Menurut seorang pakar ekonomi bernama Schumpter, faktor utama yang mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara adalah pengusaha dan inovasi. Kenapa bisa begitu? Karena semakin banyak pengusaha, maka semakin tinggi persaingan, jika persaingan di pasar semakin ketat, maka pengusaha-pengusaha itu pasti melsayakan inovasi pada produknya untuk tetap bertahan di pasar. Inovasi-inovasi inilah yang kemudian menggerakan roda ekonomi, adanya inovasi-inovasi tersebut kemudian bisa di ekspor atau bisa bertahan di pasar hingga pasar di sebuah negara tidak akan mati.
Nah, ngomong-ngomong, soal pengusaha dan inovasi. Beberapa hari yang lalu, saya secara tidak sengaja masuk ke website Dinas Kebersihan Provinsi Aceh. Sebenarnya, tidak ada maksud tertentu, hanya ingin melihat-lihat saja. Saya cukup mengaggumi kota-kota di berbagai Kabupaten di Provinsi Aceh. Setiap kota mempunyai keindahan menakjubkan dan bersih di setiap sudutnya. Sebahagian kota yang ada di Aceh sudah saya kunjungi, begitupun dengan Kota Tapaktuan di Aceh Selatan.
Di setiap kota tentu mempunyai Induk Pasar. Saya terkesan dan penting untuk berbicara lebih tentang Inovasi Pasar yang ada di Daerah Kota Tapaktuan ini.
[caption id="attachment_340198" align="aligncenter" width="300" caption="Pasar Induk/Pasar Inpres Tapaktuan"][/caption]
Pasar yang saya kunjungi ini bernama Pasar Inpres. Tepat di pusat kota Tapaktuan, Aceh Selatan.  Sambil melihat-lihat pasar, saya teringat waktu kuliah dulu di Kota Banda Aceh, saya berjualan sembako di Kios kecil depan pasar Peunayong. Pada masa itu banyak pesaing yang menghambat dagangan untuk bisa laris manis, sehingga saya membaca artikel dari situs Website UCEO atau kepanjangannya Universitas Ciputra Entrepreneur Online. Forum ini didirikan dengan tujuan untuk berbagi ilmu dan semangat berwirausaha dikalangan masyarakat umum. Tentu saja tanpa berpikir dua kali saya pun memutuskan untuk mendaftar dan mengambil course marketingdari empat course yang disediakan, tapi apa boleh buat tempatnya jauh sekali untuk bisa mengikuti forum itu, intinya saya tidak jadi ikut.
Pada mulanya saya benar-benar bingung, Bagaimana dagangan saya bisa laris manis tiap harinya. Sehingga saya mendownload materi tersebut dan mulai mempelajarinya.
Saya menghabiskan tiga hari untuk mempelajari seluruh materi yang ada dan mengalisis materi bisnis ini. Dimulai dari materi hari pertama saya baca, yaitu 3C, yaitu Customers Needs, Company, dan Competitor. Saya mencoba menganalisa apa yang dibutuhkan oleh pembeli saya, kemudian seperti apa brand dan Kios yang sedang saya bangun ini, serta siapa-siapa saja pesaing yang mengancam usaha saya ini.
Kemudian, materi berlanjut di hari berikutnya dengan analisis SWOT, yaitu  strengths, weaknesses, opportunities, dan treats. Dalam materi ini saya kemudian menganalisa tentang kekuatan-kekuatan dari para pesaingku lalu kelemahan-kelemahannya, lantas mencoba untuk menemukan peluang-peluang ke depannya serta ancaman-ancaman yang mungkin saja datang tak terduga.
Di hari yang ketiga, materi yang Saya baca mulai menjurus tentang marketing, yaitu STP, segementasi, Targeting dan Positoning. Saya mulai membagi-bagi pasar Saya menurut demografis, geografis, tingkah lsaya, serta psikografisnya. Kemudian, menentukan target yang paling potensial bagi Kios Saya, dan akhirnya menentukan posisi di mana Kios Saya ini seharusnya berada.
Pada hari terakhir, saya membaca keseluruhan materi dengan judul Marketing Mix yang terdiri dari 4P, yaitu:Price, Promotion, Place, dan Product. Saya belajar menentukan harga bagi produk Saya, kemudian menentukan bagaimana mempromosikannya yang baik dengan format AIDA (attention, interest, desire, dan Action), lalu memprosisikan Kios Saya di dunia maya untuk mendekati para pembeli, dan yang terakhir mencoba mengakali meningkatakan kualitas produk Saya di mata pembeli.
Kemudian di tahap pertumbuhan kita bisa gencarkan promosi, lalu ketika produk kita sudah matang kita harus memikirkan tentang membuka cabang baru atau membangun usaha di tempat lain, dan yang terakhir ketika berada di posisi mundur, kita harus berfokus pada produk dan inovasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H