From Australia With Blood
Invasi dari Australia rupanya belum berakhir. Setelah era bintang seperti Mel Gibson dan Nicole Kidman menjajah Hollywood, hingga Peter Jackson menyentak dunia dengan trilogi "Lord of the Rings", kini datang generasi baru filmmaker negeri kanguru. Mereka adalah The Spierig Brothers yang terdiri atas Michael dan Peter Spierig.
Sebagai The Spierig Brothers, mereka membuat kagum penonton dunia dengan debut yang mengesankan berjudul "Undead" (2003). Berkisah tentang sejumlah manusia yang bertahan hidup di tengah serbuan zombie.
Aksi menegangkan dipadu kecekatan penyutradaraan menjadikan film tersebut beroleh keplokan meriah dari kritikus. Bahkan dianggap menjadi salah satu film Australia paling menarik sepanjang masa yang membahas seputar zombie. Gelar dari festival prestisius seperti Sitges-Catalonian International Film Festival, hingga Melbourne International Film Festival pun berada di genggaman.
Sepak terjang The Spierig Brothers jadi patut dicermati, karena pilihan mereka yang membesut film bertema zombie dengan gaya old school. Dan mereka cerdik menjaga kemasan tersebut tidak sekedar bergaya, namun juga kuat berkat perpaduan cerita menarik, akting cemerlang, dan penyutradaraan yang solid.
Dalam "Daybreaker" (2009), mereka memilih tema yang tak jauh dari zombie. Kali ini fokus sedikit beralih ke vampir. Tentu saja vampir di sini tak digambarkan seganteng dan seromantis Edward Cullen ala "Twilight". Namun vampir yang tak ubahnya manusia normal. Mereka melakukan aktifitas sehari-hari, bekerja, punya rumah yang nyaman dan punya keluarga.
"Daybreakers" berangkat dari premis yang menggetarkan. 'Apa jadinya jika di masa depan ternyata vampir menguasai dunia dan manusia menjadi minoritas?' Ini yang dijual dan dipegang betul oleh The Spierig Brothers. Dengan efektif sejak awal cerita bergulir, ia sudah menggiring penonton demi memahami persoalan itu.Â
Darah manusia yang menjadi energi bagi vampir semakin menipis. Sudah tak mampu menyuplai seluruh kebutuhan. Edward Dalton (Ethan Hawke) yang bertugas meriset sumber baru demi mengatasi problem tersebut juga tak bisa berkutik.
Karakter yang menjadi pendorong cerita ini sesungguhnya punya kompleksitas. Ia digambarkan bahkan tak mau minum darah manusia. Maka ia terdorong mencari cara lain daripada harus berburu manusia yang hampir punah.Â
Untungnya ia bertemu Audrey (Claudia Karvan) dan Lionel a.k.a Elvis (Willem Dafoe). Keduanya mengaku punya cara jitu untuk mengatasi persoalan yang dialami Dalton.