kolaborasi semua itu akan menstabilkan pH tanah, struktur tanah dan ketersediaan zat hara dalam tanah. Keadaan ini menjadi lebih stabil dan optimal lagi apabila penggunaan pupuk organik dikolaborasikan dengan penggunaan pembenah tanah organik yang mengandung asam humat, asam fulvat dan C organik. Di pasaran ada berbagai merek, diantaranya adalah Humagold.

Untuk tahu lebih detil tentang berkebun organik ikutilah AKADEMI BERKEBUN tgl 17 Juli bersama Indonesia Berkebun (@IDBerkebun), acara diselenggarakan di Ruko Golden Boulevard Blok H2/36-39 BSD City, Tangerang. Daftarkan segera karena event ini GRATIS dan TERBATAS. Sms nama lengkap, no HP dan email ke no 081906333165.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun