Mohon tunggu...
Ida AyuTrisna Mahaputri
Ida AyuTrisna Mahaputri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa dari program studi manajemen. Saya memiliki ketertarikan dengan dunia bisnis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Create Money Without Money dengan Experiental Learning

4 Juli 2023   02:01 Diperbarui: 4 Juli 2023   02:37 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Experiental Learning adalah suatu proses belajar dimana pengalaman merupakan media utama yang dijadikan dasar pembelajaran. Banyak sekali kegiatan yang bisa dikategorikan dalam proses belajar ini, salah satunya adalah create money without money. Banyak yang berasumsi bahwa mustahil untuk menghasilkan uang tanpa bermodalkan materi. Namun, pada matakuliah Kewirausahaan di Universitas Atma Jaya Yogyakarta para mahasiswa ditantang untuk melakukan kegiatan tersebut. 

Banyak kelompok mahasiswa yang berhasil dalam implementasi experiental learning dalam rangka menghasilkan keuntungan melalui sebuah project namun tidak bermodalkan uang. Lalu, bagaimana bisa hal tersebut sukses dijalankan? Banyak hal yang bisa dilakukan dalam prosesnya.

Misal saja menjalin kerjasama atau sponsorship dengan sebuah perusahaan, melaksanakan kegiatan dana usaha, ataupun membuka partnership dalam bentuk donasi. Hal-hal tersebut dapat menambah wawasan kita sebagai mahasiswa dalam proses pencarian modal awal untuk membentuk suatu event ataupun sesuatu yang lebih besar lagi. Pada experiental learning ini kita diharapkan untuk bisa dan memahami bagaimana membuat suatu hal yang luar biasa dengan segala keterbatasan modal yang dimiliki.

Love Hands Project merupakan salah satu event yang dijalankan oleh salah satu kelompok kewirausahaan UAJY dengan kegiatan utamanya membatik. Project ini merupakan kegiatan yang menggabungkan unsur seni dengan kegiatan kemanusiaan yang mana seluruh keuntungan project yang didapatkan akan disumbangkan kepada Panti Asuhan. Love Hands Project dilaksanakan pada hari Minggu, 21 Mei 2023 pukul 09.00 sampai 16.00 WIB. Kegiatan ini dilaksanakan dalam 2 sesi dikarenakan adanya keterbatasan tempat. Sesi 1 dilaksanakan pada pukul 09.00-12.00, dilanjut pukul 13.00-16.00 WIB untuk sesi 2. 

Project ini diawali akibat kekhawatiran terhadap memudarnya eksistensi budaya lokal khususnya batik di lingkungan generasi muda. Seperti yang kita ketahui bahwa globalisasi tidah hanya membawa pengaruh baik di era modern ini, tetapi ada juga pengaruh buruk seperti westernisasi dikalangan generasi muda yang kian meningkat. Dengan adanya project ini, selain untuk menghasilkan keuntungan diharapkan bisa menjadi wadah untuk melestarikan budaya tradisional Indonesia. Love Hands Project dipersiapkan selama satu semester penuh. 

Pada proses awalnya, kelompok mahasiswa berusaha untuk mencari sponsor yang bisa mendukung jalannya project. Proposal menjadi jembatan untuk menarik pihak ketiga yang akan diajak menjalin Kerjasama. Hingga akhirnya sponsor yang didapatkan oleh kelompok tidak dalam bentuk uang, melainkan fasilitas membatik yang disediakan. Batik Darmo menjadi pihak yang mendukung jalannya Love Hands Project. Mulai dari tempat pelaksanaan hingga alat dan bahan disediakan oleh mereka. 

Untuk mendapatkan keuntungan dari project ini, diberlakukan tiket masuk untuk membatik yang dibandrol dengan harga Rp 100.000,00 per orang. Dalam pencapaian target keuntungan, kelompok mahasiswa diberi kesempatan untuk mengeksplorasi kemampuannya dalam hal pemasaran. Berbagai cara dilakukan mahasiswa dalam menarik konsumen. Di era digital seperti ini, membuat pemasaran melalui media sosial dianggap lebih efektif karena dapat menjangkau audiens yang lebih luas. 

Instagram dan Tiktok merupakan platform yang digunakan untuk menyebar informasi terkait pelaksanaan project. Tak hanya melalui media sosial, cara tradisional yaitu menyebarkan informasi dengan mulut ke mulut juga masih efektif. Kemampuan komunikasi yang baik dapat membantu menarik masyarakat untuk ikut serta dalam project ini. Dengan pengalaman ini diharapkan bisa menjadi pembelajaran bagi mahasiswa untuk menarik konsumen ataupun investor yang nantinya dapat mendukung jalannya project. 

Pada akhirnya, setelah acara berjalan dengan lancar dan keuntungan dapat mencapai target, keseluruhan materi disumbangkan kepada Panti Asuhan Buah Hati di Yogyakarta dalam bentuk sembako dan juga alat tulis.

Dengan keterbatasan dari segi modal materi, mahasiswa dituntut untuk menjadi lebih kreatif dan inovatif dalam menciptakan peluang usaha. Menghasilkan keuntungan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Dengan proses pembelajaran seperti experiental learning bisa menjadi wadah praktik yang real bagi mahasiswa dalam mengimplementasikan ilmu yang didapatkan melalui matakuliah Kewirausahaan. Mahasiswa jadi semakin terbuka wawasannya dan diasah untuk memecahkan masalah dengan solusi kreatif.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun