7 Serial/Miniseri Asing Terbaik Tahun 2022 Yang Bisa Ditonton di Layanan Streaming
Bagian III
Pertumbuhan layanan streaming yang signifikan membuat produksi serial/miniseri semakin berlimpah. Dan cukup banyak diantaranya berkualitas bagus, bahkan tak kalah dibanding dengan kualitas film bioskop.
Berikut 7 serial/miniseri asing terbaik tahun 2022 yang bisa ditonton di layanan streaming.
1. GASLIT
Berbeda dengan "All the President's Men" yang bercerita sudut pandang Bob Woodward dan Carl Bernstein, serial "Gaslit" mengambil sudut pandang yang mungkin belum banyak diketahui orang. Lima pendobrak itu diketahui secara tak sengaja oleh satpam baru bernama Frank Wills dan kemudian laporannya ditindaklanjuti oleh polisi dan FBI.
Tapi bagi Martha Mitchell, yang menjadi pusat dari semesta "Gaslit", skandal ini hanyalah puncak dari ujung es. Martha bukan perempuan sembarangan. Ia lahir dari keluarga berada yang lantas diperisteri pengacara muda yang kelak menjadi Jaksa Agung Amerika Serikat, John Mitchell. Berbulan-bulan sebelum skandal itu meledak, seperti layaknya paranormal, Martha sudah berbicara secara terbuka ke media tentang ketidaksukaannya pada pemerintahan Nixon. John yang berada dalam pemerintahan tentu ditekan agar bisa mengendalikan istrinya agar tidak terus berbicara ke media. Tapi siapa yang bisa menghentikan kicauan si "Mulut Dari Selatan" itu?
Seperti publik figur hari ini, Martha memanfaatkan betul popularitasnya dan bagaimana laparnya media atas informasi darinya. Namun berbeda dari banyak publik figur negeri ini yang memanfaatkan media semata untuk kepentingan pribadi, Martha justru menggunakannya untuk membocorkan informasi demi informasi penting agar diketahui khalayak. Hingga bom bernama skandal Watergate itu meledak.
"Gaslit" bisa ditonton di Lionsgate Play.
2. THE PLAYLIST
Jika Mark Zuckerberg menciptakan Facebook karena ditolak cewek, maka Daniel Ek menggebu-gebu meluncurkan Spotify karena ditolak Google. Siapa yang mengira karena sebuah penolakan, dunia memiliki platform teknologi yang mengubah dunia secara revolusioner?
Daniel Ek menjadi orang paling bertanggung jawab atas lahirnya Spotify dari sebuah negara bernama Swedia. Setelah ditolak Google, ia merasa bahwa Silicon Valley selalu bisa dikalahkan. Toh negaranya tak kekurangan talenta. Dan ini bukan sekedar isapan jempol karena dibuktikannya dengan menggandeng sosok-sosok paling jenius yang akhirnya melahirkan Spotify yang mengubah dunia musik selamanya.
Miniseri "The Playlist" memperlihatkan bagaimana Daniel Ek melewati rintangan demi rintangan demi mewujudkan impiannya. Tapi Daniel mungkin sedikit lebih beruntung dari Mark. Karena sedari awal ia punya Martin Lorentzon, pengusaha bervisi tajam, yang mendukungnya.
Tapi sedari awal juga kita disadarkan bahwa uang bukan segalanya bagi sebuah impian. Kadangkala ia berhadapan dengan regulasi, kali lain ia berhadapan dengan kebiasaan lama yang susah diubah dan seringkali ia mesti beradu dengan ego dari sang pemilik mimpi. Dan karena impian sering lahir dari mereka yang berusia muda dengan watak yang mencoba idealis, kompromi kadang terasa seperti mencari jarum di dalam jerami. Suatu hal yang bisa jadi mustahil.
Namun impian akan terus mengalami benturan demi benturan hingga pada akhirnya ia terbentuk. Daniel pada akhirnya tahu itu bahwa apa yang dilakukannya adalah hal yang revolusioner dan memerlukan kapasitas diri untuk fleksibel. Sebelumnya industri musik dikendalikan penuh oleh label rekaman, setelahnya musik "didemokratisasi" habis-habisan oleh situs bajakan hingga akhirnya muncullah Spotify sebagai solusi. Tapi betulkah Spotify adalah solusi, terutama bagi musisi yang menggantungkan hidupnya dari musik?
"The Playlist" bisa ditonton di Netflix.
3. MINX
Minx adalah majalah rekaan dari serial "Minx". Majalah yang hadir di tahun 1970-an ketika perempuan mulai gelisah dengan kebebasannya. Majalah yang ingin perempuan tak perlu malu melotot melihat penis berukuran jumbo dari para model laki-laki. Majalah yang ingin memberdayakan perempuan dengan ide dan tulisan yang bernas.
Tapi seperti Indonesia, Amerika pun bisa jadi sama heterogennya. Tak semua orang bertepuk tangan atas lahirnya majalah seliberal Minx. Senator perempuan tak terima ada majalah yang dianggapnya mencemari nilai-nilai keluarga, pebisnis mafia yang tak setuju dengan ide legalisasi aborsi dan dari kalangan perempuan sendiri yang menganggap bahwa menjual ide tentang kebebasan perempuan tak perlu diiming-imingi dengan gambar penis. Seperti yang dipertanyakan Joyce ketika pertama kali melihat rancangan edisi perdana kepada Doug. "Apakah ereksi konsisten dengan filosofi kita?"
"Minx" bisa ditonton di Lionsgate Play.
4. FROM SCRATCH
Amy yang berasal dari Los Angeles, Amerika dan Lino yang berasal dari Sisilia, Italia, berasal dari dua kutub budaya yang sungguh berbeda. Amy merayakan kepraktisan dan Lino memelihara ketekunan, Amy pragmatis soal keyakinan dan Lino menjalani hidup sebagai penganut Katolik yang taat, Amy yang berasal dari keluarga korban perceraian namun hangat satu sama lain dan Lino yang berasal dari keluarga normal namun saling terasing. Dan "From Scratch" akan membawa kita menyelami kehidupan dua manusia dari kultur berbeda.
Hidup selalu mencari titik seimbangnya. Ketika Amy dan Lino mulai mengecap kebahagiaan, malaikat kematian mulai mencari peluang. Lino diserang kanker dan membuat Amy kalang kabut. Dan di tengah mereka ada Idalia, putri semata wayang mereka yang cantik. Situasi menjadi tak sederhana karena kanker akan merenggut cahaya dari kehidupan seseorang sedikit demi sedikit. Dan bagaimana memberitahu anak berusia 9 tahun soal kematian?
Dalam 8 episode, miniseri "From Scratch" menawarkan beragam rasa yang ada dalam makanan, juga dalam hidup: pahit, manis, asam, kadang sedikit tawar. Dan lidah kita bisa menoleransi semua rasa itu. Sebagaimana hidup, kita tahu bahwa tak ada yang abadi. Kematian itu mutlak. Dan hidup yang kita jalani adalah perjalanan menuju kematian. Tergantung dari kita apakah kita ingin menjalaninya dengan asyik atau dengan khusyuk.
"From Scratch" bisa ditonton di Netflix.
5. BAD SISTERS
JP adalah karakter paling menjijikkan dalam sejarah serial di layanan streaming saat ini berkat sukses "Bad Sisters". Serial yang diadaptasi dari serial asal Belgia berjudul "Clan" ini sukses membetot perhatian dan membuat penasaran mengikuti kisah upaya 4 perempuan bersaudara membunuh saudara ipar laki-laki mereka, JP.Â
Skenario sukses memperlihatkan betapa manipulatif, kejam dan menjijikkannya JP sehingga kita terlibat secara emosional menyaksikan bagaimana segala upaya membunuh JP harus melalui serangkaian kegagalan. Di setiap episode kita diberi alasan yang sangat meyakinkan tentang bagaimana daruratnya melenyapkan orang paling menyebalkan di muka bumi itu.
Dalam kasus "Bad Sisters", kita mungkin pernah bertemu dengan karakter seperti JP. Kita mungkin pernah berkonflik dengannya dan memilih ke pinggir arena. Kita mungkin pernah membiarkannya terus melenggang melakukan apapun yang dia inginkan. Dan Sharon Horgan selaku kreator tahu bahwa kita ingin betul membunuh orang sejenis itu meski kita tahu pasti konsekuensi dari perbuatan itu.Â
Karenanya Sharon seperti bisa membaca pikiran penonton yang gemas betul dengan segala hal yang dilakukan JP dan ikut gemas ketika JP gagal dibunuh berkali-kali. Tak ada alasan untuk tak mengenyahkan JP dan Sharon mengonfirmasi itu dalam setiap episode dan kita diyakinkan bahwa itu adalah tindakan terbaik dengan konsekuensi terburuk.
Secara isi sebenarnya apa yang diutarakan "Bad Sisters" tak jauh berbeda dengan yang diperlihatkan dalam sinetron di layar televisi kita. Namun skenario ditulis dengan pendekatan menarik, sebuah cara memperlihatkan ending terlebih dahulu namun perlahan barulah dikuliti apa yang sesungguhnya terjadi. Skenario juga memberi ruang untuk mengembangkan banyak karakter untuk bersinar dengan caranya masing-masing dan terutama bagaimana episode demi episode dituturkan dengan sangat berhati-hati.Â
Investasi pada skenario, pada karakter yang multidimensional, pada bagaimana membangun semesta cerita dengan sangat meyakinkan, itulah yang tak dipunyai industri sinetron kita. Sejumlah cerita di sinetron punya potensi untuk bersinar seperti "Bad Sisters" namun karena dikembangkan secara terburu-buru tanpa memahami segala akar masalah yang perlu dijaga betul dalam setiap episode membuat sinetron kita bahkan mundur beberapa langkah dibanding satu dekade sebelumnya.
"Bad Sisters" bisa ditonton di Apple TV.
6. FIREFLY LANE
Tully dan Kate adalah tokoh sentral dalam serial "Firefly Lane". Mereka menjalin persahabatan sejak berumur belasan di pertengahan tahun 70-an, menjalani karir bersama di tahun 80-an dan tetap bersahabat di awal tahun 2000-an. Sebuah persahabatan yang terentang panjang melewati tiga dekade. Bayangkan apa saja yang dilalui persahabatan selama itu. Pasti ada sesuatu yang istimewa sehingga keduanya bisa setia berkawan dengan episode hidup masing-masing.
Tapi keistimewaan "Firefly Lane" bukan sekedar persahabatan yang terentang panjang itu. Juga karena bagaimana caranya bertutur. Kisah Tully dan Kate secara konsisten dan efektif dituturkan melalui metode kilas balik. Dan kita akan melihat bagaimana tiga periode kehidupan mereka bisa saling terkait satu sama lain. Diantara tiga periode itu ada cinta, airmata, romantisme dan kadang tragedi. Berbagai peristiwa menguji persahabatan mereka dan sejauh ini solid. Namun bisakah mereka terus bertahan melewatinya ketika hidup dan dunia di sekeliling mereka terus berubah?
Menonton "Firefly Lane" mengasyikkan karena kita seperti melihat kisah-kisah hidup perempuan yang bisa siapa saja. Tully bisa saja Amelia yang kita kenal saat kuliah jurnalistik dan berambisi menjadi jurnalis reporter yang hebat. Kate bisa saja Dewi yang kita kenal saat jadi anak baru di stasiun televisi swasta yang tak ambisius menjadi produser program acara karena ingin menjadi seorang ibu. Keduanya sosok yang familiar yang dengan mudah bisa kita temukan di manapun.
"Firefly Lane" bisa ditonton di Netflix.
7. MAMMALS
Selingkuh dalam hubungan pacaran rasanya masih sangat mungkin ditolerir, namun bagaimana jika hal itu terjadi dalam hubungan pernikahan? Serial "Mammals" menyodorkan pemikiran itu. Soal selingkuh bukan isu baru di film/serial/miniseri. Kita sudah melihat beragam jenisnya, termasuk salah satu yang terbaik dalam film "Unfaithful".
 Adrian Lyne menyodorkan kisah menohok dari pasangan suami istri yang sepintas berbahagia. Tapi diam-diam sang istri berselingkuh dengan pria yang jauh lebih muda darinya. Sang istri terbakar api asmara dan ketika mengetahui istrinya berselingkuh, sang suami terbakar api cemburu. Dan diam-diam rumah tangga mereka terbakar dari dalam. Apa yang harus dilakukan untuk menyelamatkannya?
"Mammals" melakukannya hampir sama persis dengan "Unfaithful". Kita melihat pasangan yang tampak selalu jatuh cinta setiap harinya. Kita melihat suami yang penyayang, istri yang setia dan keluarga mereka yang mencintai. Jamie [dimainkan secara mengejutkan oleh James Corden] begitu mencintai istrinya, Amandine, bahkan menamai restoran impiannya dengan nama istrinya. Hingga suatu hari tanpa sengaja Jamie mendapati pesan teks dari seorang laki-laki untuk istrinya. Pesan yang akan membuka rahasia demi rahasia yang selama ini disimpan rapat. Dan membongkar sifat hewani manusia. Apakah kita manusia atau sejatinya mamalia?
Jamie patah hati. Tapi rasa penasarannya mengalahkan segalanya. Ia melacak laki-laki selingkuhan istrinya dan mendapati kejutan demi kejutan yang mengagetkan dirinya. Dan terutama mengejutkan penonton.
"Mammals" bisa ditonton di Prime Video.
Ichwan Persada adalah sutradara/produser/penulis skenario, pernah menjadi dosen di Universitas Padjajaran dan SAE Institute
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H