Mohon tunggu...
Icsya Helmi Septian
Icsya Helmi Septian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Lifelong Learner

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan

13 Oktober 2021   20:50 Diperbarui: 13 Oktober 2021   21:33 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dilansir dari Okefinance, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal kedua tahun 2021 sebesar 7,07%. Ini merupakan pertumbuhan tertinggi dalam 16 tahun terakhir. Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartanto, dari sisi permintaan terjadi kenaikan konsumsi rumah tangga. 

Selain itu, anggaran bagi pemerintah untuk kegiatan ekspor dan impor dinilai sudah baik. Beliau mengaku berbagai leading indicator di sektor manufaktur telah mencapai 52,2%. Pada kondisi pandemi, tidak dapat dipungkiri bahwa perekonomian Indonesia sempat jatuh saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ditetapkan di seluruh negeri. 

Dilansir dari Katadata.com, pada tahun 2020, tingkat pengangguran Indonesia bertambah karena tercatat 749,4 ribu orang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) per 13 April 2020 karena menurunnya pendapatan perusahaan tempat mereka bekerja. 

PSBB yang dilaksanakan di Indonesia tentu membatasi mobilitas masyarakat sehingga perputaran roda perekonomian Indonesia pun terhambat. 

Namun, sejak dihentikannya PSBB, perekonomian Indonesia mulai membaik. Setelah PSBB, Indonesia mulai menerapkan apa yang disebut “New Normal”.. 

Namun, tidak berselang lama perekonomian Indonesia sempat kembali terhambat saat varian baru Covid-19 hadir di Indonesia. PPKM mau tidak mau harus dilaksanakan untuk melindungi masyarakat Indonesia walaupun tentu saja harus mengorbankan jalannya perekonomian.

Saat ini (13/10) kebijakan PPKM mulai dilonggarkan. Hal ini tentu berdampak pada perekonomian, menurut Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur (RDG), perekonomian Indonesia mulai membaik secara bertahap akibat dari meningkatnya mobilitas masyarakat setelah PPKM dilonggarkan. Keputusan pemerintah untuk melonggarkan PPKM disebabkan oleh penanganan Covid-19 yang dianggap membaik selama bulan Agustus hingga bulan September 2021. 

Berdasarkan data yang diambil dari situs web BPS (Badan Pengelola Statistik), angka TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) pada bulan Februari tahun 2021 tercatat sebesar 6,26 persen, turun 0,81 persen dari bulan Agustus tahun 2020. Jumlah penduduk yang bekerja sebanyak 131,06 juta orang, atau meningkat sebanyak 2,61 juta dari Agustus tahun 2020. 

Hal-hal ini menunjukkan tren positif sejak menurunnya kasus Covid-19 harian di Indonesia setelah penggalakan vaksinasi dengan harapan dapat segera mengakhiri pandemi ini. 

Meskipun demikian, pengangguran Indonesia tetaplah banyak, tercatat pada Februari 2021, jumlah pengangguran di Indonesia sebanyak 8,75 juta orang, meningkat 1,82 juta dibandingkan Februari 2020 saat pandemi belum melanda Indonesia.

Pengangguran adalah angkatan kerja yang tidak bekerja sama sekali, sedangkan angkatan kerja adalah orang-orang yang termasuk usia produktif (15–64 tahun) dan mampu bekerja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun