Mohon tunggu...
Ichwan Susanto
Ichwan Susanto Mohon Tunggu... -

Ciptaan Tuhan....

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Reality show, Sekadar Tipu-tipu?

24 Mei 2009   15:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   20:07 2494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Di acara drama reality TransTv, Minggu (24/5), “Termehek-mehek”, terlihat seorang wanita klien dengan host Panda & Mandala menangis teriba-iba. Wanita ini berusaha mencari Danar yang hilang kontak selama setengah tahun. Di akhir acara, wanita ini menjadi kurang waras. Pada acara serupa, di saluran TPI, yang juga diklaim sebagai program reality show TPI, wanita klien Termehek-mehek itu pernah tampil di ”Curhat” yang dipandu Anjasmara, hanya selang satu hari sebelumnya. Saat dipandu Anjasmara, wanita itu berperan sebagai Shinta yang dituding suaminya, Rako, telah berselingkuh dengan orang sekantor. Shinta dan wanita klien itu hanya kebetulan mirip atau memang orang yang sama? Saya sebagai pemirsa yang menonton di balik layar kaca sangat yakin kedua orang berbeda nama ini adalah individu yang sama. Pikiran negatif saya, wanita itu memang berprofesi sebagai pemain film yang masih amatiran. Saya sebagai orang awam di dunia perfilman atau pertelevisian berpendapat program reality show seharusnya menampilkan tayangan cerita kehidupan apa adanya. Pada waktu, tempat, dan kesempatan yang sama, kamera selalu on untuk merekam kejadian-kejadian yang terjadi selama obyek/subyek beraktivitas. Yang terpenting, acara itu tidak di-setting dan tidak diperankan oleh orang lain. Sebagai penggemar reality show, saya jengkel mengetahui kalau program televisi yang dicap sebagai program reality show ternyata hanya akal-akalan skenario yang didramatisir. Bisa dikatakan, sinetron pendek dengan tampilan baru yaitu diberi host dan tampak seperti kejadian nyata. Saat ini, tayangan dengan cap program reality show menjamur di berbagai layar televisi. Kita sebagai penonton ketipu… Pengusaha yang memasang iklan pun bisa dikatakan tertipu karena acara itu bukan benar-benar reality show. Bagaimana sanksi dari Komisi Penyiaran Indonesia? Apa ada sanksi dari penipuan ini. Atau ini sudah menjadi rahasia umum di dunia pertelevisian yang mengabaikan etika penyajian tayangan kepada konsumen? [caption id="attachment_75" align="alignnone" width="300" caption="Tayangan Televisi"][/caption] [caption id="attachment_75" align="alignnone" width="300" caption="Tayangan Televisi"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun