Saya sebenarnya bukanlah penulis handal, hanya penulis amatir yang masih tetap belajar menulis sampai sekarang. Dari siapapun, dimanapun, kapanpun dan apapun yang pernah saya lihat. Belajar menulis bagi saya adalah hal yang amat sangat menyenangkan, sehingga karena rasa senang itulah membuat saya bisa menulis hingga sekarang. Mata hati...itulah yang sering saya gunakan ketika hendak menulis, apapun yang saya lihat...selalu menjadi 'lain' karenanya. Saya ingin menjadi penulis yang baik...tapi tidak ingin menjadi plagiat. Hanya dengan mata hati saya...tarian jari-jari saya di laptop maupun di smartphone berusaha membat tulisan yang original. Menulis erat kaitannya dengan membaca. Dengan membaca, kita kemudian bisa mengintepretasikan ke dalam bentuk tulisan yang lain atau bahkan sama persis. Akan tetapi membaca bukan hanya dari buku, internet atau hal-hal lain yang bersifat konseptual lainnya. Kita bisa membaca situasi disekeliling kita, apa yang sedang dirasakan atau dilakukan oleh orang lain. Itulah keragaman kehidupan yang memberikan konsep tak tertulis, namun bisa kita baca dengan mata hati. Menulis dengan mata hati...membuat kita jadi diri sendiri... Menulis dengan mata hati...membuat tulisan kita lebih berarti... Karena menjadi beda karena perbedaan interpretasi mata hati kita akan membuat semua yang kita goreskan menjadi lebih indah dan berharga. * Bravo untuk para penulis...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H