Mohon tunggu...
Moch IchwanPersada
Moch IchwanPersada Mohon Tunggu... Seniman - Sutradara/Produser Film/Pernah Bekerja sebagai Dosen di Universitas Padjajaran dan SAE Institute
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Produser film sejak tahun 2011. Sudah memproduseri 9 film panjang termasuk nomine Film Dokumenter Terbaik FFI 2012, Cerita Dari Tapal Batas. Menjadi sutradara sejak 2019 dan sudah menyutradarai 5 serial/miniseri dan 5 film pendek. Mendirikan rumah kreatif Indonesia Sinema Persada dan bergiat melakukan regenerasi pekerja film dengan fokus saat ini pada penulisan skenario.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Pada Mulanya adalah Niat Mulia

11 Januari 2023   15:19 Diperbarui: 11 Januari 2023   15:38 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada Mulanya Adalah Niat Mulia

Tahun 2004. Elizabeth Holmes memutuskan berhenti kuliah dari Universitas Stanford dan memulai perusahaan rintisan bernama Theranos. Dan saya masih terombang-ambing melanjutkan kuliah Kedokteran ke jenjang berikutnya atau tidak.

Apa yang kamu lakukan di usia 19 tahun? Di usia itu, saya masih mencoba menikmati berkuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Namun di benua yang berada ribuan kilometer jauhnya, ada Elizabeth Holmes yang tanpa ragu memutuskan berhenti dari studinya di Teknik Kimia Universitas Stanford.

Seperti Adam Neumann, pendiri WeWork, Elizabeth mengikuti kata hatinya mewujudkan impian Amerika. Ia percaya di negara yang selalu diklaim paling demokratis itu, ia bisa mengubah dunia melalui perusahaan rintisan bernama Theranos.

Niatnya mendirikan perusahaan rintisan itu mulia betul: ingin memberi akses murah bagi masyarakat untuk mengetahui kondisi kesehatannya hanya melalui setetes darah. Siapa yang tak jatuh hati dengan ide mulia dan terkesan sederhana itu. Namun pada akhirnya kita tahu niat baik selalu tak cukup dan kita pun sulit membedakan apakah Elizabeth sejatinya seorang penipu atau memang hanyalah seorang yang naif.

Kita memang mudah dibuat jatuh hati dengan niat mulia. Minggu ini media kita mengekspos betapa rentannya lembaga donasi dengan praktek korupsi. Niat mulia memang selalu mudah diperjualbelikan, sama seperti Theranos yang tak begitu sulit menggegerkan dunia investasi di Amerika Serikat dan menghimpun trilyunan dolar dari mereka yang percaya dengan niat mulia itu. 

Kita begitu gampang tergugah dengan niat mulia sehingga juga begitu mudah terperdaya karenanya. Kita tak segan menggelontorkan dana karena berharap gelontoran dana itu bisa mengubah seseorang. 

Dalam kasus Theranos, investor berharap kali ini mereka tak hanya berbisnis namun juga mengubah wajah dunia medis. Bayangkan betapa banyaknya masyarakat kecil akan tertolong dengan teknologi yang ditawarkan Theranos. 

Tapi sering kita lupa bahwa niat mulia kadang tampak "too good to be true". Dengan mudah kita mengesampingkan kekhawatiran kita dan mengedepankan kepercayaan berlebihan yang kita miliki. Sebelum pada akhirnya kita sadar bahwa semua sekedar niat mulia, masih terlalu jauh untuk diwujudkan.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun