Mohon tunggu...
Ida Hindasah
Ida Hindasah Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Magister Pascasarjana S2 Institute Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kesimpulan dan Refleksi Pemikiran Ki Hajar Dewantara

28 Oktober 2020   21:17 Diperbarui: 24 Mei 2021   18:18 24183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Reflekfi pemikiran Ki Hajar Dewantara. | JITET via Kompas

Kesimpulan dan Refleksi Pemikiran Ki Hajar Dewantara

Oleh: Ida Hindasah, S.Pd

CGP Kabupaten Garut

A. Sintesis Antarmateri

Pemikiran besar yang dilahirkan dari buah karya Ki Hajar Dewantara sangat melegenda di benak masyarakat Indonesia. Beliau mencetuskan semboyan Ing ngarso sung tulodho (di depan memberi teladan), ing madya mangun karso (di tengah membangun semangat, kemauan), dan tut wuri handayani (di belakang memberi dorongan) yang kini menjadi insiprasi besar bagi kalangan guru dalam dunia pendidikan. Bahkan, jika kita kontemplasi dengan penuh renungan makna, maka semboyan legendaris tersebut lahir dari rentetan pemikiran beliau dalam upaya memajukan pendidikan bagi bangsa Indonesia.

Pemikiran Ki Hajar Dewantara yang begitu melekat yaitu dipaparkan sebagai berikut:

1. Menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak sehingga anak dapat mencapai titik keselamatan dan kebahagian yang setinggi - tingginya. Dalam hal ini menuntun bukan pada kodrat dasarnya tapi menuntun untuk memperbaiki tingkah lakunya. 

2. Dalam menuntun ini, pendidik diibaratkan petani yang menanam padi. Dalam menanam padi menjadi beras yang unggul petani akan memiliki berbagai cara dan akan sabar mengurusnya.Sama halnya dengan pendidik dalam kegiatan pembelajaran guru harus memiliki banyak cara ,bersabar dan ikhlas untuk dapat menghasilkan generasi atau anak yang baik.

3. Pendidikan yang berupaya memenuhi kodrat kebutuhan tumbuh kembang anak.Sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantar Bahwa yaitu " Menghamba pada anak " Pokoknya pendidikan harus terletak di dalam pangkuan ibu bapak karena hanya dua orang inilah yang dapat "berhamba pada sang anak" dengan semurni-murninya dan se-ikhlas-ikhlasnya, sebab cinta kasihnya kepada anak-anaknya boleh dibilang cinta kasih tak terbatas (Karya Ki Hajar Dewantara, Pendidikan, halaman 382) .Menghamba ini bukan berarti dapat diperlakukan semena- menanya ,tapi pendidikan harus berorientsi pada kebutuhan anak sehingga anak dapat berkembang sesuai dengan minat dan bakatmya.

4. Budi pekerti, atau watak atau karakter merupakan perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga/semangat.Budi pekerti yang dimaksud adalah bahwa pendidikan bisa memanusikan manusia menuju perbuatan yang baik.

5. Bermain merupakan kodrat anak. menurut KHD, Permainan anak itulah pendidikan. Ki Hajar Dewantara (Pendidikan, halaman 241). Dalam hal ini pendidik harus memahami bahwa kodrat anak adalah bermain sehingga pembelajaran bisa diintegraskan dengan bermain sambil belajar atau belajar sambil bermain.

Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan merupakan tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan.

Baca juga: Aksi Nyata Filosofi Pemikiran Ki Hajar Dewantara

KHD juga mengingatkan bahwa dalam menuntun kodrat anak harus disesuaikan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam adalah lingkungan alam tempat peserta didik berada baik itu kultur budaya maupun kondisi alam geografisnya. 

Sedangkan kodrat zaman adalah perubahan dari waktu ke waktu. Bila melihat dari kodrat zaman saat ini, pendidikan global menekankan pada kemampuan anak untuk memiliki 

Keterampilan Abad 21 dengan melihat kodrat anak Indonesia sesungguhnya. KHD mengingatkan juga bahwa pengaruh dari luar tetap harus disaring dengan tetap mengutamakan kearifan lokal budaya Indonesia. 

Oleh sebab itu, isi dan irama yang dimaksudkan oleh KHD adalah muatan atau konten pengetahuan yang diadopsi sejatinya tidak bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan. KHD menegaskan juga bahwa didiklah anak-anak dengan cara yang sesuai dengan tuntutan alam dan zamannya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun