Memulai empati adalah bertemu, bertatap, berbicara dan berhubungan. Hal yang mudah dan sederhana tetapi setiap individu merasa empati adalah Hal tersulit dilakukan daripada simpatik,, menurut kita duluan mana ya, Empati atau Simpatik ?
Sebuah Teoritis
Menempatkan perspektif orang lain kedalam perspektif pribadi menjadi syarat penting dalam empati. Poin ini sebagai pelengkap syarat lainnya yaitu emotional sharing dan self awareness, sebuah proses esensial. yang berfungsi untuk mengadaptasi dan mengatur perspektif pribadi yang secara otomatis akan timbul dari setiap interaksi sosial. Leslie, 1987 dalam Decety, 2005, didalam empati terdapat tahapan yang membentuk tiga lapisan tipis, yaitu :
- Mengesampingkan perspektif pribadi,
- Membayangkan kondisi psikologis orang lain,
- Meng-implementasi konten yang menggambarkan kondisi Psikologis tersebut.
suatu kondisi yang tidak melupakan bahwa kita berada dalam kondisi as if atau bayanganlah yang akan membuat kita mampu memproses ketiga lapisan itu. Kondisi ini pula yang memungkinkan kita bisa ber-empati terhadap orang lain karena kita merasa "larut".
Jika seorang sahabat merasa dan menyatakan seakan tidak ada jalan keluar dalam permasalahannya, kita berpeluang untuk melihat dan menelaah, setidaknya bisa mengurai kembalistruktur permasalahan dan kondisi yang sedang dialami secara kognitif dan afektif. contoh kalimat empati yang spontanitas kita ucapkan adalah "Saya bisa mengerti apa yang kamu fikirkan dan bisa merasakan apa yang kamu rasakan". selanjutnya membuka kesempatan untuk diskusi lebih sehat. Kita sendiripun berlatih untuk tidak terjebak menjadi individu egosentris seperti masa kanak-kanak dulu(Sumber Wikipedia)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H